KELAK
Kulihat diriku pada tubuhnya yang ringkih
Yang saban hari menghitung seberapa banyak lagi senja yang tersisa
Kejayaan masa mudamu tinggal cerita yang tak tau akan didongengkan pada siapa
Kulihat diriku pada langkah gontainya
Kubayangkan diriku kelak memmeluk sepi lebih rapuh dari sepinya
Kunikmati riuh rendah anak cucu berkunjung ke Rumah Gadang
Senyum sumbang terlukis ketika sadar riuh itu bukan untukku
Dan bukan pula untuknya
Aku adalah orang yang kesekian dalam ingatan mereka jika tidak lupa
Mengapa ikhlas begitu jauh untuk kurengkuh?
Ada mendung dimata kala rindu tak bertuan itu mendesak untuk berlabuh
Mendung akan menjadi rinai kala sadar diri bukan sesiapa
Ah, aku tak mau tenggelam dalam rasa itu
Aku tak mau rinduku seumpama mata pisau yang siap merajah luka sendiri
Kutak mau getirnya kutelan dengan nestapa
Jika kutebar angin, akan kutuai badai
Jika kutanam budi, akan kutuai sayang
Lihatlah, begiru banyak jiwa yang rapuh
Waktu memberi jeda diriku untuk merekuhnya
Kutebar sayang yang takterbilang
Kutebar kasih tak pilih kasih
Kan kulewati senja dan berharap akan bertemu senja yang sama
Kuingin dongengku berkumandang di Rumah Gadang
Kulebur diriku dalam riuh rendah itu
Akulah limpapeh rumah nan Gadang itu
Tempat anak cucu melabuhkan rindu
Kuingin miliki rindu yang sama dengan mereka
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat menggugah, Bu.
Makasih, tetri
Sangat menggugah, Bu.
Puisi ya Bu? lanjut kereeen.
Nice poem...
Makasih
Makasih
Makasih
Dilema dan romantika memasuki senja. Hidup silih berganti, datang dan pergi. Terakhir, berbincang dengan Ilahi. Salam Liteeasi Bu.
Makasih sudah mampir. Salam literasi
Mantul bgt buk
Makasih
Keren bangat bu
Makasih sdh kasih semangat