CERMIN AJAIB
Terinspirasi dari obrolan seorang teman di group whatshap tentang cermin. Sepintas kata-kata itu biasa saja. Namun ketika kuulang-ulang membacanya, ternyata kata ini sarat dengan makna. Selalulah membawa dua cermin, cermin untuk melihat kesalahan kita dan untuk melihat kelebihan orang lain.
Falsafah dua cermin ini dapat memberikan pelajaran yang sangat berharga. Dalam keseharian kita selalu berkaca, bercermin agar penampilan kita sempurna. Ada yang menghabiskan waktu yang lama di depan cermin sebelum tampil dihadapan orang lain. Alis yang kurang rapi, bulu mata yang kurang lentik, lipstik yang kurang pas, sebutir nasi yang masih tertinggal di sudut bibir dapat mengurangi rasa percaya diri untuk bertemu dengan orang lain.
Andai kita bisa bercermin seperti di atas untuk melihat kekurangan yang sesungguhnya. Merenungkan kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat, tentu akan terdapat berbagai pengakuan-pengakuan yang menyadarkan. Pengakuan itu seperti, ternyata persepsi saya selama ini salah, dia tidak sejelek yang saya kira. Ternyata cara bicara dan berbuat saya selama ini kurang berkenan di hati teman-teman sehingga tidak ada yang mau berteman dengan saya. Ternyata selama ini saya egois, saya hanya mementingkan diri saya sendiri, saya tidak pernah memedulikan orang di sekitar saya. Saya malu mengetahui kualitas diri saya yang mengukur semuanya dari materi. Saya malu telah berbohong untuk menghindari tugas yang diberikan kepada saya.
Jika saja ada pengakuan-pengakuan seperti di atas dalam diri kita, itu berarti kita telah menggunakan cermin pertama yaitu cermin melihat kesalahan diri sendiri. Hal ini sudah merupakan poin yang sangat besar. Akan lebih baik jika kesalahan-kesalahan tersebut diperbaiki untuk masa yang akan datang.
Cermin kedua adalah cermin untuk melihat kelebihan orang lain. Sering di tengah masyarakat kita temui seorang yang selalu berbuat baik, namun karena satu kesalahan kebaikan-kebaikan yang ditanam selama ini sirna. Orang cenderung mengingat kesalahannya tanpa mempertimbangkan kebaikan yang dilakukannya selama ini.
Alangkah damainya jika dalam keberhasilan suatu proyek atau kegiatan yang terlibat dalam acara saling memuji dan saling mendukung. Tanpa kamu, saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ini. Si Anu sungguh bagus kerjanya, saya sangat berutung satu tim dengannya. Keberhasilan ini adalah keberhasilan kita bersama, tanpa dukungan teman-teman saya ini tidak ada artinya. Itulah ungkapan ungkapan positif jika kita menggunakan cermin kedua untuk melihat kebaikan orang lain. Akan berbeda jika kita melihat sebaliknya, akan ada kementar yang bersifat negatif, kalau tidak ada saya di tim itu, saya tidak bisa bayangkan seperti apa jadinya. Huh, si anu itu, bisa apa dia? Akan lebih heboh jika suatu kegiatan atau pekerjaan gagal, akan ada kambing hitam-kambing hitam yang dimunculkan untuk menyembunyikan kekurangannya. Semua ini gara-gara si Anu. Saya sudah ingatkan, tetapi dia tidak mendengar. Yang saya lakukan sudah benar, kalau dia mau mendengarkan, tidak akan begini jadinya. Dan berbagai umpatan lainnya untuk melindungi diri.
Maka selalulah membawa dua cermin ajaib di atas, untuk melihat kekurangan kita dan melihat kelebihan orang lain. Akan lebih baik jika ada dua cermin lagi, yaitu cermin untuk melupakan kesalahan orang lain dan cermin untuk melupakan kebaikan kita. Dengan cermin ajaib itu niscaya hidup kita akan tentram.
#ARN#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang renyah dan bergizi. Dahsyat
Makasih leck
Tulisan yang renyah dan bergizi. Dahsyat