Ahmad Sangkono

Saya lahir 53 tahun lalu, tepatnya di Blitar Jawa Timur. Menempuh di SD, SMP, SMA di Blitar. 1990 sempat di UNEJ jember, setahun kemudian pindah ke IKIP Malang....

Selengkapnya
Navigasi Web
PANDANGAN DAN HARAPAN KURIKULUM MERDEKA

PANDANGAN DAN HARAPAN KURIKULUM MERDEKA

PANDANGAN DAN HARAPAN KURIKULUM MERDEKA

Tujuan pendidikan Indonesia mempunyai arti penting untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya baik dari segi jasmani dan rokhani yang selaras dengan nilai sila-sila dari Pancasila. Untuk mewujudkan hal yang sangat fundamental tersebut, di lapangan secara merata dan utuh banyak mengalami berbagai hambatan.

Kendala yang kemungkinan dihadapi diantaranya adalah:

Faktor geografis Indonesia yang terdiri dari wilayah kepulauan,yang memungkinkan faktor akses info dan komunikasi terhambat dan terlambat (meskipun alat komunikasi sudah mudah/canggih)

Faktor birokrasi pemerintahan,kenyataannya tidak semua lembaga pendidikan baik dari jenjang PAUD sampai SMA tidak serentak mencanangkan kurikulum yang baru(karena dilaksanakan secara bertahap). Inilah yang menjadi problema penulis.

Belum adanya kesiapan yang terpadu, utuh dan “komplit” dari para pelaku pendidikan dari semua jenjang pendidikan untuk melaksanakan kurikulum baru.

Berkaian dengan paradigma program pemerintah tersebut, sebenarnya para pendidik di Indonesia sudah siap untuk melaksanakannya demi suksesnya "kurikulum merdeka “.

Para guru di Indonesia sekali lagi sudah mempersiapkan diri dengan cara mengembangkan potensi yang dimilikinya, demi terwujudnya mimpi pemerintah tersebut. Sering kali mengikuti workshop dan seminar kurikulum "kekinian" secara daring (webinar) maupun luring(komunikasi langsung ,baik yang diadakan oleh pemerintah ataupun lembaga pendidikan swasta).

Itu dilakukan tidak semata mata wajib ikut demi mengikuti peraturan yang ada, tetapi yang tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan para peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan Indonesia serta bisa bersaing dengan negara lain agar tidak ketinggalan kereta.

Para guru di Indonesia kenyataan memang sudah siap untuk menstranfer semua "item program" yang ada di dalam kurikulum merdeka, bahkan sudah banyak yang mendownload aplikasi platform merdeka belajar melalui smartphone.

Bahkan sudah mengikuti semua arahan yang ada dalam platform tersebut, meski banyak yang dipijit pijit untuk masuk ke platform tersebut. Memang semuanya yang ada dalam program platform tersebut sedikit membingungkan (termasuk penulis), akan tetapi semuanya membutuhkan kerja keras sebab prosesnya tidak semudah apa yang kita ibayangkan. Namanya manusia, pasti mempunyai kesibukan keluarga dan kedinasan.

Keseimbangan antara kesibukan di atas juga sekiranya dibarengi dengan keterbatasan menggunakan IT tersebut. Secara akal sehat IT dibuat untuk menyederhanakan dan memudahkan pekerjaan, tetapi kenyataannya untuk beradaptasi terasa agak sulit (pengalaman pribadi).

Tetapi dengan semangat"merdeka"untuk mensukseskan kurikulum merdeka semua pelaku penggiat pendidikan bekerja maksimal untuk mewujudkan "impian" yang ada di dalam kurikulum tersebut, meskipun faktor pendukungnya kurang maksimal.

Selain gambaran hambatan di atas tadi, salah satu faktor yang dapat menghambat jalannya roda sukses kurikulum merdeka adalah sarana dan prasarananya,misal sumber belajar berupa buku harus ada dan segi pembiayaannya cukup besar, yang semuanya menggunakan dana BOS.

Lumayanlah bagi penerima dana BOS yang asupannya nominalnya besar,tetapi bagi lembaga yangbdana BOS notabene kecil bisa "ngos ngos-an" untuk menyambung hidup sekolah sampai menerima BOS tahap berikutnya kembali.

Para guru Indonesia mungkin sudah bersiap diri untuk mewujudkan secara nyata"kumer",tetapi yang menjadi catatan penulis, dalam persiapannya apakah kiranya sudah mampu dalam menerapkan di kelas? Mengapa? Ya, karena sebelum masuk kelas,harus sudah siap secara utuh dalam memoles "kumer" yang seiring dengan faktor pendukungnya. Sangat ironis apabila anggaran besar tidak seimbang dengan keberhasilan yang maksimal.

Satu hal lagi yang sangat... sangat perlu adalah: kumer selain mencetak peserta didik harus "wah" dalam pengetahuan modern juga penanaman budi pekerti mumpuni yang selaras dengan nilai dari sila sila Pancasila. Peserta didik dikatakan hebat apabila pengetahuan dan budi pekerti bisa menyatu di dalam jiwa pesereta didik.

Harapan pandangan penulis agar “kumer” berjalan adalah:

Pemerintah bisa menciptakan jalinan titik temu dengan penggiat pendidikan untuk maju bersama dalam dunia pendidikan

Perangkat pendukung"kumer" yang dibutuhkan pelaku pendidikan harus tersedia secara lengkap dan ada di sekolah

Secara periodik dan menyeluruh adanya pengawasan tentang jalannya "kumer".Jangan hanya selesai, tapi program tindak lanjut untuk mengevalusi harus betul betul validasi (No ABS)

Semoga dengan adanya program kurikulum merdeka Indonesia bisa merdeka dari segala bentuk kemerdekaan bernegara sesuai dengan cita cita pendiri bangsa Indonesia.

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap sekali ulasannya Bapak

14 Jan
Balas

Terima kasih Bapak, ulasannya. Wah kita jadi sharing nih ya sedikit berbagi pengalaman. Kalau saya selama ini "Tak ada rotan, akarpun jadi" lebih sering praktekkan hal ini. Kebetulan sekolah kami penerima BOs yg tergolong sedikit. Dengan keuangan yg terbatas, bagaimana kami bisa menggunakannya secara optimal. InsyaAllah jika gurunya semangat didukung oleh orang tua maka pendidikan menjadi lebih baik.

14 Jan
Balas

Terimakasih ibu, betul ibu, dulunya sy juga begitu, tp dengan semangat akhirnya bisa mengejar ketinggalan kereta ibu,, yg pnting sbg penggiat pendidikan harus semangat dan tak putus krn hambatan... Semangat kumer.. Salam literasi...

14 Jan
Balas



search

New Post