Ainul Ilmi Utiyad Darojah

Ilmi adalah guru Matematika di MAN 2 Jember. Yaps... dia adalah guru yg suka sastra tapi terjebak di matematika. Tak heran, saat kuliah, dia satu-satunya mahasi...

Selengkapnya
Navigasi Web
AKI... OH AKI... ( Bagian 1)

AKI... OH AKI... ( Bagian 1)

Aku orang yang mudah bahagia. Bahkan dengan hal sekecil apa pun. Karenanya aku dijuluki orang ternarsis sedunia. Bahkan, hanya tinggal di rumah kontrakan tipe 4L pun aku bahagia sekali, asal bersama keluarga kecilku. Kalian tahu tipe 4L? Iya 4L adalah LLLL alias Lo Lagi Lo Lagi. Haha... iya, kontrakanku kecil mungil. Hingga mau berada di sudut mana pun aku bisa bertemu dengan keluarga kecilku. Romantis bukan...

Tetiba pandemi ini menyerbu begitu saja. Semua harus dikerjakan dari rumah. Belajar dari rumah, bekerja dari rumah, masak dari rumah... eh. Karenanya saat itu juga para karyawan tidak boleh bekerja dari kantor. Teman-teman yang dari luar kota merasa merdeka. Pandemi ini seakan menjadi peri keberuntungan bagi mereka. Karena gegara pandemi, terhapus sudah jarak diantara mereka dengan sang rindu.

Salah satu di antara teman-teman luar kota, ada yang menitipkan motor di kontrakanku. Yaps, kontrakan yang luas banget dengan tipe 4L itu. Hehe... Sebenarnya tak masalah bagiku. Meski rumah semakin terasa sesak. Tak terbayang jika motor itu harus berada di kamar kos yang tak ada satu pun penghuninya. Bisa menjadi target pencuri dong.

Setelah empat bulan WFH alias work from Home alis bekerja dari rumah. Kantor menerapkan WFO alias work from office alias bekerja dari kantor 2 hari seminggu. Khusus yang luar kota, 1minggu tiap bulan. Karena setelah pandemi mencekam di empat bulan pertama. Akhirnya si empunya menjemput si motor matic sebulan sekali mulai di bulan kelima pandemi. Karena lama tak terpakai, susah untuk dinyalakan. Harus menggunakan stater manual. Setelah seminggu di kota ini, dia balik lagi ke kotanya. Dan menitipkan motornya lagi di kontrakanku. Kali ini dia titipkan dengan kunci motornya.

"Mbak Aina, aku titip motor lagi", katanya singkat, padat dan jelas.

"OK", kujawab dengan lebih singkat lagi.

Sesampai di kotanya, dia mengabariku.

[Aku sudah sampai]

[Alhamdulillah] , jawabku

[Jangan lupa motor dipakai ya, biar ga mati kayak kemarin], perintahnya tanpa basa-basi.

[Dipakai di mana? Aku kan punya motor], jawabku

[Pokoknya dipakai aja, kemana aja] , balasnya lagi.

[Males ah, ga ada STNK nya. Ntar kena tilang], kelitku.

Obrolan terhenti. Tak ada balasan lagi. Aku enggan memakai kendaraan yang tak lengkap surat-suratnya. Tapi kubantu temanku dengan sekedar menyalakan 2 menit motornya setiap pagi.

Seperti bulan kemarin. Awal bulan ke enam pandemi, dia datang ke kotaku dan menjemput motor yang terparkir di rumahku. Kemudian setelah seminggu dia balik ke kotanya dan menitipkan motornya lagi. Kali ini bersama kunci dan stnk. Tak lupa pesan tanpa basa-basinya.

"Jangan lupa dipakai, bukan hanya dipanasi saja".

Duh dia yang titip, kok aku yang jadi repot ya. Entah karena aku terlalu baik atau aku terlalu bodoh. Kupakai juga motornya. Aku kasihan kalau motornya rusak. Alhasil motorku yang jadi korban. Susah sekali dinyalakan.

Daripada motor semata wayangku rusak. Aku memilih memakai motor sendiri. Dan karena merasa sudah memakai motor teman kuserviskan motornya. Dengan harapan dia pulang motornya nyaman. Awal bulan ke delapan pun dia datang lagi. Dan entah kenapa, motor itu justru enggan menyala. Padahal baru saja diservis. Pagi-pagi sekali dia sudah datang. Mencoba menyalakan berkali-kali tak berhasil.

"Mbak Aina, ini motor kok ga mau nyala?"

Teriaknya, hingga orang-orang yang lewat depan rumah menoleh kaget.

"Masa' sih? Kemarin habis kuservis lho", jawabku santai.

"Ini buktinya ga bisa nyala. Ayo bantuin stater manual. Aku ga bisa", seperti biasa dia suka merintah orang.

Aku sebenarnya mulai jengkel. Kenapa jadi seperti aku yang pinjam motor sih. Padahal dia yang titip. Kenapa jadi aku yang harus bertanggung jawab dengan segala kerusakan pada motornya?. Sabar... sabar...

Kustater motornya, kuberikan nota servis kemarin. Dia langsung meluncur ke bengkel langgananku.

Kenapa dengan motornya?

Bersambung...

Jember, 27 Maret 2021

Pojokan MAN 2 Jember

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan nya enak mengalir dan gurih. Nggak mbosenin. Sampai terhanyut ikut kesel... Salam kenal bu. Sudah saya follow ya

27 Mar
Balas

Makasih Bunda, sudah saya follow juga, salam kenal

27 Mar

godaan orang ber iman

27 Mar
Balas

Hehe... nggeh Pak

27 Mar

Hehe Sabar nggeh bu, insyaa Allaah wonten hikmah dugi niku sedoyo, mugi2 Allaah paringi balasan kebaikan seng katah damel jenengan...

27 Mar
Balas

Aamiin... Allahumma Aamiin...

27 Mar



search

New Post