Gua Hira di Jabal Nur Tempat Turunnya Wahyu Pertama (Hari ke-201)
Memori melaksanakan Ibadah Haji tahun 1437 H/ 2016 M, masih terekam kuat dalam diri penulis, yaitu saat melakukan ziarah ke Jabal Nur atau Bukit Cahaya, yang di atasnya terdapat salah satu tempat yang paling bersejarah bagi Islam yaitu Gua Hira, tempat turunnya wahyu pertama dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril AS.
Jabal Nur berada di kawasan Hejaz atau atau sekitar 7 km dari Masjidil Haram. Di Jabal Nur jugalah terdapat gua kecil yang disebut Gua Hira. Kedua tempat ini pasti dikunjungi oleh umat Muslim yang beribadah ke tanah suci, Makkah di Arab Saudi. Kata 'Nur' pada nama Jabal Nur memiliki arti cahaya. Bukan cahaya dalam arti kata sesungguhnya, cahaya yang dimaksud punya arti sebagai tempat pertama kali Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah. Artinya, gunung setinggi 642 mdpl ini merupakan titik awal Muhammad diangkat menjadi nabi terakhir.
Dari kaki Jabal Nur, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk mendaki ke atas. Dari beberapa gua, ada satu gua yang suka dipakai oleh Muhammad (sebelum diangkat menjadi nabi) untuk menyendiri yakni Gua Hira. Muhammad sering menenangkan pikiran di sana.
Gua Hira adalah gua kecil. Panjangnya 3,5 meter dan lebar 1,5 meter, serta letaknya berada 4 meter dari atas bagian puncak gunungnya. Dengan kemiringan 60 derajat, berjalan menuju gua tersebut sedikit sulit dan butuh stamina.
Saat menuju Gua Hira penulis bersama istri dan rombongan jamaah Haji yang tergabung dalam KBIH Bryan Makkah Surabaya di bawah pimpinan KH. Imam Hambali, bersama seratusan jamaah lainnya yang memang secara fisik diperkirakan mampu, sehat dan bersemangat.
Pada saat musim haji, kunjungan wisata religi ke Gua Hira mencapai puncaknya. Setiap hari, puluhan ribu orang datang silih berganti untuk melihat gua mungil, tempat Nabi Muhammad menerima wahtu pertama, sekaligus sebagai pertanda bahwa Belaiau diangkat sebagai Rasulullah untuk umat di akhir zaman. Perjalanan dari kaki Bukit Nur (Jabal Nur), pada awalnya masih mudah, apalagi jalannya masih mendatar dan bekal masih ada, seratus meter pertama rombongan masih lengkap sekitar seratusan jamaah, baik yang bersama pasangannya maupun yang berangkat sendiri. Dua ratus meter berikutnya jalanan mulai menanjak sampai pada ketinggian 3tiga ratus meter, jamaah sudah mulai banyak yang istirahat sambil minum air zam-zam bekal yang dibawa dari hotel.
Mulai ketinggian 400 meter sampai 605 meter di depan pintu masuk gua Hira, semakin sedikit rombongan yang akhirnya sampai di atas, Alhamdulillah penulis dengan istri tercinta sudah berada di depan pintu masuk Gua Hira dengan keringat yang terus bercucuran.
Sambil menyeka keringat yang bercucuran penulis denga istri menyempatkan untuk mendokumentasikan puncak Jabal Nur sebelum masuk ke Gua Hira, karena memang harus mengantri untuk masuk ke dalamnya.
Gua Hira hanya mampu menampung empat orang saja. Keadaan di dalamnya cukup gelap, sebab hanya sedikit cahaya matahari yang masuk ke sana.Untuk masuk ke dalam dari pintu gua kita harus menuruni lubang gua secara berhati hati karena jalannya hanya setapak, dan sebelum sampai di Gua Hira ada penghalang berupa batu besar yang hanya bisa dilewati oleh seorang saja, oleh karenanya kita memang harus masuk satu persatu, meski celah batu tadi sempit, siapapun orangnya, sebesar apapun badannya tetap bisa masuk dengan cara kita rapatkan tubuh kita dan bergeser sedikit demi sedikit untuk menuju ke Gua Hira.
Setelah melalui perjuangan yang cukup berat penulis bersama istri sudah sampai di depan Gua Hira yang merupakan tempat di mana Rasulullah SAW, 1437 tahun yang lalu menerima wahyu pertama yaitu 5 ayat pertam dari Surat Alaq.
Setelah sampai di Gua Hira penulis bersama istri menghadap dinding Gua Hira dan berdoa kepada Allah SWT, agar anak cucu dan keturunan kita bisa melaksanakan Ibdah Haji/Umrah dan bisa berziarah di tempat-tempat bersejarah bagi umat Islam, salah satunya adalah Gua Hira di Jabal Nur
Rumahku, 02-08-2020 ( Hari ke-201)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah, semoga bisa disegerakan kesana
Masyaa Allah. Rindu Baitullah Pak Haji. Jazakallah khair
Masyaallah, semoga kita semua bisa kesana. Barakallahu pak haji
Subhanallah....Aamiiiin.Kenangan saat ibadah di sekitar baitullah memang sulit bahkan tidak bisa terlupakan p.Haji, rasa rindu dan ingin mengulang lagi terus muncul
Amin....semoga do'anya terijabah, luar biasa ulasannya pak, salam literasi
Masyaallah.alhamdulillah bapak dapat kesempatan ziarah ke gua hira'.tak semua jamaah haji yang bisa kesana. dengan membaca kisah pak Haji seakan kita sudah ikut hadir disana. semoga dilain waktu Allah berikan kesempatan untuk bisa kesana. aamiin
Subhanallah..semoga kami juga disegerakan untuk bisa sampai di tempat istimewa itu ,ya Pak Haji.. aamiin allahumma aamiin
Semoga kita memudahkan untuk beribadah di tanah suci.
Masyaallah semoga kita semua di berikan kesempatan ke sana lagi
Kereen ulasannya,pak. Salam sukses
Ya Allah.. Moga saya bisa juga kesana. Aamiin. Terimakasih atas informasi ini didalam tulisan bapak.