Matrasit

Salam kenal... Namaku Ahmad Rasyid (nama pena) atau Matrasit, terlahir di Sumenep pada tanggal 6 Mei 1967. Mulai Maret 1988 berprofesi guru di Kabupaten ...

Selengkapnya
Navigasi Web

CIPI YANG MENGGELIKAN

CIPI YANG MENGGELIKAN

Maaf banget apabila tema tulisan berikut sedikit menyinggung rasa para pembaca budiman. Saking berasa tak enak bila hanya duduk diam saja. Jikalau prilaku yang semacam ini dirasa bertentangan dengan norma agama dan susila. Jadi tulisan ini sekadar opini dan tentu butuh ibarat/dalil dari referensi kitabiyah secara komprehensif dan mendalam.

Terdapat hal yang sangat menarik bahkan sudah membudaya di daerah saya, Sumenep apabila seseorang akan berangkat dan atau baru datang dari dua kota suci, yaitu Makkah dan Madinah. Banyak sanak famili, sahabat, dan handai taulan lainnya ikut bersuka ria. Mereka rame-rame bersemangat untuk mengantarkannya ke tempat pelepasan jamaah haji atau umroh tingkat kabupaten/kota. Atau sebaliknya ketika akan datang mereka tetap tinggi apresiasinya sehingga ada yang mengharuskannya ke embarkasi Juanda Jawa Timur.

Saya pribadi sebenarnya kurang paham apabila saling berpelukan atau cium pipi kanan/kiri (cipika-cipiki) antara jamaah dengan pengantar/penjemput itu budaya mana, Arab atau apa. Tapi hal prilaku tersebut sudah mengakar di masyarakat. Prilaku yang demikian sebenarnya menunjukkan sifat kekerabatan yang sangat kental dan berekspresi positif. Tampak dari mulut dan hati mereka saling mendoakan dan memaafkan. Mendoakan keselamatan antara yang berangkat dengan yang ditinggalkan akan mendapatkan keselamatan dan tercapainya tujuan mereka. Begitu juga pada saat tiba di tanah air mereka saling mendoakan lagi agar mendapatkan haji maqbul dan mabrur, dan atau yang lainnya dapat ditakdirkan untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh di tanah suci Mekah Al Mukaromah dan Madinah Al Munawarah yang demikian juga; mengharapkan barokah; serta siraman syafaat dari Rasulillah shallallahu 'alaihi wasallam. Aamiin.

Namun ada pemandangan yang cukup menggelikan apabila cipika-cipiki tersebut dilakukan antara mereka yang berlainan jenis. Kalau antara keduanya terdapat hubungan mahram yang dihalalkan secara syar'i tak menampakkan masalah, karena memang boleh. Yang menjadi pertanyaan jikalau mereka bukan muhrim lalu bagaimana ?

Walaupun sebenarnya ada di antara mereka yang menampakkan perasaan risih dan tak mau untuk melakukannya. Saya pikir hal tersebut termasuk budaya yang baik, tapi kemudian terjerumus pada salah kaprah dan salah sasaran.

Barangkali jikalau berjabatan tangan masih ada toleransi, walaupun ittifaq ulama mengharamkannya apabila antara mereka telah saling dewasa dan bukan muhrim. Antara guru dengan siswa yang cukup dewasa pun sudah harus ada hijab.

Jadi saya berpikir sangat risih dan malu rasanya apabila mereka yang datang dari tanah suci kemudian terkotori oleh perilaku yang sebenarnya diharamkan bila tidak dengan mahram. Nah, jikalau hal ini ada unsur kesengajaan, jangan berharap mabrur, maqbul pun jadi sulit. bisa-bisa jadi mardud atau hajinya tertolak. Oleh sebab itu, harus berhati-hati terhadap tindakan kita, eman-eman sudah hadir ke tanah suci, ke Baitullah, menyampaikan permohonan ampunan atas dosa selama ini, dan diyakini doanya pasti diijabah oleh Allah, eh malah setibanya membuka lembaran baru dengan hal yang tidak dibenarkan. Demikian juga dengan para pengunjung hendaknya tidak nyeruduk atau apa namanya, kasihan Pak Tuan Haji. Kita jangan terkecoh oleh budaya yang kurang diterima oleh norma agama dan norma soisial. Kita harus selektif, bukan pokok ngetren.

Saya secara pribadi sangat mendukung cipika-cipiki, tapi harus tepat sasaran sehingga nilai, hakikat, tujuan dan manfaatnya berdampak positif pada peningkatan peradaban Islam.

#By Ahmad Rasyid

#Ambunten 21 Agustus 2019

#CrystalMadrasahDiniyah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post