3. TIDAK SABARAN
Pernahkah anda merasakan tidak sabar jika akan berpergian? Saya ketika kecil dahulu jika besoknya akan pergi jalan-jalan, malamnya mata tak mau terpejam. Rasanya ingin dirobek hari. Itulah yang saya rasakan menunggu hari keberangkatan ke tanah suci. Dua minggu sebelum berangkat, koper sudah saya isi. Pakaian, obat-obatan cairan seperti obat batuk dan minyak angina saya taruh di koper besar. Sebab segala bentuk cairan tidak boleh di bawa.
Ada yang salah dalam perhitungan saya ketika membawa pakaian. Saat manasik diberitahu kalau kita tidak ada waktu untuk mencuci pakaian. Berbeda dengan berhaji, kita bisa mencuci karena waktu di sana lebih lama. Saya bawalah baju sebanyak hari pulang pergi. Dalam koper 9 helai, yang saya pakai satu helai. Ternyata itu kebanyakan. Pakaian pergi seragam batik yang diberikan oleh travel. Pakaian itu sebagai identitas dalam perjalanan. Demikian juga pakaian pulang. Jika bisa menghemat, sesampai di Madinah, baju batik digantung dan dirapikan kembali untuk dipakai pulang.
Kemudian yang perlu dibawa adalah baju putih untuk pakaian ihram. Menurut pembimbing memang dianjurkan memakai pakaian putih-putih. Nah, untuk tiap hari di sana boleh gamis-gamis dan jilbab panjang yang bisa langsung dijadikan mukena. Apalagi Bulan Desember itu musim dingin. Kita tidak berkeringat sama sekali. Jadi tidak perlu bawa baju banyak-banyak.
Efek dari membawa baju banyak ini membuat kita tidak bisa membawa banyak oleh-oleh. Berat maksimal koper dan tentengan telah ditentukan. Apalagi kami transit di Malaysia yang aturannya sangat ketat. Bisa jadi oleh-oleh yang jauh-jauh dibeli harus ditinggalkan di bandara.
Selain pakaian dan obat-obatan, saya juga membawa perlengkapan mandi. Saya cari info, jika dengan paket promo, hotel kita bintang tiga. Fasilitas yang didapat tentu setara bintang tiga. Dari pada mencari perlengkapan mandi di sana, bagusnya di bawa saja. Selain perlengkapan mandi, saya juga membawa cemilan, susu kambing bubuk, suplemen herbal dan lauk kering. Untuk berjaga jika nanti hidangan di sana tidak sesuai dengan selera atau ada masalah dengan layanan catering. Dari tips yang diberikan oleh jamaah yang sudah berangkat, ikan kering (maco) saya goreng dan saya bungkus untuk satu kali makan. Saya bawa sekitar 10 bungkus. Samba ladonya saya pisah dalam plastik dan dimasukkan dalam Tupperware. Saya juga bawa rendang kemasan.
Pada saat manasik terakhir diberitahukan bahwa rombongan Bukittinggi hanya 6 orang yang berangkat tanggal 22 Desember 2019. Rombongan yang paling banyak berasal dari Solok dan Padang. Kalau banyak biasanya diberangkatkan dengan bus pariwisata. Karena kami hanya enam orang, tiga pasang suami istri, kami diberangkatkan dengan mobil APV. Dibuatlah kesepakatan untuk berkumpul di kantor travel di Parit Putus pukul 08.30 pagi karena kami harus cek in pukul 14.00. Mengingat perjalanan yang jauh, lebih baik menunggu daripada kita yang ditunggu.
Singkat cerita, pagi itu setelah berpamitan kami berangkat dengan taxi online menuju kantor travel umrah. Tepat pukul 08.00 kami sampai di kantor. Saya heran, sopir taxi juga heran karena kantor masih tutup. Salah tempat ndak buk? Tanya sopir taxi. Saya pun menelpon Mulya, staf yang selalu menghubungi saya untuk keberangatan ini. Saya memastikan kalau-kalau tempat berkumpulnya diganti. Ternyata saya yang kecepatan datang. Efek tidak sabaran ingin berangkat. Sopir taxi online membantu menurunkan koper kami.
Tak lama saya menunggu, mobil yang akan mengantar kami datang, diiringi dengan Mulya. Kemudian menyusul calon kawan sekamar saya. Hampir pukul 09.00 mobil berangkat Kami memilih melalui jalan alternatif Malalak karena pengerjaan jembatan di Kayu tanam masih berlangsung. Saat manasik pembimbing bercerita pernah jamaah gagal berangkat karena terjebak macet di perjalanan menuju bandara. Tidak ada salahnya berangkat lebih cepat daripada menanggung risiko. Alhamdulillah perjalanan menuju bandara lancar. Kami sampai di bandara pukul 11.30. Saya terkesima, ruang tunggu bandara dipenuhi warna orange dan batik yang sama dengan baju saya.
(bersambung)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar