Ahmad samsi

Mencerdaskan anak bangsa...

Selengkapnya
Navigasi Web

Membentuk Budaya Literasi Anak-anak di Kampung Dumar

Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah salah satu misi terbesar Negara Indonesia yang dalam hal ini sudah sejak era sebelum kemerdekaan sampai sekarang. Terlepas dari misi diatas, tentu kita semua sudah sangat mengetahui bahwa ada konteks pradaban yang sangat baik dalam mendukung mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu pradaban literasi. Tentu dengan kehadiran literasi ditengah pradaban bangsa saat ini sangat memberikan efek yang cukup positif sebagai modal kekuatan revolusi mental bangsa Indonesia saat ini. Itu artinya bahwa bangsa ini tidak boleh lemah dan pasrah dengan kondisi potensi yang dimiliki bangsa kita saat ini baik potensi sumber daya alam yang melimpah ruah, maupun sumber daya manuisa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia saat ini. Namun sejatinya, bahwa pradaban literasi menjadi cikal bakal kekuatan sumber daya manusia suatu bangsa untuk menghadapi berbagai bentuk tantangan zaman, yang apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang terserdia saat ini maka kita pun manjadi masyarakat yang pasif terhadap perkembangan zajaman.

Itu artinya kita harus menjadi kewajiban memikirkan nasib bangsa ini kedepannya, untuk tanggap dan respon terhadap anak anak bangsa saat ini menjadi modal bangsa untuk mempertahankan kedaulatan yaitu melaui sumber daya manusia yang mereka milikinya nanti. Wacana ini tentu sudah ada angin segar ketika pemerintah telah menggeratiskan biaya pengiriman buku oleh kantor pos, sehingga dengan seluruh aspirasi dari pegiat literasi saat ini baik dalam kelompok atau pun mandiri berlomba-lomba mengirim buku ke berbagai Taman Baca Masyarakat di seluruh Indonesia saat ini. Nafas segar ini sangat disambut baik oleh berbagai komponen, seperti para penulis buku saat ini berlomba lomba juga untuk menulis buku, kemudian warga pun berlomba lomba juga mendirikan Taman Baca. Pertanyaan kemudian adalah mengapa elemen masyarakat saat ini sangat antusias kehadiran Literasi? Maka untuk menjawab tantangan ini maka upaya Literasi yang dilakukan oleh berbagai pihak saat ini sebenarnya media sosial yang control terhadap sumber daya manusia untuk memberikan nafas segar bangsa ini agar menjadi bangsa yang sejajar dari kemajuan sumber daya manusia yang konteks nyata kita menang di tekhnologi, kita menang dalam menguasai ekonomi, dunia pendidikan kita juga pun sudah maju maupun komponen lainnya yang ada di bangsa ini kita juga menang.

Saat ini gerakan literasi sudah masuk diwilayah perkampungan yang jauh dari pradaban tekhnologi, sehingga buku buku yang masih menumpuk di berbagai perpustakaan atau pun dirumah pribadi saat ini sudah bergerak menuju ke kampung yang saat ini anak anak pun membaca dengan senang hati dan gembira. Pola hubungan kerjasama ini sangat memberikan nafas segar anak anak di kampung saat ini karena salah satu media ditengah kehidupan mereka adalah kehadiran Taman baca bisa menjadi alat control terhadap pengembangan sumber daya manusia mereka saat ini.

Tidak luput kehadiran Taman Baca masyarakat atau biasa dikenal dalam sebutan keseharian anak anak dikampung yaitu Pustaka Cahaya Dumar, yang didirikan atas dasar inisiatif sendiri dari saya sendiri agar taman Baca ini mampu membuka berbagai kegelapan dipikiran anak saat ini. Realitas tersebut saya pun berusaha dengan meluangkan waktu untuk mendirikan Taman Baca dikampung Dumar sejak 2017 yang lalu semenjak saya mulai bertugas di salah satu Sekolah Dasar Negeri Dumar.

Semangat dan antusias anak anak ketika Taman Baca ini berdiri dikampung Dumar, maka tak ada waktu yang disiasiakan bagi mereka selain mengunjungi TBM ini untuk berbagai aktifitas literasi. Say sendiri pun mengelola sitem kontrak belajar agar terarah dan anak anak tidak jenuh. Kegiatannya beragam baik menggambar, menulis cerpen, puisi, baca tulis hitung bagi anak yang masih di kelas bawah di sekolah dasar. Yang sangat menarik selain kegiatan disore hari, malam hari pun tidak terlewatkan begitu saja anak anak yang kelas 6 dan siswa kelas 3 SMP. Mereka berbondon-bondong belajar bersama di rumah TBM Cahaya Dumar yang kebetulah sementara menempati rumah pribadi saya.

Dalam mendukung kegiatan literasi di Pustaka Cahaya Dumar, saat ini sedang berkomunikasi dengan berbagai pihak yang siap mendonasikan buku, seperti komunitas 1001 buku, The Lawas Buku, teman-teman pegiat literasi dari Jawa,sumatera baik secara mandiri maupun dalam wadah organisasi mereka berdonasi buku ke kami, dan dari pihak Biro Humas Kemneterian Sosial juga sempat berdonasi buku hingga para penulis pun mengiri buku. Tentu dalam kondisi demikian, bahwa upaya mendukung revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi saat ini tentu sangat relevansi dengan semangat visi pendidikan Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahwa bangsa ini tidak boleh dalam lemah dalam sumber daya namun harus memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sehingga dalam posisi kemajuan Negara pun Indonesia tidak garis ketertinggal dalam berbagai aspek.

Gerakan literasi yang dilaksanakan oleh berbagai pegiat sosial saat ini sebenarnya respon terhadap harapan dan bayangan bangsa Indonesia kedepannya, yaitu bangsa dengan memiliki mental kuat dan memiliki kemjauan IPTEK sehingga revolusi mental pun terjawab. Maka dalam bayangan tersebut gerakan pradaban literasi tidak hanya sebatas wacana dan hanya dilakukan oleh orang-orang dikota saja, sehingga yang maju dan berkembang cuku masyarakat di kota maka akan nampak status sosial yang berbeda disebuah Negara. Maka kehadiran Literasi yang tumbuh dan berkembang di kampung kampung saat ini sebenarnya bertujuan agar masyarakat memiliki wawasan pengetahuan yang luas sehingga mampu menerbos berbagai macam ketimpangan sosial, bahwa tidak adalagi berbagai bentuk kejahatan sosial. Virus literasi tentu menjadi corong pradaban saat ini, sehingga anak anak pun tidak mengalami kehidupan hybrid yang mengadopsi berbagai sikap dan prilaku dari dunia barat namun pengetahuan dan kebudayaan sendiri pun tidak ditunjukan kedalam dirinya sendiri atau internalisasi pengetahuan.

Geraka literasi menjadi tren di era sekarang karena saat ini para pegiat literasi yang berada di kampung pelosok negeri saat ini sedang membuka keran tabir kegelapan anak anak di kampung saat ini, bahwa dunia ini bukan hanya milik mereka yang dikota saja dengan fasilitas terjamin. Tentu Pustaka Cahaya Dumar mengakomodir berbagai bayang-bayangan anak di kampung saat ini agar mereka keluar dari zona yang penuh kabut dari dunia kemajua pengetahuan.

By AHmad Samsi (Pegiat Literasi Pustaka Cahaya Dumar, Kampung Dumar, Kabupaten Manggarai Barat-Nusa Tenggara timur)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat literasi dan barakallah

22 Oct
Balas

Semangat

12 Jul
Balas

Siap.. Makasih.. Salam literasi

22 Oct
Balas



search

New Post