Ahmad Syaihu

'Manulislah dengan hati, dan niatkan untuk ibadah, karena tulisan anda akan menjadi warisan peradaban bagi generasi yang akan datang' Guru di MTsN 4 kota Surab...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mbok Na Tukang Pijit Langganan Istri Pak Guru (Hari ke-537

“Assalamualaikum Mik”, terdengar suara di depan pintu, “Waalaikumsalam Mbok Na, silahkan masuk jawab istriku”, menyambut kedatangan Mbok Na di depan pintu.

“Minal aidzin wal faizin Mik, mohon maaf lahir batin, orang tua banyak salahnya”, kata Mbok Na sambil mengulurkan tangannya pada istriku.

‘Sama-sama Mbok Na, orang muda banyak salah karena banyak tingkah”, sahut istriku sambil mrnyilahkan Mbok Na, duduk di kursi ruang tamu.

“Tadi pagi Rahma , ke rumah minta Mbok Na untuk mijit Umik, apa betul?”, iya Mbok Na Umik perlu diservis karena kelelahan keliling kampung untuk silaturrahmi dan berhalal-bihalal dengan saudara dan tetangga”, jawab saya ikut nimbrung dalam percakapan pagi ini.

“Abah bisa saja, Umik memang capek, pegal dan linu-linu semua persendian, biar Mbok Na, mijit agar otot-ototnya kembali lurus dan hilang capeknya, bukan diservis, memang Mbok Na tukang servis?” jawab Umik sambil menyiapkan tempat, minyak gosok dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk memijat.

“Mbok Na sudah berapa lama jadi tukang pijat?”, tanya istri saya yang biasanya di panggil Umik di kampong, panggilan Umik biasanya untuk wanita yang sudah melaksanakan ibadah haji, kebetulan saya dan istri sudah melaksanakan ibadah haji 3 tahun lalu.

“Wah sudah lama sekali, bahkan sejak Umik masih kecil, masih sekolah di madrasah saya sudah jadi tukang pijit keliling dari kampung ke kampung, ya mungkin sudah 40 tahunan”,

“Wah sudah lama sekali, berarti sebelum Mbok Na menikah dengan Pak Paimin, sudah jadi tukang pijat ya Mbok?” tanya istriku lagi, sambil menikmati pijatan Mbok Na

“Betul Mik, bahkan saking lamanya saya mau pensiun?” “Lho kalau Mbok Na, pensiun siapa yang menggantikan Mbok Na?” tanya saya ikut nimbrung tanya sambil nonton siaran pertandingan sepak bola Piala Dunia di layar televiisi.

“Pak Guru, kalau pensiun dapat uang pensiun lha kalau Mbok Na nanti dapat uang pensiun juga nggak ya? Tanya Mbok Na pada saya.

“Dapat Mbok Na, kalau pak Guru nanti jadi presiden, semua pensiunan baik PNS, TNI Polri, Pejabat negara, termasuk pernsiunan tukang, seperti tukang sapu jalan, tukang kebun, tukang pijat seperti Mbok Na, tukang tambal ban saya kasih pensiunan”. Kalau saya jadi presiden Mbok Na, doakan ya”, jawab saya.

“Ya jadi presidennya ketoprak Mbok Na “jawab istri saya sambil ketawa mendengar ucapak saya pada Mbok Na.

“Pak Guru bisa saja”, kata Mbok Na, sambil melanjutkan pijatan pada bagian kaki istri saya.

“Aduuuh, jangan keras-keras Mak, itu sakit sekali” , jerit istri saya ketika tangan Mbok Na memijat bagian lutut istri saya.

“Ini sepertinya salah urat Mik, perlu saya luruskan uratnya biar tidak berlanjut sakitnya”

“Iya Mbok Na, terserah Emak, yang penting jangan keras-keras dan jadikan kembali seperti semula”, jawab istri saya sambil merintih menahan sakit.

Memang sebelum puasa Ramadan, istri saya pernah jatuh terpeleset di kamar mandi, dan lututnya agak memar, tapi karena selama puas Ramadan belum sempat dipijiatkan, maka rasa nyeri tersebut terus ada di bagian lutu istri saya, dan sekarang sudah ketemu tukang pijatnya.

“Apa saya bilang, perlu diservis itu kaki, biar kembali normal seperti semula” kata saya memecahkan kebuntuan, karena Mbok Na fokus mijat lutut kaki istri saya, sementara istri saya sambil menahan sakit, karena pijatan Mbok Na semakin keras untuk membetulkan posisi urat lutut yang terkilir.

“Aduh Mbok, sakiiiit”, teriak istri saya,

“Sedikit lagi Mik, ini sudah hampir kembali normal uratnya”, kata Mbok Na, sambil minum air mineral yang disediakan istri saya.

“Alhamdulillah Mik, sudah selesai, gimana rasanya lutut umik?”, tanya Mbok Na pada istri saya.

“Sebentar Mak, saya coba untuk berjalan”, kata istri saya sambil membenahi pakaiannya

“Alhamdulillah mak, sudah baik mungkin sebentar lagi akan segera pulih”, jawab istri saya sambil duduk di ruang tamu bersama saya dan Mbok Na.

“Makasih Mbok Na, pagi-pagi sudah saya ganggu untuk memijat saya” ucap istri saya sambil memberkan ampop sebagai ucapan terima kasih.

“Terima kasih, Alhamdulillah barokallah Mik, bias untuk beli beras dan lauk untuk makan hari ini” kata Mbok Na sambil berdiri dan mohon pamit kepada saya dan istri saya.

“Assalamualaikum Umik, Abah Mbok Na pulang dulu”,

“Waalaikumsalam, hati-hati nyebrang jalannya, kendaraannya jalannya cepat-cepat”, kata saya sambil mengantar Mbok Na keluar dari rumah.

Istanaku, 04-07-2021 (Hari ke-537)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak haji..ceritanya

04 Jul
Balas

Alhamdulillah Pak Kyai cerita lama

04 Jul

Sungguh bagus ceritanya pak haji. Kereen.

04 Jul
Balas

Barokallah Pak Isi Suwarso

04 Jul

Barokalloh

04 Jul
Balas

Alhamdulillah Bu Yayah Rokayah

04 Jul

Kereeen cerpennya, Pak haji. Sukses selalu. Salam literasi

04 Jul
Balas

Barokallah Pak Dede Saroni, salam sehat dan sukses selalu

04 Jul

Salam buat Mbok Na. Kalau dekat tak suruh mijat sekalian. Haha ... sehat selalu. Semoga kakinya ibu ratu lekas sembuh. Aamiin.

04 Jul
Balas

Barokallah Bu Sulastri

04 Jul

Indahnya hidup bisa saling berbagi dan melengkapi. Salam sehat dan sukses selalu Mas Haji Achmad Syaihu. Maaf tadi di WAG pakde komentar tentang postingan panjenengangan. Selamat siang selamat menikmati libur bersama keluarga tercinta walaupun di rumah saja. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS.

04 Jul
Balas

Barokallah Pakde, semoga tetap langgeng memupuk tali silaturahmi diantara sesama dan memperoleh berkah dari kegiatan ini

04 Jul

Keren ceritanya Bapak

04 Jul
Balas

Barokallahu fiik Bu Tatik

21 Aug

Selalu luar biasa Pak Haji, sudah lahir lagi tulisan hari ini. Sehat dan suksess selalu

04 Jul
Balas

Barokallah ini belajar nulisnya dari Bu Elvina

04 Jul

Jadi pengen diurut hehe...wah mbok Na jauh .sehat selalu pak haji salam untuk umi

04 Jul
Balas

Monggo melayani pijat daring Bu Nanih Solihat

04 Jul

Keren Pak ceritanya mantap. Terima kasih atas kunjungannya. Salam sehat dan salam literasi selalu Pak. Tersanjung saya atas kunjungannya. Sekali lagi terima kasih.

05 Jul
Balas

Barokallahu Bu Tri Kusmihartati

21 Aug

keren cerpennya pak. Alhamdulillah sudah bisa berkunjung lagi. sukses dan sehat selalu pak.

04 Jul
Balas

Barokallah Bu Sri Rezeki

04 Jul

Smga p Hj jd Presiden kelak biar semua dpt uang pensiun...he he keren p Haji

04 Jul
Balas

Barokallah Bu Fransiska, salam sehat dan sukses selalu

04 Jul

cuplikan kisah dari bukunya pak guru nggih

21 Aug
Balas

Mantap . Mari SKSS sahabat gurusianer

04 Jul
Balas

Barokallah Pak Sultan, siap laksanakan

04 Jul

Jadi mengingatkan untuk diurut lagi pak Guru, salam sehat selalu

04 Jul
Balas

Barokallah Bu Dewi

04 Jul

Cerpen yg menarik, Pak Haji. Sukses selalu

04 Jul
Balas

Bu Yayuk WA saya di 082233554444

04 Jul

Pijet. Mantul. Ada cerita. Ada harapan. Ada jenaka. Berpadu.

04 Jul
Balas

Barokallahu fiik Bu Safiroh, salam sehat dan sukses selalu

21 Aug



search

New Post