Rindu Serindu-rindunya
Tak bisa kulukiskan rasa yang mendiami benakku sekarang. Biasanya aku sekeluarga sudah berada di kampung halaman. Rumah kami yang asri menjadi penyejuk hati.
Kami biasa bercengkrama di teras rumah. Atap yang terbuka, bebatuan dan aroma melati yang mekar menghiasi kehangatan kami. Ayah dan Ibu sering hadir menemani. Keponakan pun ramai berdatangan jika tahu kami pulang. Mereka riang bermain dan berlarian di ruang tengah, meramaikan rumah yang sering sepi.
"Pindah kene bae, Nok.. ben omahe ora sepi" Seru Mbak Asanah tetanggaku.
Yah, rumah yang kurindukan. Letaknya tak jauh dari rumah Bapak dan Ibu, lebih sering kosong jika anak pondok pulang. Biasanya Mereka mendiami kamar belakang. Tapi sekarang ini, perlahan mereka kembali ke rumah masing-masing dalam waktu yang belum bisa ditentukan.
Aku rindu pulang, rindu serindu-rindunya. Memeluk ibu yang makin renta. Bercerita dengan adik-adikku dan mengenang masa kecilku. Rindu mendengarkan petuah dan pengajian Bapak. Rindu menikmati nasi Megono, tauto dan suasana kotaku. Semua terasa begitu lekat di ingatanku.
Sering kuberpikir untuk pensiun dini dan pulang ke kota kelahiranku. Menemani Ibu dan Bapak yang beranjak senja. Menyusun rencana membuka pendidikan dini di rumah kami. Ah, mimpi yang sampai sekarang masih kusimpan rapi. Semoga Allah mudahkan.
Tak pernah kubayangkan, puasa dan lebaran 1441 H, kami tak bisa pulang. Demi kesehatan dan kebaikan semua, kami ikuti seruan Pemerintah yang melarang mudik tahun ini. Tujuannya baik, untuk membatasi penyebaran wabah pandemi Covid-19, mahluk mungil yang Allah hadirkan ke dunia. Namun, kecewa juga muncul saat peraturan terkesan mencla-mencle. Bandara, pasar dan mall tetap ramai. Bahkan konser musik berlangsung tanpa social distancing dan protokol kesehatan yang ketat.
Sungguh miris. Ironis.
Di tengah hatiku yang rindu, kucoba bersabar. Juga berdoa semoga Allah segera angkat mahluk-Nya si Corona. Semua pasti banyak hikmahnya. Semoga Kami pun dapat segera berkumpul dan beraktivitas kembali dalam keadaan sehat dan bahagia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hati ini hanya rindu
Betul bu evi....
Masih tersisa nada rindu yaa
Ya.. Makin merindu...
Sama menahan rindu pulang kampung
Ya bu... Kangen