Selepas seleksi TPA yang buat nyut-nyutan, lapar pun melanda. Makan aja deh. Lahap dengan sambal dan oseng Pariya. Lega. Tinggal menunggu pengumuman tahap selanjutnya. Yang penting sudah mencoba.

Tak kusangka, lolos tahap selanjutnya, Simulasi mengajar. Tinggal 5000-an peserta terpilih dari 19 ribu. Kusiapkan materi pembelajaran yang sedang berlangsung. Kubuat naskah. Kuawali dengan pendahuan. Menyapa dan mendata kehadiran siswa. Apersepsi dan motivasi pun tak lupa. Kutuliskan tentang kebesaran Ciptaan Allah dalam gerak pada tumbuhan.

Kertas dan spidol kubeli. Kutulis dan kubuat gambar. Kuberikan warna pada mind mapping yang kujadikan peraga. Krayon anakku pun tak ketinggalan. Kumematut diri di cermin, sambil beraksi. Senyum dan tertawa sendiri.

Hingga saat jadwal pun tiba. Aku tampil bakda Asar. Sudah kusiapkan semua sejak semalam. Semoga lancar.

Siang hari iseng kubuka akun SIM PKB, mataku menangkap kalimat pemberitahuan, materi sudah ditentukan. Dan materi yang kusiapkan tak ada dalam daftar. Astaghfirullah.

Segera kubergegas beli kertas lagi. Gambar lagi. Tak kupedulikan skenario. Biar saja tampil sebisanya. Kilat khusus. Peraga? Kuambil pisau, gunting, pemotong kuku, sekrup, pinset dari gudang. Mau nukang? Terpaksa. Aku tampilkan saat simulasi mengajar. Juri tertawa melihat polahku. Pasti ketahuan aku serba mendadak mempersiapkannya. Yah, kupilih materi Pesawat Sederhana.

Alhamdulillah, polah panikku berbuah manis. Dewan juri memuji semangatku yang memotivasi siswa dengan penuh gembira. Alhamdulillah. Loloskah aku ke tahap selanjutnya?