Naluri Seorang Ibu
Tantangan Gurusiana ke- 3
#TantanganGurusiana
Bisa dibilang saya adalah seorang ibu-ibu yang terbilang jarang masak, lebih sering mengandalkan masakan chef yang ada di depot, warteg atau terkadang resto. Bahkan tak jarang saya mengandalkan GrabFood atau Go-Food. Tinggal pilih-pilih menu, klik, bayar, tuntas, masakan datang. Tidak ribet, praktis, dan efisien. Namun letak kepuasan dalam melayani keluarga tidak ada. Tidak ada nilai pahala disitu. Apakah kita tidak ingin dapat pahala dalam setiap aksi kita sebagai seorang wanita yang sudah berkeluarga?, tentunya kita pasti menginginkannya. Ada letak tanggung jawab kita dalam memberikan yang terbaik buat keluarga meskipun itu hanya hal yang sederhana dan hal kecil.
Waktu yang singkat mestinya harus kita bagi-bagi. Tentunya sebagai emak-emak yang bekerja diluar sangat kesulitan mengatur waktu dengan sempurna dalam sehari di hari kerja. Mungkin ada satu atau dua kegiatan kita sebagai ibu yang tidak bisa kita laksanakan selama kita bekerja. Apalagi buat kita para pekerja yang harus standby di tempat kerja sebelum jam setengah tujuh. Namun ada beberapa dari kita para emak-emak hebat yang meskipun bekerja pagi hingga sore namun mereka sanggup untuk membuat masakan dari hasil tangannya sendiri.
Saya ingin menjadi bagian dari emak-emak hebat itu, yang meskipun bekerja namun masih sempat masak buat anak-anak dan keluarganya. Nah, hari ini saya sudah menyiapkan bahan untuk disiapkan buat masakan besok pagi. Meski sederhana, tapi saya yakin anak-anak akan menyukainya apalagi jika kita memasak dengan bumbu tambahan yaitu bumbu cinta. Bukan bumbu micin loh ya.
Moody?, kalau itu iya saya banget. Apalagi untuk urusan memasak. Khususnya jika pekerjaan sedang overload dan sangat menyita waktu, jurus ampuh yaitu beli saja makanan. Nah, kebiasaan inilah yang ingin saya hilangkan yaitu moody dalam memasak. Sebenarnya Hasrat keibuan kita sebagai seorang pekerja tentunya tidak ingin melewatkan kegiatan memasak sebelum berangkat kerja. Namun apalah dikata terkadang tenaganya yang tidak ada. Apalagi jika bangunnya kesiangan, aduuh, ini pernah terjadi pada saya. Bahan sudah tersedia semua, rencana bangun jam setengah 4 pagi ternyata mata masih sulit diajak kompromi, kesiangan dan alhasil batal acara masaknya. Kalau tetap ngotot masak pasti taruhannya adalah terlambat kerja. Singkat nya beli saja makannya.
Ada lagi lagi cerita ketika disaat saya belum sempat masak, saya memberi uang saku lebih ke anak-anak saya untuk membeli makan atau minuman selama dia disekolah. Saat itu di tempat kerja saya ada makan-makan enak karena kebetulan ada yang lagi punya hajatan atau syukuran. Menu lengkap, buah, sayur, ikan, pokoknya lengkap deh bisa dibilang 4 sehat 5 sempurna. Saat itu lah lalu teringat anak-anak saya. dalam banak saya saya bertanya, kira-kira saat ini anak saya makan apa ya di kantin sekolahnya. Nah waktu pulang, saat kita sudah berkumpul dirumah, saya tanya mereka. Dek, kak hari ini tadi makan apa dikantin sekolah?. Si adek jawab makan nasi goreng, si kakak jawab makan ayam bakar. Lalu saya tanya lagi apa pakai sayur?, mereka jawab ndak ada sayurnya. Saya tanya lagi makan buah ndak tadi?, mereka jawab ndak ada buah. Aduh, rasanya naluri keibuan ini tiba-tiba berontak dan menyalahkan diri saya. kok bisa-bisanya saya makan enak sementara anak saya tidak. Maka, saya berusaha berjanji dalam diri saya sendiri, saya harus terus menyemangati diri saya sendiri untuk tetap memasak buat anak-anak saya. Tidak boleh malas, tidak boleh moody. Karena anak-anak kita adalah tanggung jawab kita, memberikan yang terbaik untuk urusan makanan juga tanggung jawab kita sebagai emak, tidak perduli emak yang bekerja ataupun yang tidak. Berat sih buat kita para emak yang bekerja jika harus masak pagi hari saat weekdays, tapi buat anak jangan coba-coba!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar