Matrasit

Salam kenal... Namaku Ahmad Rasyid (nama pena) atau Matrasit, terlahir di Sumenep pada tanggal 6 Mei 1967. Mulai Maret 1988 berprofesi guru di Kabupaten ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGENALI GURU

MENGENALI GURU

MENGENALI GURU

@hmad Rasyid

Bila GURU berdiri di depan kelas adalah sebagian kewajiban guru. Siswa pun diarahkan untuk memberi ucapan salam dan mencium tangan sebagai tanda penghormatan. Maafkanlah, itu BUKAN GURU HAUS KEHORMATAN, tetapi karena siswa sedang dididik untuk tahu dan terbiasa menghormati orang lain. Terutama bagi kedua orang tua, kepada guru atau kepada orang yang layak untuk dihormati. Sebab dengan pembiasaan ucapan salam, siswa tidak akan merasa sungkan untuk selalu menyampaikan salam kepada siapa dan di manapun.

Bila GURU mengajar di depan kelas __siswa diminta "memperhatikan"__, terkadang masih dibumbui dengan yel-yel yang bernilai pemantapan dan penguatan karakter -- BUKAN GURU TAK TAHU METODE MENGAJAR YANG BAIK. Melainkan karena siswa sedang dididik untuk menghargai orang lain. Agar siswa mampu menyimak dan fokus terhadap "sesuatu" yang disampaikan oleh siapapun. Seiring dengan hadits Rasulullah, "Lihat (perhatikan) apa yang disampaikan, dan jangan kau lihat siapa yang menyampaikannya."

Bila GURU _nyangoe_ "Pekerjaan Rumah", siswa diminta menyelesaikan di rumah, sekali-kali bukan semata ingin memberi "beban" tambahan, tetapi karena siswa sedang diarahkan untuk bisa mengisi waktu luang di rumah dengan kegiatan belajar berkualitas, di samping hak-hak anak lainnya. Sebab disayangkan bila waktu yang lebih berpeluang di rumah tidak termanfaatkan dengan efektif dan efisien. PR yang terstruktur diharapkan sebagai salah satu solusi pemanfaatan waktu.

Guru ketika suatu waktu bertindak "merobek kertas ujian" karena terbukti ditemukan menyontek, baik yang disiapkannya sendiri atau meluhat hasil pekerjaan temannya. Lalu dia diminta untuk mengikuti ujian susulan, ingatlah -- BUKAN karena GURU berlaku JAHAT. Tidak juga biadab. Tetapi karena siswa sedang dididik pentingnya berprilaku jujur. Prilaku jujur sebagai salah satu indikator insan kamil. __ Kejujuran itu (akan) menyelamatkan__ as- shidqu munajjin. (maqala)

Lalu bagaimana jikala GURU menyusun jadwal piket kebersihan, maaf _ siswa diminta membersihkan lingkungan sekolah, BUKAN karena GURU SEENAKNYA MEMERINTAH, tetapi karena siswa dididik untuk bisa bertanggung jawab terhadap sesuatu yang dibebankan, sekaligus mampu memotivasi diri tumbuhnya cara menghargai diri dan lingkungan sekitar. Bila di sekolah sudah tersedia juru kebersihan dan juru kebun, masih tetaplah dibutuhkan desain GURU untuk hal keterlibatan siswa dalam prilaku peduli terhadap kelestarian lingkungan sekolah yang aman, nyaman, sehat, dan indah secara langsung.

Maaf, pabila GURU berbicara cukup keras karena siswa kurang memperhatikan atau siswa tak melaksanakan beban pekerjaannya, BUKAN karena GURU BENCI, tapi siswa sedang dididik untuk mampu menyadari akan sikap SALAH yang diperbuatnya. Evaluasi Diri semestinya dibangun secara konprehensif sedari dini, termasuk oleh GURU. Bangun dan tumbuhkan untuk siswa terbiasa tidak mengkambinghitamkan sesuatu yang diperbuatnya sendiri, sebab komitmen yang tumbuh dari "sadar diri".

Ini lagi yang sangat disoroti sekaligus menjadi fenomena sekelompok wali siswa bila GURU menggunakan alat pendidikan, semisal memberikan hukuman fisik yang menimbulkan rasa "sedikit sakit" bagi siswa yang bersikap bandel. Indisipliner. Begitu mudahnya mereka melaporkannya pada pihak berwajib. Guru digadang-gadang sebagai pesakitan. Dimejahijaukan. Maaf, BUKAN karena GURU MARAH atau semata ingin MERENDAHKAN KEHORMATAN -- TIDAK. Melainkan karena siswa sedang dididik untuk menyadari kesalahan, mengerti kebaikan dan kembali pada jalan taat azas. Maaf -- seolah mengenai pribahasa "kacang lupa kulitnya". Naif dan disesalkan. Berbeda __ kecuali memang terbukti terdapat unsur kesengajaan GURU dan tindakannya tidak manusiawi.

Hal terakhir yang harus kita pahami bila GURU melarang siswa melakukan hal-hal yang terlihat mengasyikkan, misalnya: bergaul secara intim dengan teman lain jenis, suka mabuk-mabukan, bermain game dengan gaway tanpa mengenal waktu dan seterusnya -- BUKAN karena GURU TAK MENGERTI KESENANGAN siswa, tetapi karena siswa sedang dididik untuk menatap masa depan lebih baik. Yaitu bagaimana mereka dapat memanfaatkan waktu dan menjaga kesehatan pikiran dan jiwanya. Sehingga di sinilah GURU diharapkan perannya secara aktif bagaimana menumbuhkan daya kreatifitas siswa secara normal dan optimal. Dan tak jemu untuk menyampaikan pesan moral setiap waktu.

Guru "semestinya" harus tetap berada di garis terdepan sebagai agen perubahan ke arah yang positif. Perlunya intensitas guru dalam pemanfaatan media digital searah dinamika perubahan dan kebutuhan siswa itu sendiri. Guru dituntut untuk dapat menjadi teladan dalam setiap hal. Walaupun -- GURU juga manusia. Yang tak mungkin selamanya dapat berprilaku sempurna dan terhindar sifat dasar kemanusiaannya.

Selamat Hari Guru Nasional ke-74 tgl 25 November 2019

#BANGGALAH MENJADI GURU

#BANGKITLAH BERSAMA GURU MENUJU INDONESIA MAJU

#Jatim Expo Surabaya, 24 Nopember 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah Kita harus bangga telah memilih profesi guru

24 Nov
Balas



search

New Post