Kemarin, tamparan sinar senja mengajak warga bumi perlahan menyusuri teras halaman kampung dengan silih berganti yang dengan tepat waktu memanfaatkan waktu yang tersisa hingga ufuk matahari terkubur dalam perut bumi.Ku sempatkan waktu dan kamera memotret lanskap teras kampung ini, lalu termuat dalam berbagai narasi yang terbingkai dengan ramuan kalimat melengkapi lanskap narasi ini.Ya, itu kampung dumar yang dari kurun waktu setelah musim hujan berakhir di bulan maret kemarin, tersihir musim kemarau dicampur cuaca lembab dan dingin hingga membeku seluruh badan. Baik disaat siang maupun malam, hingga harus memanaskan diri menghangatkan badan saat matahari menancapkan sinarnya di bumi. Saya pun ikut berdiri disisa sore hari yang cukup dingin agar badan terasa terasa hangat. Selain itu ada warga yang baru tiba di kampung dari kebun yang cukup jauh yang disetiap perjalanan dililit aroma dingin hutan.Ada anak anak berkeliaran menikmari senja, sembari terbahak bahak wajah yang tidak asing lagi mereka dalam keseharian berkatifitas bermain lalu singga di pustaka cahaya dumar mengintip berbagai literatur dan bacaan mengisi ruang pengetahuan mereka. Dikesempatan yang cukup indah senja ini, panggilan masuk dari kantor pos ada pengiriman buku untuk pustaka cahaya dumar sebagai bahan literatur bacaan warga Taman Baca pustaka cahaya dumar si kampung dumar saat ini, terurai segenap perhelatan pengetahuan yang menjadi jembatan kehidupan manusia adalah investasi masa depan indonesia melalui karya anak bangsa saat ini.Saya pun tak henti berbuat kebajikan dalam sajian berbagai literatur di pustaka cahaya dumar yang menjadi ekosistem kehidupan anak anak bangsa saat ini.Senja ku, selalu menawar sejuta inspiratif disetiap cengkraman diri diteriknya panas senja dan selau menjadi penawar harapan disetiap akhir senja.By ahmad samsi#pustakacahayadumar#posindonesia#pustakabergerakindonesia#kementerianpendidikanindonesia#kemenristekindonesia#masyarakatsm3tindonesia#ggdmabar