Mendung beriring menghiasi Gerimis dengan ramah menyapa bumi Angin dengan lembut meraba indera Kurasakan ada yang hilang Dari dalam jiwa Batinku merintih parau Haruskah mundur wisuda tahun ini? Atau Aku tak melihat bahagianya hatimu Bertemu pujaanmu Adekku… Saat ini engkau menjadi pusat perhatian Disetiap mata memandang Ribuan tamu menyalami Serta mengucapkan selamat untukmu Rasanya pengawalan kurang lengkap jika disana tanpa aku Untuk itu aku mohon maafmu Adekku…ketahuilah… Bahagia dan sedih seakan bercengkrama didadaku Saat aku melihat foto yang terkirim ke berandaku Aku tak bisa memberi kado sebaik sutra Kado yang kupersembahkan mala mini Hanya sebuah gerimis Setelah mentari terbangun , ia akan hangus terbakar teriknya. Namun aku akan berusaha Membuatmu bahagia Walau hanya lewat rangkaian doa Wahai dzat pencipta rasa… Jadikanlah mempelai Insane yang Engkau ridloi Engkau berkahi Dalam damai, cinta kasih dan kasih sayang Jadikanlah rumahnya adalah surga Sebagai tempat memadu kasih dan cinta Berikanlah keturunan yang sehat, cerdas, sholih-sholihah Berguna bagi agama nusa dan bangsa.

Istajib du’ana ya Allah… Amin