Ahmad Su'aidi

Setiap Kebaikan BALASANNYA hanyalah kebaikan. [email protected]...

Selengkapnya
Navigasi Web

R-05-TIGA (3) HUBUNGAN PENJAGA KEBAHAGIAAN

Manusia adalah makhluq yang diberikan kesempurnaan ciptaan oleh Allah SWT, diberikan petunjuk melalui Al-quran dan dibimbing oleh Rasulullah SAW. Dengan semua bekal yang diberikan oleh-Nya, kita dapat menjaga kebahagiaan atas semua karunia itu jika mampu mengelola dan mengendallikan dengan baik tiga hubungan berikut:

Pertama, hubungan dengan Allah SWT; Menjaga hubungan dengan-Nya bisa kita lakukan dengan cara melakukan segala hal dengan didahului Bismillahirrahmaanirrahiim. Dengan basmalah, kita akan merasa selalu dilihat dan dekat dengan Allah SWT sehingga terbangun hubungan yang sangat erat, tidak hanya pada saat menjalankan ibadah mahdhoh atau goiru mahdhoh menjadi terhubung dengan Allah SWT. Tentu semua itu perlu dilatih terus menerus, dipoles. Yang penting kita berjuang melakukan prosesnya dengan baik. Sempurna atau tidak, biarlah Allah SWT yang menetapkannya.

Kedua, hubungan dengan keluarga; Sebelum menikah semua serasa indah, penuh perhatian; apa yang disuka calon istri/suami, tiba-tiba kita ikut suka. Tapi begitu menikah, Apakah masih tetap demikian?. Berkeluarga itu menyatukan dua orang yang sesungguhnya berbeda, juga kita menyatukan dua keluarga besar yang berbeda. Jangan mencari perbedaan, tapi syukuri kebaikan yang ada dan bersama-sama belajar menyempurnakan yang kurang.

Keluarga sakinan, mawaddah, warohmah adalah idaman. Tetapi kita perlu sadari bahwa sakinah bukan dari suami/istri, harta, rumah, jabatan dan sejenisnya; tetapi sakinah diberikan kepada keluarga yang menjaga iman; yaitu kepada mereka yang hidup berkeluarga karena Allah. Jangan menuhankan suami, istri, anak, rumah, dan lain-lain. Rumah tangga yang sakinah adalah rumah tangga yang dicintai Allah SWT dan agar dicintai, maka kita harus cinta kepada-Nya melebihi semua.

Ketiga, hubungan dengan masyarakat; Rosulullah mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada siapapun, bahkan mereka yang berbeda keyakinan dengan kita. Kita akan hidup tenteram di masyarakat jika kita hiasi diri kita dengan ilmu dan akhlaq yang baik. Kita hindari merasa lebih baik dari orang lain. Orang yang baik disebut sholih dan disukai banyak orang, sedang orang yang mengajak kebaikan disebut (mushlih), namun seringkali dihindari bahkan dibenci. Kita harus menyadari, sesungguhnya kita ini kelihatan baik di mata orang lain, bukan karena kehebatan dan kebaikan kita, tetapi karena Allah menyembunyikan keburukan/aib kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tausiyah yang sangat bermanfaat. Trimakasih ilmunya,pak.

28 Apr
Balas

Sami2, semoga manfaat

28 Apr



search

New Post