Aini Rizqoh

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kuawali dengan Bismillah

Kuawali dengan Bismillah

Bismillah. Pagi ini, sungguh tidak biasa. Padahal setiap pagi senyuman melekat dibibirku dengan sangat manis ketika kulangkahkan kakiku ke luar rumah. Tak tertahan isak tangis, bulir air mata menetes membasahi pipi. Ah sungguh berat, berat sekali. Mataku sembab. Menangis sedih ataukah menangis haru?

Satu koper lumayan besar sudah siap aku bawa untuk menemani hari-hariku. Siap menunggu jemputan travel yang akan membawaku ke bandara. Sehari semalam aku tak bisa memejamkan mata sedikitpun. Masih terjaga dengan ditemani sepi malam. Aku berpamitan pada semua orang yang aku sayangi. Ini perjalanan dinas paling lama bagiku dibanding perjalanan-perjalanan sebelumnya. Karena seperti diklat yang pernah kuikuti sebelumnya hanya sepuluh hari, seperti diklat Prajabatan, diklat PLPG, training course Seameo Qitep in Science. Namun kali ini berbeda. Dua puluh lima hari.

Subhanallah. Sungguh aku merangkai tulisan ini dengan kaya air mata sepanjang Malang-Juanda Surabaya.

Kutatagkan hati, kuluruskan hati, kutata hatiku meski mulut tak sanggup terbuka. Allah bersamaku. Kutitipkan jiwa ragaku yang lemah ini padaMu. Jaga dan lindungi semua orang-orang yang aku sayang dan mereka semua yang menyayangi aku. Karena tiada hal yang terpenting bagiku selain restu, ridho dan doa mereka semua.

Luruskan niat untuk beribadah, berharap untuk bisa mengantongi ilmu sebanyak-banyaknya, berharap bisa menyambung umur yang sejatinya bukan milik kita, tetap rendah hati dan sabar. Hanya Allah azza wa jalla sang pemilik jagad raya dan seisinya ini. Bismillah.

Sukses adalah jika kita berhasil menikmati tiap ujian, menyiapkan diri menerima segala cobaan, sabar dan ikhlas menjalani berbagai ujian yang mendera.

Perjalanan kali ini teramat sesak untuk diungkapkan. Di sepanjang jalan hanya wajah anakku yang memenuhi pikiranku. Aku tak sanggup membendung air mataku.

Usai sholat, tepat pukul 03.00 dini hari travel menjemputku. Masih tetap kupandangi wajah anakku yang tertidur pulas, meskipun ia berjanji tidak akan tidur karena ingin menemaniku hingga pagi menjelang. Kucium kupeluk kupamiti. Matanya dengan lincah menyambutku. Entah kenapa bibirku kelu untuk bicara. “Nak, maaf Mama berangkat ya”. Spontan ia terisak, matanya merah, air matanya mengalir deras dan tangan hangatnya erat mendekapku. Ya Robb,,, sungguh berat langkah kaki ini kuderapkan.

Sebagai seorang Ibu memang berat meninggalkan keluarga. Anak dan suami. Lebih-lebih seorang anak. Namun, apalah daya hamba yang lemah ini. Sebuah amanah besar harus aku tunaikan. Semoga perjalanan ini dimudahkan dan dilancarkan sampai tujuan. Senantiasa diberi kesehatan kekuatan iman, islam dan ihsan. Membawa manfaat dan kemaslahatan bagi peningkatan kualitas pendidikan di negeriku tercinta. Aamiin.

#MenggapaiMimpi

#AustraliaAwardsIndonesia

#JuandaSurabaya, 23 Februari 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post