ainul mizan

Seorang guru di SDIT Insantama Malang. Suka mencoret - coret untuk sekedar menumpahkan uneg uneg, perasaan dan pikiran. Walau tertatih berusaha menjadi guru, ay...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bonus Literasi Ada di Sakumu

Bonus Literasi Ada di Sakumu

BONUS LITERASI ADA DI SAKUMU

Oleh Ainul Mizan

Matahari sudah naik sepenggalahan dari kaki langit. Cahayanya cukup menyengat di kulit. Aku yang sedari tadi duduk termenung di bangku guru, terus dan tanpa henti menggerak – gerakkan pulpen di tangan. Beberapa kalimat yang terangkai apik mulai menghias kertas folioku. Tanpa perlu berpikir yang lama, sebuah teks berhasil kutelorkan. Ah…yang penting mengikuti apa kata hati mau menulis apa. Imajinasi berpadu perasaan hati.

“Assalamu’alaikum…….”, terdengar suara anak – anak menghambur masuk ke dalam kelas. Wes udah deh buyar lamunanku. Naluri sebagai guru menggerakkanku untuk menyambut mereka dengan beberapa celotehan.

“ Ayo, segera ambil buku, waktunya literasi”,

“ Yang tidak melakukan literasi, tidak mendapat password untuk istirahat dan bermain”,

Aku membayangkan kalau jadi mereka tentunya bosan dong tiap hari mendengar celotehan basi. Bagaimana tidak disebut basi? Wong anak – anak sudah hafal. Jadinya biasa saja kok kedengarannya bagi mereka. Paling tidak, anak – anak mengetahui saatnya membaca dan saatnya bermain. Kupikir – pikir juga kenapa sih, para guru seringkali keluar dari omongannya berupa ancaman demi ancaman.

“ Pak, minta tolong ambilkan buku itu”, seru Mas Ican minta bantuan.

“ Buku apa Mas?”, tanyaku.

“ Buku itu lho Pak, tentang teknologi”, Mas Ican menjelaskan.

“ Ayo ambil senditi dong, gimana hayo adabnya melewati guru yang sedang duduk?”

Reflek Mas Ican minta permisi kepadaku. Alhamdulillah, siswa – siswa Insantama memiliki kepribadian Islami yang cukup baik.

Fragmen tersebut menggambarkan jika setiap hari anak – anak harus melewati ujian adab. Sebagai sekolah yang masih sangat sederhana, meja guru menjadi perpustakaan kecil di kelas. Jadi kebayangkan, bagaimana anak – anak harus bergaya ala – ala Kahlil Gibran, atau Taufik Ismail untuk sekedar bisa mengambil satu judul buku untuk kegiatan literasi kelas.

Setiap 15 menit di jam istirahat pertama, anak –anak begitu lahapnya menikmati hidangan wawasan. Tapi jangan salah lho…., suasana spaneng tidak akan ditemukan di bilik – bilik ruangan kelas berbalut bambu ini. Snack yang dibawa dari rumah siap membikin kenyang.

Bel berbunyi tiga kali, pertanda jam untuk belajar akan dimulai. Lari –lari kecil itu berhamburan masuk ke dalam kelas. Debu beterbangan mengiringi semangat mereka. Semangat untuk menggapai asa dan cita. Biarlah debu – debu itu terus membumbung tinggi ke angkasa, seiring membumbungnya anganmu. Keringat bercucuran bukanlah tanda mereka capek lalu mucul rasa malas dalam belajar. Jangan salah, keringat itu menjadi saksi bisu kegigihan dan keceriaan di sekolah.

Para siswa berangkat dari rumah menuju sekolah, semuanya dengan wajah riang dan tersungging senyuman manis khas Malaikat kecil, yang tidak akan pernah bisa kulupakan. Tidak ada beban karena PR yang belum kelar. Atau karena baru teringat saat sudah datang ke sekolah baru ingat jika hari ini ada PR dari guru kesayangan. Tidak…tidak….fenomena anak cemberut karena PR dan tugas bukanlah cerita khas sekolah kami.

Dengan gaya separuh artis, aku berdiri tegak memberikan beberapa pengumuman.

“ Anak – anak sekalian, memasuki bulan Nopember besok, sekolah akan melaksanakan lomba literasi. Lomba literasinya untuk kelas 3 al – Jahiz adalah menuliskan hasil pengamatan terhadap obyek”, penjelasanku berapi – api.

Sebagian anak – anak yang bersemangat tampak senang dengan lomba tersebut.

“ Obyeknya apa saja Pak?, apa boleh obyeknya itu hewan atau tanaman?”

“ Obyeknya bebas, asalkan nanti cerita hasil pengamatannya minimal 10 kalimat. Ditulis di kertas folio bergaris, boleh juga diketik”, jawabanku singkat, padat dan berisi. Maksudku sejak tadi berisi angin. Perut rasanya melilit. Kagak bawa snack lagi.

Akhirnya tanggal pengumpulan karya tulis telah tiba. Naskah karya tulis siswa dikumpulkan dan dilakukan proses penjurian. Tidak dinyana – nyana, semua siswa kelas 3 al Jahiz mengumpulkan karya terbaiknya.

Dengan perlahan – lahan tapi pasti, kulihat – lihat dan tentunya kubaca juga deh. Hambar rasanya kalau hanya sekedar menghitung jumlah garis yang ada di kertas folionya. Penasaran deh, pingin merasakan sensasi cerita dari Malaikat – Malaikat Kecil ini. Doakan ya…gurumu ini selalu setia hati, mendidik penuh cinta anak – anakku sekalian.

Dari sekian karya tulis yang masuk ke meja redaksi. Eh…keliru, maaf. Karya tulis yang terpilih dari meja Pak Mizan, tidak akan beda jauh dengan rasa juri – juri kawakan. Akhirnya… eng ing eng… terpilih tiga naskah terbaik.

Sebagai juara ketiga adalah sebuah naskah yang berjudul, Kebun Kecil di Rumahku. Gaya penulisannya cukup kekanak – kanakan, menggambarkan suasana di kebun. Setelah mendengar panggilan, segera berdiri seorang anak yang piawai dalam bernasyid. Jangan ditanya deh, berapa album yang sudah ditelorkannya, karena memang masih dalam proses menggapai bintang di langit.

Selanjutnya, aku melanjutkan kepada juara kedua, dengan naskah yang berjudul, Pohon Pepaya Kami. Dengan langkah gontai, seorang siswi berjalan mendekat ke arahku. Ia hanya tersipu malu. Yang penting nggak malu – maluin ya….

Akhirnya saat – saat yang mendebarkan. Jawara lomba literasi dari kelas 3 adalah naskah yang berjudul, Pengalaman Dengan Air Teh. Aku terperanjat. Gaya bahasanya betul – betul pas buat dunia anak.

Teng …. Teng …. Teng ….. , segera kuperintahkan anak – anak untuk berkemas – kemas. Termasuk para juara literasi. Setelah mengucapkan salam, anak – anak berhamburan bergantian untuk salim denganku.

Kepada para juara lomba literasi dari kelas 3 al Jahiz, aku hanya bisa mendoakan agar cita – cita kalian terwujud atas ijin Allah SWT. Aku hanya bisa memberikan hadiah yang tidak seberapa, hanya sebungkus jajanan dan snack sekedar mengganjal rasa lapar yang mulai menyerang.

Saat teman – temannya ingin mencicipi hadiah dari para juara. Ternyata kue hadiah itu keluar dari saku – saku lecek para juara lomba. Tidak ketinggalan sampah hadiahnya masuk ke dalam saku lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, cerita yang menarik dikemas kalimat apik jadi asyik bacanya. Dunia anak selalu menarik yah Pak. Sukses selalu dan barakallah

30 Jan
Balas

betul bu. Dunia anak selalu menarik.

30 Jan
Balas



search

New Post