Ainur Rofiah

ASSALAMUALAIKUM. saya seorang Guru sekaligus ibu rumah tangga dengan 2 buah hati yang sholih dan sholihah. saya tinggal di Surabaya. Saya sangat percaya bahwa k...

Selengkapnya
Navigasi Web
LIMA MENIT
lima Manit

LIMA MENIT

5 MENIT

Tidak semua taburan akan panen, namun tidak akan ada panen tanpa taburan. Sesibuk apapun jadikan mengurus anak adalah utama dan yang lain itu sambilan, selingan. Pagi itu terlihat seorang ibu yang menggendong bayinya sambil membaca buku. Jemari itu akan mengukir sebuah peradaban baru. Sebuah pengorbanan yang akan menjadi jejak dan guratan kehidupan. Hak setiap manusia untuk memilih jalan mana yang akan dilaluinya. Ibu itu sedang dihadapkan dengan sebuah prioritas . sosok ibu berkerudung merah menatap tajam ke arah sekeliling, betapa bersyukurnya dia bisa hidup dan merasakan udara pagi itu. Nikmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Amanah yang harus dijaga.

Dalam setiap malam berbisik ke telinga ”wahai anak ku engkau adalah amanah dari sang Pencipta, engkau akan ku didik sesuai dengan Perintah Nya, bukan sesuai keinginan kami sebagai orang tuamu. Mencintaimu butuh pengorbanan wahai gadis kecilku, tidak hanya sekedar sayang namun orang tuamu ini akan menjadi teladan untukmu”.

2 bulan berjalan sang Ibu sudah menyelesaikan karya ilmiahnya sebagai bahan tugas akhir di Program Pascasarana di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Dalam menyelesaikan tugas itu, sang ibu tetap memprioritaskan anak. Begadang, pulang pergi ke kampus untuk bertemu dengan pembimbing Tesis, anak itu selalu ikut bersamanya. Sang suami yang sangat mensuport Pendidikan istrinya rela dan siap berkorba waktu dan tenaganya di tengah kesibukannya sebagai kepala keluarga.

Dan alhamdulillah waktu yang indah itu datang, sang Ibu mendapat gelar S2 nya. Banyak ucapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan atas Imu dan gelar yang sudah didapat. Namun, ini bukanlah dari akhir sebuah perjalanan, justru inilah awal dimana konflik batin itu dimulai. Putri kecil itu sudah berumur 2 tahun, sang Ibu memilih untuk fokus dan menjadikan anaknya sebagai prioritas. Sang ibu percaya bahwa 5 tahun pertama merupakan Golden Age, masa yang sangat penting dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Putri kecilnya itu tentu memiliki potensi dan bakat yang berbeda dengan anak anak yang lain, karena sang ibu percaya bahwa memang setiap anak memiliki bakat dan poteni yang berbeda. Dan disinilan peran ibu sangat ditentukan.

Suatu Ketika terbesit pertanyaan dari sahabat, teman “ kamu sekarang sudah S2 ya.. sudah kerja dimana sekarang ?”,” Sudah S2 Kok ujung-ujungnya jadi Ibu Rumah tangga”. Seketika itu sang ibu berfikir apakah tujuan menempuh S2 orientasinya adalah harus langsung bekerja ??.Terbesit dalam hati sang ibu, “ bukankan mendidik anak di rumah juga bagian dari mengamlkan Ilmu ?, bahkan itukan kewajiban”. Gejolak hati sang ibu meronta seakan dia adalah manusia yang paling tidak bermanaat di bumi ini, rutinitas yang monoton dan itu itu saja membuat sang ibu stress. Segudang pekerjaan ditambah sang ibu adalah termasuk ketegori ibu baru yang belum pernah sama sekali mengurus rumah tangga. Sesekali sang ibu tak mau memikirkan itu, namu semakin dia menyimpan rasa itu, semakin berontak hati dan pikirannya.

Alhamdulillah Sang suami dan keluraga besar memberikan semangat dan membesarkan hati sang ibu untuk tetap menguatknan batin Bahwa sekarang ada prioritas, amanah langsung dari Allah yang harus dijaga. Tugas dan tanggung jawab yang bukan main-main. “ bunda, orang lain hanya bisa berkomentar, tak mampu memberi solusi, hidup ini kita yang jalani, bukan mereka” sang suami menguatkan.

Waktu terus berjalan, setiap hari ibu itu menemani putrinya untuk mengembangkan motoric halus dan motoric kasarnya, dengan berbekal ilmu yang di dapat di bangku kuliah dan searching artikel online tentang ilmu parenting. Betapa dahsyatnya kekuatan ibu dan keistiqomahan ibu untuk selalu mendampingi putri kecil itu. Setiap huruf,kata,kalimat,teladan, yang diajarkan sang ibu sudah terpatri dalam diri putrinya. 5 menit yang sangat berharga, 5 tahun pertama yang tak akan pernah terlewatkan, dan 5 waktu sholat yang sudah menjadi kewajiban.

Dalam setiap 5 menitnya, tak segan ibu untuk terus membuat sang putri bahagia,selalu mendampingi dengan terus menginternalisasi nilai nilai Tauhid, pelajaran pelajaran sederhana. Sampai suatu Ketika sang ibu sadar bahwa banyak sekali media-media pembelajaran dan permainan yang sudah ia beli hanya untuk menemani dan menstimulasi perkembangan putrinya.

Dalam setiap 5 waktu Fardhu dan sunnahnya, ia tak akan melupakan menyelipkan doa untuk putrinya agar berhasil dalam menjalani hidupnya. Tahun ini putri kecil itu sudah memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD). Begitu banyak kemajuan dan perubahan yang baik yang bisa ia tunjukkan sebagai persiapan dia masuk SD. Memang orang tua yang biasa suka membandingkan potensi anak dengan yang lain, sedangkan orang tua yang luar biasa akan selalu mendampingi, membimbing dan mengarahkan potensi dan kebutuhan anaknya. Bagi sang ibu ini adalah jawaban dari perenungan dan keistiqomahan ibu ketika diawal 5 tahun pertama anaknya hadir dalam kehidupannya, ia memilih untuk menjadi full mom di rumah. Putri kecil itu sudah mempunyai potensi dasar anak SD Yaitu membaca,menulis,menghitung dan yang paling membuat sang ibu menangis bahagia adalah putri kecil itu sudah mempu membaca Al Qur’an. Mungkin ini adalah capaian yang biasa biasa saja bagi orang tua yang lain. Tapi ini merupakan kado terindah dari pengorbanan sang ibu. Meskipun ini adalah bukan akhir dari perjalanan hidup sang ibu beserta putri kecilnya, tapi masih begitu Panjang untuk meneruskan Langkah-langkah keistiqomahan untuk selalu mengisi di setiap 5 menitnya dengan bacaan al qur’an, literasi dan pelajaran yang lain.

Sang ibu menyadari bahwa keteladanan menjadi strategi Pendidikan yang bagus dalam lingkungan keluarga. Pendidikan keluarga menjadi fondasi utama dalam mengantarkan putrinya. “wahai putri ku, orang tuamu akan selalu mencintaimu, walaupun itu tidak secara langsung engkau minta, kelak jika engkau dewasa selalu tanamkan dalam hatimu untuk selalu bersyukur dengan apa yang kau miliki. 5 menit waktu yang kau punya, gunakanlah dengan sebaik-baiknya, 5 menit yang kau punya mungkin beda dengan 5 menit yang orang lain punya. Hargai setiap 5 menitmu, karena jika saatnya dunia menjadi sunyi tanpa suara, yang tersisa adalah hatimu sendiri . hakikatnya semakin engkau mengenal dirimu sendiri, semakin pula engkau memahami makna kehidupan ini.

Sang ibu kini tersenyum indah sambil menemani putrinya yang sedang School From Home, menemani pembelajaran jarak jauh. Membuat sang ibu fasback Kembali tentang 5 tahun yang berlalu, terus melatih kesabaran dan keteguhan hati untuk masa depan anak. Hari ini sang ibu menyimpulkan bahwa model pengasuhan di keluarga menjadi yang pertama dan utama bagi Pendidikan anak.

Penulis : Ainur Rofi’ah,M.Pd.I

SD Kyai Ibrahim Surabaya

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post