Salah satu kultur yang dibangun di sekolah tempat saya berkhidmat ialah semua orang murid semua orang guru. Dengan prinsip tersebut, siapapun orang yang berada di sekolah atau warga sekolah adalah murid sekaligus adalah guru. jika sebagai murid maka dia belajar dari guru-gurunya, dari teman-temannya, dan dari lingkungannya. jika sebagai guru, maka dia belajar kepada rekan sesama guru, belajar kepada murid-muridnya, serta kepada lingkungannya. Semua warga sekolah dituntut untuk menjadi teladan sesuai posisinya masing-masing.

Saya sendiri banyak belajar dari murid-murid hebat. kenapa saya katakan hebat? ya karena ada kelebihan-kelebihan yang mereka miliki dibandingkan dengan saya sebagai gurunya. murid-murid hebat ini memiliki tempat istimewa di hati saya juga guru-guru lainnya. apakah anda juga memiliki murid yang hebat? Nah, berikut ini saya ceritakan murid-murid saya yang hebat ini.

1. Annisa

Annisa murid angkatan kedua disekolah. dia tinggal dengan seorang ibu yang berprofesi sebagai pedagang jamu keliling. Secara akademik, anis -begitu ia akrab disapa- termasuk murid yang biasa-biasa tidak ada keistimewaan. Kisah yang membanggakan adalah ketika ia sudah kelas 12 dan mengikuti Ujian Nasional (UN). Karena sekolah belum terakreditasi, maka untuk bisa mengikuti UN harus menginduk kepada sekolah negeri terdekat. Waktu itu UN masih menjadi syarat utama kelulusan dari sekolah. Namun, jika tidak lulus UN, masih diberi kesempatan untuk mengulang mata pelajaran yang tidak lulus.

Anis bersama teman-teman seangkatannya mengikuti UN bertempat di sekolah negeri yang menjadi induk. sebuah sekolah negeri di Kota Tangerang Selatan. singkatnya, ketika hasil UN diumumkan, ada 3 murid yang dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang untuk mata pelajaran yang tidak lulus, dan salah satunya adalah Anis. Kemudian anis mengikuti ujian ulangan. Pada saat UN ulangan inilah, panitia UN dari sekolah negeri tersebut menelpon kepala sekolah dan mengeluhkan sikap Annis yang kata panitia tersebut "Sombong". ya kata panitia, annis ini murid yang sombong. kenapa? karena sudah ga lulus UN, ketika mengikuti UN ulangan, dan diberitahu kunci jawaban oleh panitia, namun Annis ini menolak. Anis memilih mengerjakannya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Annis mempertahankan prinsip Jujur dalan Ujian Nasional. Akhirnya ketika pengumuman hasil UN susulan, Anis dinyatakan TIDAK LULUS lagi.

Pihak sekolah dan pihak yayasan menyikapi ketidaklulusan Anis dengan bangga. ya sekolah dan yaysan bangga memiliki murid seperti Anis yang memegang teguh prinsip "Kejujuran" meskipun hasilnya saat itu terasa pahit. Namun, liahat apa yang terjadi kemudian. Anis akhirnya lulus dengan Ijazah Paket C. Setelah itu ia mendapat beasiswa kuliah di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam dan lulus menjadi sarjana ekonomi islam sepesialisasi akuntansi syariah. Informasi t.erakhir yang saya peroleh, Annis berkarya di Badan Amil Zakat Nasional dengan posisis sebagai bagian keuangan.

Masya Allah Tabarokallah. Allah maha adil, orang-orang yang baik, yang memegang teguh prinsip kejujuran maka ia akan dekat dengan kebaikan dan surga adalah balasan yang layak untuk mereka yang jujur. sebagaimana Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim "Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan menunjukkan kepada syurga"

Saya belajar dari Annis tentang bagaimana memegang prinsip kejujuran. Sungguh tidak lah mudah mempertahankan kejujuran ditengah godaan dan tekanan seperti yang Anis lakukan. Anis menjadi bukti bahwa orang yang memegang teguh kejujuran maka hidupnya akan mujur. sebaliknya orang yang tidak jujur pasti akan hancur. wallahu'alam.