Hari ke 89. Tantangan menulis 90 hari.

GERHANA DULU DAN KINI

Suatu ketika, bapak saya memberitahu agar tidak keluar rumah pada saat sore hari. Pertanyaan saya kemudian muncul, ada apa ?. Maklum, anak kecil yang masih mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

Beliau mengatakan kepada saya, bahwa akan terjadi gerhana bulan, dimana sang Batara Kala akan memakan bulan. Saya harus di dalam rumah, agar tidak menjadi korban sang Batara.

Beliau pun menggambarkan Batara Kala itu raksasa yang hanya memiliki kepala hingga leher. Itu karena hukuman dari Dewa Wisnu yang menebas leher Kala dengan senjata cakranya.

Maka, gerhana jarang berlangsung lama. Matahari atau bulan yang ditelan Kala akan keluar lagi lewat leher bagian bawah yang sudah terpotong.

Kengerian itulah membuat saya menuruti nasihat beliau.

Memasuki jenjang kelas 6 sekolah dasar, saya membaca buku Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap---lebih dikenal dengan RPUL--- sebuah buku wajib yang harus dibaca setiap akhir pekan dan awal pekan.

Lalu kemudian guru saya akan menanyakan isi dari buku RPUL itu. Dari sini saya tahu tentang kisah pendaratan manusia pertama kali di bulan.

Pada tanggal berapakah manusia pertama kali mendarat di bulan ?--- itu pertanyaan guru saya waktu itu ---- Tanggal 21 Juli 1969

Siapakah manusia atau astronaut itu ? Mereka adalah Neil Armstrong dan Buzz Aldrin sebagai manusia pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan dalam misi Apollo 11. Mereka adalah astronot NASA.

Masa itu tetap saya ingat. Karena kemudian ketika saya belajar di Pondok Pesantren, suatu ketika ada pelajaran tentang tarikhul Islam bab sejarah bulan Hijriyah, kami pun berdiskusi dengan seru membahas penentuan awal bulan itu.

Di akhir kami semua di kelas sepakat, bahwa penentuan awal bulan dengan metode hisab, adalah sesuatu yang sudah sesuai zaman. Bulan bisa diketahui posisinya. Karena manusia pernah mendarat di sana.

Kemudian itu beberapa tahun kemudian itu dikuatkan dengan saya mengikuti pelatihan ilmu hisab oleh salah satu 15 fisikawan teoritis di Indonesia Agus Purwanto. Dimana saya bisa menghitung kapan akan terjadi bulan berikutnya.

Mantap lah saya, bahwa penentuan awal bulan Hijriyah dengan ilmu hisab. Bagaimana dengan metode lain selain itu. Bukan ranah saya untuk memperdebatkan itu. Masalah keyakinan sajalah yang membedakan itu.

Maka hilanglah nasehat bapak saya tentang Batara Kala itu. Saya kira beliau pun akan menerima hal ini.

Penentuan awal bulan Hijriah itu sangat penting, karena ada kaitannya dengan ibadah Sunnah. Apabila tidak ada kepastian awal bulan itu, bagaimana kita akan mengerjakan amalan Sunnah itu.

Salah satunya adalah mengerjakan sholat Gerhana. Dan itu ada tuntunannya. Bisa anda lihat tulisan teman saya di sini.

Ilmu hisab atau ilmu penentuan awal bulan Hijriyah ini akan terus berkembang menjadi yang lebih baik. Sudah seharusnya menjadi standard penentuan awal bulan Hijriah internasional.

Dan itu bukan kemustahilan. Tapi saya juga tidak tahu kapan itu terjadi.

Kita bisa memprediksi kapan akan terjadi gerhana dengan tepat---sesuatu yang jarang terjadi, bahkan kadang terjadi 100 tahun sekali--- kenapa pula kita tidak bisa menentukan awal bulan Hijriyah itu.

Semoga itu terjadi...