Adiksi Gadget, No Way.
Tantangan Gurusiana ke-3
#TantanganGurusiana
Semenjak si bungsu saya sudah mengenal yang namanya smartphone, saat itulah saya sudah mulai ketir-ketir, saya merasa ketakutan bahwa anak saya nanti tidak bisa kontrol diri ketika sedang tidak dalam pengawasan saya. Ketika kakaknya sudah mulai membuka smartphone nya, si adik langsung nimbrung penasaran pingin tahu apa yang mau dibuka kakaknya. Padahal sikakak hanya sekedar mengecek group WhatsApp kelasnya.
Mereka semua sudah saya wanti-wanti, boleh main game kalau weekend saja, sabtu atau minggu. Selain hari itu hanya fokus kegiatan yang lain. Terkadang mereka mengindahkan, terkadang melanggar. Namun buat saya yang terpenting adalah terus pantauan kita sebagai orangtuanya, tidak lepas tangan begitu saja.
Suatu hari saya berkeinginan ingin menularkan hobi menulis kepada anak-anak saya. Mungkin dengan cara ini, yaitu dengan aktifitas menulis mereka jadi lupa main gamenya. Untuk mewujudkan, saya ajak mereka keberbagai tempat. mulai dari nongkrong di perpustakaan kota, sampai terkadang kita pergi bersama ke toko buku. Semuanya itu demi menyelamatkan mereka, anak-anak saya dari adiksi gadget. Jangan sampai itu terjadi pada anak-anak saya dan juga anak-anak lain yang ada di negeri ini.
Di zaman serba digital seperti saat ini, anak mana sih yang nggak mengenal youtube dan main game. Mayoritas mereka semua sudah mengenalnya, dan menu inilah yang paling laris dpilih oleh anak-anak saya ketika berada di depan gadget. Sudah pasti mereka para generasi milenial sudah paham betul bagaimana mainnya dan caranya mengoperasikan youtube. Yang sudah dewasa terkadang kalah ilmu dengan anak-anak. He..he.., Jadi Intinya kita sebagai ortu juga harus melek IT, tidak boleh gaptek loh ya Ayah Bunda. Yuuk terus update.
Upaya untuk menangkis adiksi gawai pada anak-anak, bisa juga dengan menambah kegiatan mereka diluar rumah atau sekolah. Saya pribadi ingin mengikutkan anak saya yang bungsu untuk bergabung di kegiatan yang pure acaranya untuk anak-anak, Hingga suatu saat saya menjumpai suatu klub yang dikhususkan untuk anak-anak. Akhirnya bergabunglah anak saya diklub tersebut, yaitu klub literasi anak. Kalau mau yang free, bisa datang di perpustakaan Kota Surabaya yang ada di Balai Pemuda. Disana anak-anak bisa belajar literasi numerik, literasi digital, membaca, sampai dongeng.
Buat anak saya ini adalah dunia baru, Awal agak sedikit memaksa ketika mau berangkat menghadiri workshop yang diselenggrakan oleh klub literasi anak. Namun saya terus memberikan semangat, alhamdulillah ternyata dia ketagihan ingin ikut lagi next time.
Ada juga tempat yang bagus buat anak-anak untuk mengembangkan literasinya. Coba ajak anak-anak kita mengunjungi perpustakaan Kota Surabaya, disana mereka bisa belajar literasi digital, numerik, dongeng, semua insyaallah free. Kita tinggal menyediakan waktu untuk mengantarnya. Koleksi buku anak juga lengkap, dan boleh dipinjam.
Dengan begitu kita yakin bahwa anak-anak kita akan selamat dari bahaya kecanduan game. JIka kita rutin memberikan mereka stimulus kegiatan yang positif dan membangun kreatifitasnya. Terus berusaha dengan semaksimal mungkin agar anak kita tidak menjadi adiksi gadget.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar