Kurikulum Berbasis Cinta, Fondasi Baru Pendidikan Bermutu untuk Semua
\Kementerian Agama terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional melalui peluncuran Kurikulum Berbasis Cinta.
Kurikulum ini menjadi tonggak penting untuk mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua, sebuah pendekatan pendidikan yang tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga menumbuhkan kesadaran emosional, spiritual, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Dengan tema besar Pendidikan Bermutu untuk Semua, kurikulum ini diterapkan mulai dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah hingga Perguruan Tinggi Keagamaan. Tujuannya jelas: mencetak insan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian, empati, dan cinta terhadap sesama serta lingkungan sekitar.
Nilai "cinta" dalam konteks ini tidak terbatas pada relasi antarindividu, namun diperluas menjadi cinta terhadap ilmu pengetahuan, keadilan sosial, kelestarian lingkungan, serta keberagaman budaya dan agama. Dalam proses pembelajarannya, siswa diajak mengalami langsung nilai-nilai kasih sayang melalui pendekatan tematik, kegiatan berbasis proyek sosial, refleksi spiritual, dan aksi pelestarian lingkungan.
Dalam penerapannya, siswa dan mahasiswa didorong untuk aktif dalam kegiatan nyata yang mencerminkan semangat cinta tersebut. Salah satu wujud konkret dari implementasi kurikulum ini adalah melalui Program Penanaman Sejuta Pohon Matoa, yang dicanangkan secara nasional dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025.
Pohon matoa dipilih sebagai simbol kekuatan dan ketahanan lingkungan. Tanaman endemik dari Papua dan Maluku ini dikenal mampu bertahan di berbagai kondisi cuaca, sekaligus memberikan manfaat ekologis dan ekonomis. Program ini melibatkan seluruh madrasah dan kampus keagamaan, mulai dari proses pembibitan, penyuluhan tentang pentingnya pelestarian lingkungan, hingga pemantauan pertumbuhan pohon yang ditanam oleh siswa.
Lebih dari sekadar kegiatan seremonial, program ini dirancang untuk menumbuhkan tanggung jawab jangka panjang dan rasa memiliki terhadap lingkungan. Dengan menyatu dalam kurikulum, pendidikan bukan lagi sebatas ruang kelas, melainkan pengalaman hidup yang menyentuh hati dan membentuk karakter.
Dengan Kurikulum Berbasis Cinta, Indonesia menapaki jalan baru menuju pendidikan yang lebih bermakna, menyeluruh, dan dapat diakses oleh seluruh anak bangsa, tanpa terkecuali.
Profil Penulis:
Drs. Ahmad Syaihu, Guru MTs Negeri 4 Kota Suranaya, lahir di Gresik, 30 Agustus 1967, aktif mrnulis buku dan menulis di akun media sosial. 12 buku Tunggal dan puluhan buku antologi telah dihasilkan.
Penerima penghargaan Gurusiana 1000 dari Media Guru Indonesia tahun 2023, Gurusianer Inspiratif tahun 2023, Penulis Produktif Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur tahun 2024.
Penulis bisa dihubungi di 082233554444, email [email protected]

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
MasyaAllah... Mantap Pak Haji. Moga lolos ya. Salam literasi.