Ailen Rossananda

Ailen Rossa Nanda, lahir di Bukittinggi pada hari Minggu tanggal 6 April 1969. Merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Menempuh pendidikan dasar di kota kela...

Selengkapnya
Navigasi Web
11. MAK MAWAR DAN PAK UMBUIK

11. MAK MAWAR DAN PAK UMBUIK

Mak Mawar tiba-tiba menjadi terkenal di kelompok kami. Beliau berangkat umrah bersama suami yang bernama Pak Umbuik. Mak Mawar dan Pak Umbuik berasal dari Padang. Setidaknya ada sepuluh pasangan suami istri yang ikut dalam rombongan kami. Mak Mawar dan Pak Umbuik sepertinya pasangan yang tertua di antara kami.

Selama di Madinah ada jadwal tour dalam kota. Ketika itu di jadwalkan tour dalam Kota Madinah ke Mesjid Quba, kebun kurma dan percetakan al-quran. Kami berangkat pagi hari. Saat berada di dalam bus inilah kami bertemu agak lama dengan pasangan masing-masing. Gelak tawa dan canda bergema di dalam bus saat menyediakan tempat duduk bagi bebeb masing-masing. Pembimbing kami Pak Bustami ikut senang. Beliau berkomentar, Alhamdulillah dalam rombongan ini beliau lihat pasangan suami istri makin sayang pada pasangan masing-masing. Tidak ada yang bertengkar. Kamipu n ikut senang mendengarnya.

Kami sudah berada dalam bus untuk menikmati pemandangan di Kota Madinah. Tujuan kami adalah ke Mesjid Quba dan kebun kurma. Percetakan Al-Quran meskipun ada dalam rencana, namun karena waktu yang singkat berada di Madinah, tempat ini tidak sempat dikunjungi. Setiap pengunjung akan diberi sebuah kitab Al-Quran. Sayang, kami tidak jadi kesana. Pembimbing sudah melobi agar kami mendapat Al-qurannya saja. Tetapi belum rezeki kami.

Perjalanan menuju Mesjid Quba tidak terlalu jauh kira-kira 5 km dai pusat kota. Dalam sejarahnya Mesjid Quba didirikan oleh Rasulullah di atas tanah milik Kulsum binti Hadam. Mesjid ini dibangun dua kali, pertama ketika kiblatnya menghadap ke Baitul Maqdis dan kedua ketika kiblatnya menghadap ke Baitullah. Dalam membangun masjid ini Rasullullah dibantu oleh Malaikat Jibril. Keistimewaan masjid Qubba ini seperti diriwayatkan Rasulullah, barangsiapa yang bersuci (membersihkan diri) di rumahnya, dan datang ke Mesjid Quba dan shalat di dalamnya, mka dia mendapatkan pahala seperti pahala umrah. Subhanallah.

Ketika berkunjung ke Mesjid Quba inilah Mak Mawar di kenal oleh seluruh anggota rombongan. Letak masjid di tepi jalan raya. Tempat parkir yang sempit tidak jauh dari jelan tersebut. Coba perhatikan letak bus kita, kata pembimbing. Jika terpisah dari rombongan, silahkan cari bus ini. Pesan pembimbing selanjutnya, hati-hati berbelanja disini. Pedagangnya sering memaksa jamaah untuk membeli dagangannya.

Kamipun berjalan menuju masjid. Tempat berwuduknya sangatlah ramai. Saya memperbarui wuduk. Di dalampun sangat ramai. Shalat bergantian. Kami shalat sunat dua rakaat. Kemudian berkumpul di taman masjid. Benar apa yang di katakan pembimbing. Banyak sekali pedagang yang menjual souvenir yang memaksa kami untuk membelinya. Kami menolak dengan halus. Selain hati-hati dengan pedagang, pembimbing juga memperingatkan agar hati-hati dengan barang berharga seperti dompet dan HP. Banyak jamaah yang kehilangan di lokasi ini.

Kami berkumpul untuk berfoto bersama. Ingat pasangan duduk dan yang berdekatan. Saat itulah kami menyadari bahwa Mak Mawar tidak ada. Pak Bustami mencari ke tempat wuduk dan sekitar masjid, namun Mak Mawar tidak ditemukan juga. Kami berfoto bersama tanpa Mak Mawar dengan harapan semoga Mak Mawar sudah menunggu di tempat parkir. Tentu saja kami cemas. Selesai berfoto kami buru-buru menuju tempat parkir. Ternyata Mak Mawar sudah menunggu dekat bus tentu saja dengan kepanasan. Kami bersyukur, ternyata Mak Mawar ingat pesan pembimbing. Jika kehilangan jejak, cari saja bus kita.

Perjalanan dilanjutkan menuju kebun kurma. Dalam bayangan saya, kami akan menuju ke area perkebunan dan memetik kurma. Ternyata kebun kurma hanya dapat dilihat dari kejauahan. Luas sekali kebun tersebut, di kiri kanan dipenuhi oleh pohon kurma. Buah yang sarat khasiat ini tumbuh subur di daerah ini. Buah kurma sangat banyak macamnya. Rasanyapun beragam. Setelah parkir kami dipersilakan masuk ke sebuah ruangan yang besar. Di sana banyak sekali kurma dan makanan lainnya. Semuanya boleh dicoba. Tidak membeli tidak apa-apa. Menurut pembimbing harga disini lebih murah dari pada di toko. Banyak jamaah yang belanja beraneka kurma dan buah kering lainnya seperti kismis, buah tin dan kacang-kacangan.

Setiap kali turun dari bus, Mak Mawar kami awasi bersama. Mereka layaknya seperti orang tua kami sendiri. Selain Mak Mawar kami juga punya Andua. Orang tua yang tangguh. Rasanya kami ingin mengulangi perjalanan ini dengan kelompok ini kembali. Singkat sekali rasanya kebersamaan ini.

(bersambung)

Di Mesjid Quba

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Rancak bana uni. Semoga suatu masa, ambo bisa hadir ke kota suci bersama keluarga,. Aamiin, Sukses selalu

15 Aug
Balas



search

New Post