Ahmad Su'aidi

Setiap Kebaikan BALASANNYA hanyalah kebaikan. [email protected]...

Selengkapnya
Navigasi Web

R-18-TIGA (3) CINTA YANG LAYAK DIPERJUANGKAN

Kehidupan yang penuh dengan rasa cinta itu terasa indah dan membuat banyak orang iri melihatnya. Dicintai suami/istri, anak, saudara, pimpinan dan masyarakat itu sangat menyenangkan. Tetapi justru yang menjadi pertanyaan “Apakah kita selalu mencintai mereka semua?”. Mereka mencintai kita karena kita baik kepada mereka dan atau baik di hadapan mereka. Namun sering kita juga mendapati diantaranya justru membenci kita, bahkan sering menggunjingkan kita, untuk itu agar sempurna kebahagiaan kita, mari kita belajar mencintai tiga orang ini:

Pertama, mencintai orang yang membenci kita; orang membenci kita seringkali justru berawal dari salah kita, sikap kita, tindakan kita, dan lain-lain. Setiap kebencian selalu ada sebab. Kita menganggap orang lian benci dan menjauh dari kita, padahal kita yang enggan berdekatan dengan mereka. Kita merasa bahwa mereka benci kepada kita, dimana mereka membicarakan keburukan kita; padahal memang kita buruk adanya atau karena kesombongan kita atau karena penampilan wajah kita yang angkuh. Jadi seharusnya kita mencintai dan berterima kasih kepada orang yang benci dengan kita, karena disaat kita tidur pun, mereka sibuk menilai kita, memikirkan kita, membicarakan kita; sementara kita sendiri tidak sedang memikirkan diri kita.

Kedua, mencintai orang yang menyakiti kita; dalam kisah kehidupan seseorang tak pernah lepas dari rasa sakit hati kepada manusia lain, termasuk kepada orang terdekat kita (teman, istri, anak, dan bahkan orang tua). Memikirkan terus rasa sakit akan membuat kita terpuruk, dan kita akan semakin berburuk sangka pada orang yang menyakiti; padahal bisa jadi ia telah dimaafkan oleh Allah SWT, dan sudah disadarkan atas kesalahan. Justru yang sering jadi masalah adalah kita mengungkit masalah yang pernah menyakiti. Menjadi aneh diri kita, yang ingin terbebas dari pengalaman sakit hati, tetapi malah kita ungkit lagi. Mulailah fikirkan kebaikan mereka, pasti tidak sebanding dengan kesalahannya. Kita juga harus sadar, bahwa kita juga sumber sakit hati bagi yang lainnya.

Ketiga, mencintai orang yang membicarakan keburukan kita; manusia cenderung ingin dipuji, disanjung dan lebih ingat akan kebaikan dirinya. Yang buruk berusaha ditutupi, bahkan dalam urusan ‘bathil dan hukum’ pun ia berusaha mencari argumen agar seakan benar. Manusia sering benci ketika diungkah keburukannya, padahal seharusnya berterima kasih telah diingatkan dan tidak terjerumus pada kondisi yang lebih buruk. Kita kelihatan baik, karena keburukan kita masih ditutupi Allah SWT.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Pak

14 May
Balas

Mantul...Mantul, Pak

14 May
Balas



search

New Post