AINUN,S.Ag

Ainun, S.Ag adalah Putri dari alm Bpk. Ustadz Ahmad Ayub dan ibunda Kasimah binti H. Muhammad yang lahir pada tanggal 2 Mei 1971 di Desa Kuala Merbau. Kec...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ingkar Janji Berbuah Dendam

#Cerita_Anak_01

Ingkar Janji berbuah Dendam

Oleh. Ainun Ahmad

Anak-anak, tahukan kamu bahwa pada masa dahulu Elang dan Ayam jantan bersahabat sangat akrab. Mereka selalu bermain dan mencari makanan bersama. Mereka bersama dalam suka dan duka. Walau mereka memiliki kemampuan yang berbeda, tetapi persahabatan mereka tetap terjalin dengan baik.

Suatu hari, ketika Ayam jantan duduk sendiri dia merenungi dirinya. Dia merasa dirinya jauh kekurangan jika dibandingkan dengan Elang. Betapa tidak, Elang memiliki kemampuan terbang tinggi dan hinggap di pohon yang tinggi, sementara dirinya tidak memiliki kemampuan untuk itu.

Dalam lamunanya Ayam pun berkeinginan untuk terbang tinggi seperti Elang. Namun bagaimana caranya? Ayam jantan itu tidak mengetahuinya. Dia terus berpikir hingga terkadamg sampai melupa waktunya untuk makan.

“Andai saja aku bisa terbang tinggi seperti Elang, aku akan turut bersamanya hinggap di pohon yang tinggi. Aku akan memiliki banyak waktu untuk bersama dengannya”. Gumam Ayam jantan itu dalam hati.

Terus saja Ayam jantan itu berpikir ingin terbang tinggi seperti Elang. Dia pun bermaksud ingin bertanya kepada Elang bagaimana caranya agar dirinya dapat terbang tinggi. Namun Ayam jantan itu merasa malu untuk bertanya langsung kepada Elang.***

Hari terus berlalu, Ayam jantan itu gelisah dengan pikirannya sendiri. Dia menyimpan pertanyaan itu cukup lama. kegelisahannya itu membuat dia sulit untuk tidur dan mengabaikan waktu makannya. Hal itu lama kelamaan diketahui oleh Elang. Elang yang baik hati itu pun bertanya kepada sahabatnya.

Elang : “Wahai sahabatku, mengapa kamu terlihat murung, apakah kamu sakit?”

Ayam : “Tidak, sahabatku”.

Elang : “Jangan kau berbohong padaku, kita sudah bersahabat sejak lama, aku tidak pernah melihat engkau seperti ini”.

Ayam : “Aku tidak berbohong padamu, aku memang tidak sakit.”

Elang : “Tapi mengapa aku melihat engkau semakin kurus dan selalu gelisah, apa yang engkau sembunyikan, katakanlah padaku, mungkin aku dapat membantumu.”

Ayam : “Aku tidak sakit, aku hanya merasa sedih.”

Elang : “Sedih? mengapa kamu bersedih?

Ayam : “Aku sedih karena tidak dapat terbang tinggi seperti dirimu.”

Elang : “Ooh itu sebabnya,

Ayam : “Iya sahabatku, maukah engkau mengajarku terbang ?

Elang : “Baiklah sahabatku, aku akan memberitahumu, rahasiaku dapat terbang tinggi. Tetapi engkau harus berjanji padaku untuk menyimpan rahasia ini, jangan engkau ceritakan kepada siapapun.”

Ayam : “Baiklah sahabatku, aku berjanji untuk menyimpan rahasia ini.

Elang yang baik hati itu pun mendekati Ayam jantan itu, sambil memandang ke kiri dan ke kanan. Dia ingin memastikan keadaan di sekelilingnya benar-benar aman. Agar rahasia besar kaumnya tidak diketahui hewan lain.

Melihat keadaan aman, dengan setengah berbisik Elang menceritakan rahasianya kepada Ayam jantan itu. “Aku dapat terbang tinggi karena aku menjahit kedua sayapku dengan jarum sakti”, kata Elang kepada Ayam. Mata Ayam jantan itu terbuka lebar menatap kepada Elang, “Apa….”? Tanya Ayam jantan itu dengan suara setengah menjerit. “Ssssst…”, Elang memberi isyarat kepada sahabatnya agar tidak berisik.

Ayam jantan itu penasaran tingkat tinggi mendengar Elang menjahit kedua sayapnya dengan jarum sakti. Dia lalu bertanya,

Ayam : “Apa benar yang kamu katakana, kamu menjahit kedua sayapmu dengan jarum sakti?”

Elang : “ Iya sahabatku.”

Ayam : “Kamu dapat dari mana jarum sakti itu?, bolehkah aku meminjamnya? Aku ingin menjahit kedua sayapku”

Elang : “Jarum itu pemberian orang tuaku. Demi persahabatan kita, aku akan meminjamkannya kepadamu, tapi kamu harus memegang janjimu. Kamu tidak boleh meminjamkan jarum ini kepada yang lain. Kamu harus menjaga jarum ini baik-baik, jangan sampai hilang.”

Ayam : “Baiklah sahabatku, kamu jangan khuatir ya, aku berjanji padamu.”

Dengan penuh kepercayaan Elang menyerahkan jarum sakti itu, kemudian dia pamit pulang ke sarangnya. Ayam jantan itu menerima dengan sangat gembira.

Tanpa membuang waktu Ayam jantan itu segera menjahit kedua sayapnya. Namun karena tidak sabar ingin cepat terbang, Ayam jantan itu hanya menjahit sebagian dari kedua sayapnya. Diapun langsung mencoba terbang. Ayam jantan itu berhasil terbang naik ke atas pohon mangga yang ada di dekatnya. Dengan bangga dia mengepakkan sayapnya lalu berkokok dari atas pohon.

Mendengar suara Ayam jantan berkokok dari atas pohon, Ayam betina pun banyak yang berlari mendekati pohon mangga itu. Mereka bertanya bagaimana Ayam jantan itu dapat hinggap diatas pohon.

Dengan nada sombong Ayam jantan itu menjelaskan kepada teman-temannya tentang jarum sakti itu. mendengar hal demikian teman-temannyapun ingin meminjam jarum sakti itu, barulah Ayam jantan itu ingat dengan jarum sakti yang ditinggalnya diatas tanah tadi. Dia mengajak temannya mencari jarum tersebut.

Disaat Ayam jantan sibuk mencari jarum yang hilang, Elang datang ingin menjemput jarum sakti itu. Namun malangnya jarum itu tidak ditemukannya lagi. Elang merasa kecewa dengan sikap Ayam jantan itu yang tidak memegang janjinya. Dia meminta agar Ayam jantan it uterus mencarinya.

Hari berlalu, bulanpun berganti, jarum sakti yang hilang itu tidak juga ditemukan, Walaupun Ayam terus mencarinya, mengais tanah pagi dan petang. Karena janji tidak ditepati Elang pun merasa dendam dan sakit hati. Elang memutuskan persahabatannya dengan Ayam. Elang bersumpah, selama jarum saktinya tidak dikembalikan maka dia akan menyambar anak ayam untuk dimakannya. ***

Anak-anak begitulah kisah Elang dan Ayam. Persahabatan mereka berubah menjadi permusuhan karena Ayam yang tidak menepati janjinya. Untuk itu jadikanlah pelajaran dalam hidup kita. Apabila kita berjanji maka hendaklah kita tepati. Supaya permusuhan tidak terjadi.

***

Tg. Batu, 21 Juni 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren menewen, Bu. Selamat berkarya, semoga sukses selalu. Salam literasi.

23 Jun
Balas

AlhamdulillahTerima kasih Pak sakam literasi kembali

23 Jun

Sami-sami, Bu.

24 Jun



search

New Post