Ailen Rossananda

Ailen Rossa Nanda, lahir di Bukittinggi pada hari Minggu tanggal 6 April 1969. Merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Menempuh pendidikan dasar di kota kela...

Selengkapnya
Navigasi Web
KASUS COVID MENINGKAT, TATAP MUKA DITUNDA

KASUS COVID MENINGKAT, TATAP MUKA DITUNDA

Adanya angin segar untuk memulai tatap muka memberi semnagat kepada siswa dan guru. Kerinduan untuk bertatap muka di ruang kelas bakal terobati dengan adanya rencana tatap muka terbatas. Banyak hal yang tidak didapatkan oleh siswa dengan pemeblajaran daring. Dengan belajar mandiri melalui google siswa mendapatkan pengetahuan tentang hal yang diinginkannya. Namun, pembelajaran karakter tidak mereka dapatkan. Peran guru dalam pembentukan karakter tidak dapat digantikan oleh google.

Namun, kerinduan ini bakal tersimpan lagi dengan lonjakan angka positif covid. Dengan banyaknya kasus ini Bukittinggi kembali ke Zona Merah, sementara Agam zona orange. Kasus terbaru adanya 4 orang dokter dan seorang guru yang terpapar. Kondisi ini lebih parah dari PSBB beberapa bulan yang lalu. Demikian juga di Kabupaten Agam, setiap hari ada penambahan.

Menyikapi hal ini dalam rapat lintas sektor di Puskesmas Pakan Kamis kepala puskesmas menyampaiakn keprihatinan akan sikap masyarakat yang tidak mengindahkan protokoler covid. Masih banyak yang tidak mau memakai masker. Bahkan untuk diperiksa suhu tubuhnya, ada yang menolak karena takut dengan radiasi sinarnya yang merusak otak. Yang menolak ini bahkan orang yang berpendidikan. Bagaimana kita bisa meyakinkan masyarakat awam jika orang yang berpendidikan saja berpendapat demikian.

Informasi-informasi sesat yang didapat dari media sosial sebaiknya disaring terlebih dahulu. Ibarat surat kaleng, jika tidak ada nama penulisnya, itu informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan banyak yang membagi informasi sesat bodong, sehingga beredarluaslah bahwa thermogun dapat merusak jaringan otak. Tidak itu saja, berita adanya konspirasi jahat tentang diundurnya tatap muka untuk memperkaya provider tertentu juga beredar luas. Sehingga adanya lonjakan covid ini menjadi perlu dipercaya atau tidak. Ini sangat menyesatkan sekali. Bagaimana mungkin merekayasa pandemi yang mendunia.

Mengapa sekolah belum boleh tatap muka sedangkan fasilitas umum lainnya sudah dibuka? Masih banyak yang gagal paham dengan kebijakan ini. Mungkin mereka lupa bahwa anak-anak mereka adalah generasi penerus bangsa. Dengan membiarkan mereka bersekolah kemungkinan terpapar akan lebih besar. Jika ke sekolah dilarang, ke tempat umumnya diperbolehkan, itu tergantung pola pikir orang tua. Jika tidak dapat dihindari untuk bepergian, patuhilah aturan. Tidak mungkin fasiltas umum ditutup seperti pasar, angkutan umum dan sebagainya. Perekonomian akan lumpuh jika hal itu dilakukan. Negara kita masih jauh dari kata maju, apalagi untuk menanggung biaya hidup rakyatnya.

Akan membuang waktu rasanya membahas hal yang bukan ranah kita. Munculnya pengamat politik dadakan memperkeruh situasi. Akan lebih gampang jika kita patuhi saja untuk melindungi diri dan keluarga serta orang yang berada di dekat kita. Karena beredarnya informasi tidak bisa dicegah. Yang dapat dilakukan adalah menyaring informasi tersebut dengan cerdas. Jangan sampai kita insan berpendidikan ikut-ikutan menyebar informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sehingga memperburuk situasi. Tetaplah patuhi protokoler covid dan laksanakan tugas mencerdaskan anak bangsa dengan hati yang ikhlas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kemarin kami coba di sekolah, termo gun tdk diarahkan ke kening, tp ke tangan...ada selisih memang tapi tdk seberapa 0,2... Mungkin ini alternatif agar tdk tertuju ke kepala, menghindari inframerah. Tks.

15 Aug
Balas

Semoga musibah ini segera berlalu Uni. Kasihan anak2 juga selama daring,,, apalagi gurunya, sudah sngat rindu bercengkrama dengan siswa di kelas... Sukses selalu

14 Aug
Balas

Iya, semoga cepat berlalu.

14 Aug

Entah kapan sekolah ya len

14 Aug
Balas

Iya buk mul

14 Aug

Semoga menjadi sabar. Amin. Salam literasi, sukses selalu.

14 Aug
Balas

Aamin, salam literasi

14 Aug

Semoga, ujian ini betul.menjadikan kita orang sabar. Bjsa menyelamatkan anak didik kita

14 Aug
Balas

Itu yg penting, menyelamatkan anak bangsa

14 Aug



search

New Post