NYANYIAN BAMBU DI ATAS RUMAH SERUAN KEINDAHAN DALAM KEBERSAMAAN
Oleh: Ahmad Taufiq Zein
Pada hari Jumat, pagi cerah di Pesantren Riyadlus Sholihin, Pak Anto dan Pak Abdul Mutholib bersama para santri berkumpul di halaman pesantren.
Mereka akan melakukan gotong royong membersihkan dan akan merapikan bambu-bambu menjulang tinggi yang tumbuh di sekitar pesantren yang telah menyentuh atap rumah keluarga pengasuh pesantren, KH. Moh. Anwar.
Dengan pengalamannya Pak Anto berkata, "Hmmm, bambu-bambu ini sudah menyentuh genteng dan atap. Jika kita tidak segera mengatasinya, atap rumah Pak Guru (panggilan para alumni kepada pengasuh KH. Moh. Anwar) bisa rusak!" Para santri yang mendengar itu, terlihat bingung.
Namun, Pak Abdul Mutholib dengan senyum ramahnya berkata, "Jangan khawatir, anak-anak. Kita akan menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Kalian akan belajar banyak dari pengalaman ini." Mendengar itu, para santri pun semangatnya termotivasi sekali.
Mereka bersiap-siap dengan alat-alat yang diperlukan seperti Andheh (tangga dari bambu), ghele (tongkat pemetik daun, buah, dan ranting-ranting pohon), pelong (pisau besar) dan kapak alat-alat itu untuk keperluan membersihkan dan memotong bambu-bambu yang menjulang tinggi. Pak Anto dan Pak Abdul Mutholib memimpin mereka dalam petualangan yang menantang.
Dengan hati-hati dan keahlian yang dimiliki, pak Anto dan Abdul Mutholib dan dibantu beberapa santri mulai menaiki rumah untuk membersihkan dan merapikan bambu-bambu yang menyentuh genteng dan atap.

Susana saat merapikan bambu-bambu yang bergelantungan di atas rumah
------------------------------------------------------------
Dengan hati-hati dan keahlian yang dimiliki, pak Anto dan Abdul Mutholib dan dibantu beberapa santri mulai menaiki rumah untuk membersihkan dan merapikan bambu-bambu yang menyentuh genteng dan atap.
Sementara para santri yang lain menunggu dibawah. Mereka bekerja bersama-sama, saling membantu dan memberikan instruksi satu sama lain.
Pak Anto dan Pak Abdul Mutholib memberikan petunjuk yang tepat dan sangat berhati-hati tentang bagaimana memotong bambu sehingga tidak membahayakan diri dan merusak genteng dan atap.
Sambil bekerja, para santri juga mendengar cerita dan nasihat bijak dari kedua gurunya. Mereka belajar tentang nilai kesabaran, kerja keras, dan kepedulian terhadap lingkungan. Semakin lama mereka bekerja, semakin kuat ikatan antara guru dan santri terjalin.
Setelah beberapa jam berlalu, bambu-bambu yang menyentuh atap keluarga pengasuh pesantren berhasil dipotong dan dibersihkan. Santri-satri yang semula bingung kini tersenyum bangga melihat hasil kerja keras mereka. Genteng atap rumah terbebas dari ancaman bambu-bambu yang mengganggu.
Pak Anto dan Pak Abdul Mutholib mengapresiasi atas bantuan para santri. Mereka berbicara di depan para santri, "Kalian telah menunjukkan kerja tim yang luar biasa. Selain membantu keluarga pengasuh KH. Moh. Anwar kalian juga telah belajar banyak nilai-nilai mulia. Kalian adalah contoh nyata dari para santri yang berdedikasi dan memiliki semangat tinggi."
Para santri merasa bangga dan bahagia. Mereka menyadari betapa pentingnya kerjasama dan kebersamaan dalam mengatasi masalah. Bambu-bambu yang tadinya menjadi ancaman kini menjadi simbol kekuatan persatuan di Pesantren Riyadlus Sholihin.
Sebelum Pak Anto dan Pak Abdul Mutholib pulang setelah menyelesaikan pekerjaan itu. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada mereka berdua disampaikan oleh keluarga pengasuh sebagai apresiasi atas pengabdian bantuan mereka seraya kemudian didoakan.
"Semoga, amal-amal pekerjaan yang telah dikerjakannya menjadi wasilah tercapainya harapan mereka, yaitu keberkahan menyertai pada anak-anaknya, yaitu menjadi anak sholeh sholehah yang mengantarkan kedua orang tuanya menjadi orang tua yang beruntung di dunia dan akhirat."
Hari ini, cerita tentang peran dan bantuan Pak Anto, Pak Abdul Mutholib dalam membersihkan dan memotong bambu yang menyentuh atap keluarga pengasuh pesantren menjadi inspirasi bagi santri-santri di pesantren tersebut.
Semangat kerja keras dan kebersamaan terus hidup di dalam dada mereka, mengingatkan mereka akan pentingnya saling tolong-menolong dan menjaga lingkungan di sekitar pesantren. Akhirnya, Pesantren Riyadlus Sholihin tetap menjadi tempat yang penuh kasih sayang, kearifan, dan semangat kebersamaan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar