Perihal takdir-Nya
Gulir waktu tlah menelan masa
Menunduk pilu sendiri mengais tanya
Ketika didera beribu pertanyaan
Perihal kapan menjalin janji
Kawan sebaya tak lagi sepi
Mereka tlah bersemenda
Ada haru menggetar raga
Kala suara-suara dipenuhi kecaman
Tatkala kusadari dahan usia kian meninggi
Mereka tak lagi ada
Dunianya kini membelenggu
Hanya berpesan melintasi suara-suara bernada indah
Pasrahku dalam sujud
Merayu , melangitkan doa-doa
Mengeja asa
Akan ada masa semua adalah milikku
Di manakah pasanganku?
Lelahku menanti
Mengunggkap rahasia
Di balik tabir lauhul mahfudz
Sebuah kepastian
Perihal takdir-Nya
Hadir pada masanya
Menanti Kadar hakikat keniscayaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Imdah pilihan katanya Bunda. Puisi yang menawan. Salams ehat dan sukses Bunda.
terima kasih Bunda salam kenal Bunda, salam sehat dan sukses buat Bunda Yessy