Ainaul Mardliyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rindu yang Menderu
Rembulan membulatkan rinduku pada-Mu

Rindu yang Menderu

Deru Rindu dan dera cinta

Menggempita di alam maya

Mengusik raga yang rapuh

Melepuh pada bayangan semu

Duhai Pemilik jiwa

Luluhkan hamba

dalam Cahaya Cinta-Mu

.

Entah sampai kapan. Sajak rindu kutuliskan. Pada sosok yang membuatku jatuh hati. Aku terdiam. Namun hatiku riuh oleh genderang rasa yang menerobos pada dinding-dindingnya.

Begitu tipisnya batas antara benci dan rindu. Hingga aku yang memintanya pergi, kini berharap ia hadir kembali.

"Aku mohon, kita sudahi sampai disini" Suaraku tercekat di rongga tenggorokan. Namun terdengar oleh sunyi yang menangkap sore itu.

"Tapi kenapa, Dinda?" Matanya mencoba mencari jawab pada pandanganku.

Aku tertunduk. Pilu.

"Aku tahu, kau sangat menyayangiku.. Tak mungkin tiba-tiba begini..! " Suara itu menusukku, mempertanyakan kembali rasa yang hadir selama ini.

Ia mencoba meraih tanganku. Kutepis menjauh. Sudut mataku berair. Mencoba membendung duka yang menyeruak hadir.

"Kumohon pergilah..." Terisak tak sanggup kujelaskan semuanya.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeeennn bu kutunggu kisah selanjudnya

08 May
Balas

Terimakasih bu... Salam literasi

08 May



search

New Post