Bahkan Sekadar Mengenalku, Engkaupun Enggan
Menemukanmu pada sebuah halaman, menarik netraku untuk mengenalmu lebih dalam. Menelisik setiap bagian dirimu, menjadi sesuatu yang mengasikkan. Entah apa pesona yang kau punya, hingga begitu banyak orang yang ingin menjadi bagian dalam lingkar kehidupanmu.
Bertamu, menjadi sebuah prosesi awal untuk mengamati dirimu. Namun sayang, engkau sepertinya malu-malu menerima kedatanganku. Entah kau tidak percaya atau begitu berhati-hati terhadap orang asing. Uluran tangan dariku bahkan tak kau hiraukan. Bagaimana aku bisa lebih dekat denganmu?
Aku datang baik-baik. Menyapamu ramah. Kucoba berakrab-akrab dengan temanmu. Tapi kau tetap acuh. Bahkan menatap wajahkupun engkau enggan. Apa menurutmu aku bukanlah teman yang layak untukmu?
Kalau memang aku tak layak menjadi bagian dalam pergaulanmu, kenapa engkau tidak menolak kedatanganku dari awal? Kau izinkan aku memasuki pekarangan. Kau biarkan aku mengintip beranda rumahmu.
Tak mengapa bila malam ini kau tak peduli, bahkan tak merespon perkataanku. Tak mengapa. Aku masih menyimpan asa untuk bisa mengenalmu hingga malam ini. Tapi entah esok. Aku juga punya batas kesabaran.
Bila engkau tak menginginkan hadirku, mungkin meninggalkanmu menjadi pilihan terbaik. Meski remah jejak tertinggal di halaman rumahmu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar