Ai Nurhayati

Menulis adalah profesi yang tidak ada pensiunnya. Dengan menulis bisa mewarnai dunia. Semoga Allah SWT selalu memberi kemudahan kepada kita untuk senantiasa sel...

Selengkapnya
Navigasi Web
Inilah Saatnya Reformasi Literasi

Inilah Saatnya Reformasi Literasi

Hingar-bingar pro kontra penunjukkan Menteri Kabinet Jilid 2 sudah usai....tinggal saatnya kita merenung dan memberi masukkan kepada Mas menteri yang masih belia ini untuk kemajuan di bidang pendidikan, khususnya di bidang literasi untuk 5 tahun mendatang.

Mas menteri Nadiem Makarim yang baru memasuki rimba belantara pendidikan Indonesia....Selamat datang dan selamat bergabung dengan kami beribu guru baik PNS maupun honorer. Baik di kampung ataupun di kota. Baik yang muda seperti Anda ataupun yang tua seperti saya. Baik yang bergelar profesor maupun bukan.

Beruntung mas tidak merangkak sejak muda seperti saya dan bisa langsung mencapai puncak jabatan tertinggi yaitu Mendikbud.

Pahit getir, asam manis kehidupan guru sudah saya rasakan bahkan sejak lahir ke dunia ini, karena ayah ibuku adalah seorang guru SD dan aku dengan saudara-saudaraku begitu cinta sama profesi ini, mengikuti jejak langkah kedua orang tuaku. Yang hidup harmonis dan bersahaja sampai Allah swt memisahkan kita.

Mas menteri, dunia pendidikan tidak akan saya tinggalkan sampai kapanpun. Karena dunia ini telah membesarkan saya dan saudara-saudaraku bahkan sampai saat ini saya dan suami membesarkan ketiga anakkku dengan jerih payah dari gaji seorang guru. Bahkan anak-anakku pun bercita-cita jadi guru dan dua orang anakku menjadi guru pula walaupun masih honorer.

Betapa sulitnya kehidupan guru honorer. Sementara tuntutan seorang guru agar murid-mudinya menjadi pintar haruslah pintar terlebih dahulu. Dengan membaca literatur-literatur hebat tentang pendidikan dan materi yang kita ajarkan sehinnga siswa bisa diajak berimajinasi dan berkreasi sesuai harapan kita.

Ternyata tantangan literasi begitu berat. Jangankan mengajak murid-muridku, mengajak guru-guru berliterasi dan mengubah strategi mengajar ke arah pendidikan abad 21 atau era 4.1 saja sudah luar biasa perlu kerja keras. Ingin memberi saran dan masukan tapi mungkinkah didengar? Aku ini hanya bubuk raginang yang tidak bisa berkontribusi tentang pendidikan ke depan. Sampai akhirnya mas Ihsan Ceo Media Guru memberi peluang untuk mencetak buku antologi yang akan diserahkan kepada mas Menteri. Gayung bersambut saya pun menulis catatan kecil untuk dunia pendidikan ini. Saya tak peduli mau dibaca atau tidak oleh mas mentri saya tidak peduli mau diterima atau tidak masukkan ini.

Mas Nadiem saya sudah 30 tahun bergelut di dunia pendidikan khususnya SMA. Saya sering mendapat keluhan dari orang tua siswa. Katanya anaknya mengeluh terlalu berat belajar di SMA. Terlalu banyak mata pelajatan dan terlalu banyak PR yang diberikan guru kepada anak mereka.

Nah inilah saatnya dunia pendidikan di Indonesia diubah dan direformasi. Kenapa kita tidak nyontek pendidikan di Singapura negara tetangga kita, bahkan sudah dirasakan oleh mas Nadiem sendiri tentang Singapura negara kecil tapi unggul. Atau Finlandia negara kecil tapi pendidikan nya termaju di dunia. Bahkan bisa belajar dari negara Jepang dengan SDM yang berkualitas, dengan bayangan sekolah alam seperti di novel Totto Chan Gadis Cilik di Jendela.

Atau kita kembali flash back semboyan pendidikan yang digulirkan oleh Ki Hajar Dewantara. Bahwa sekolah itu taman yang menyenangkan. Dengan filosofinya: Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Sekolah jangan dibuat tegang dengan tuntutan UNBK bahkan dulu dijadikan patokan kelulusan. Di Finlandia sendiri tidak ada ujiaan apalagi UN. Sistem pendidikan Finlandia dianggap sebagai salah satu sistem pendidikan terbaik di dunia. Pendidikan di negeri ini secara rutin mengungguli Amerika Serikat dalam literasi membaca, sains, dan matematika. Finlandia selalu menempati skor terbaik dalam survei penilaian siswa internasional (PISA) yang dilakukan tiga tahun sekali sejak 2000. Finlandia di peringkat ke-13 untuk skor matematika PISA, peringkat ke-4 literasi baca, dan peringkat ke-5 untuk sains. Padahal, sekolah di Finlandia memiliki hari sekolah yang lebih singkat jika dibandingkan dengan sekolah di negara lain. Untuk kegiatan dan kesadaran berliterasi memang sangat memprihatinkan. Salah satunya guru-guru yang mau naik pangkat yang diwajibkan membuat karya tulis atau PTK mungkin hanya beberapa gelintir saja, sisanya lebih banyak pasrah. Demikian pula dengan sesama kepala sekolah. Yang sudah nyaman di IV a begitu banyak. Semua membuktikan bahwa kemampuan dan kemauan mereka di bidang literasi belum mumpuni.

Saya percaya bila senang membaca pasti akan bisa menulis. Jadi...kalau belum bisa menulis perlu dipertanyakan berapa buku yang pernah dia baca?

Akhirnya semua harus didobrak oleh kita. Salah satu upaya yang dilakukan sekolah adalah:

1. Sosilisasi dan bimtek penyusunan karya tulis

2. Disuburkannya kegiatan literasi membaca buku untuk guru dengan cara di ruang guru dibuat perpustakaan khusus guru, buku-buku yang menginspirasi seperti buku terbitan MediaGuru bisa diborong ketika ada pameran sekaligus seminar seprti di JCC.

3. Mengikuti kegiatan bimbingan karya tulis di MGMP atau program SAGU SABU =satu guru satu buku seperti yang digagas MediaGuru.

Untuk siswa untuk meningkatkan literasi di sekolah

1. Warga sekolah mensosialisasiksn pentingnya literasi baca-tulis baik pada saat upacara atau mengintegrasikan di sela-sela kbm.

2. Ada perpustakaan kelas yang dikelola oleh anggota kelas tersebut

3. Buku yang dimiliki dikumpulkan di kelas dibaca oleh temannya/saling pinjam.

4. Membuat laporan membaca dikumpulkan kepada guru Bhs Indonesia untuk mendapat penilaian

5. Sebelum jam kbm berakhir guru membacakan penggalan buku referensi atau novel atau puisi, dengan harapan mereka berlomba untuk mencari tahu dan menyelesaikannya sendiri, dengan berusaha mencari sendiri bukunya di perpustakaan.

Demikianlah masukan untuk memajukan literasi khususnya dan pendidikan di Idonesia pada umumnya kepada Mendikbud baru.

Selamat Pa Semoga kita menjadi pemenang!

Penulis adalah Kepala Sekolah di SMAN I Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat. Alumni sagusabu Bogor 1 & 2

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kok tidak menulis lagi Bu..? semnagat berkarya ya..salam

16 Jun
Balas

Mantap jiwa, bunda.

31 Oct
Balas

Terimakasih Bu Dalia... Sukses buat kita!

01 Nov

Lajengkeun literasina bu Haji Ai

04 Dec
Balas

Isin ah belajar keneh...hehehe

05 Dec

mantap bu Ks opininya

30 Oct
Balas

Terima kasih Bun... Sedang belajar berliterasi

30 Oct

Terimakasih Pa Adin

31 Oct
Balas

Mantap bu...

31 Oct
Balas

Mantap bu..

31 Oct
Balas

Terima kasih bu Ima cantik....

05 Dec

Keren Bu......

31 Oct
Balas

Terimakasih pa Dede

31 Oct

Setelsh membaca dan menelaah bhw tulisan inovatif dan luar biasa. Ada aspek literasi di sekolah/ SMA perlu dukungan masyarakat /komite sekolah sehingga reformasi literasi menyeluruh. Mohon maaf, terima kasih.

31 Oct
Balas

Terimakasih Pa Ade

31 Oct

Alhamduliillah sesuatu banget... tulisannya bagus layak dapat Bintang. Semoga berkah bagi semua terutama gurusiana.

31 Oct
Balas

Terimakasih Pa Adin Sukses!

01 Nov

Mantap ibu,,semoga bermanfaat tulisanny

31 Oct
Balas

Eh ada Bu Ramayana ..... Terimakasih ya kunjungannya. Semoga bermanfaat

01 Nov



search

New Post