#tatanganGurusiana

#harike59

Bela Bangsa Saat Ini, Tinggallah di Rumah

(Social Distancing)

Judul ini saya ambil dari pernyataan Anies Baswedan saat teleconference dalam suatu acara talkshow di sebuah televisi swasta. Tertarik dengan pernyataannya, bahwa seluruh warga masyarakat dimohon untuk turut berperanserta memerangi virus corona. Upaya yang dapat dilakukan sebagai salah satu membela bangsa saat ini adalah dengan cara “tinggallah di rumah”.

Hari ketiga kebijakan social distancing, atas seruan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo supaya “belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah”, masih ditanggapi beragam oleh masyarakat. Walaupun sejumlah pemerintah daerah menetapkan belajar di rumah selama 14 hari, sekolah-sekolah sudah mengikuti ketetapan tersebut, tetapi aktivitas masyarakat lainnya masih nampak lalu lalang di ruang-ruang publik. Antrian yang mengular di stasiun atau terminal kendaraan umum, karena mengharuskan mereka tetap bekerja dan beraktivitas. Maka tak akan berhasil upaya memutus rantai penularan virus corona ini jika hanya sebagian saja masyarakat yang mematuhinya.

Belum semua instansi pemerintah maupun swasta menerapkan kebijakan bekerja dan belajar di rumah, karena merasa dampak penularan virus corona belum mengkhawatirkan. Masalah ekonomi selalu menjadi pertimbangan terutama bagi perusahaan-perusahaan swasta. “Waktu adalah uang”, sehari saja tidak menjalankan usahanya berapa banyak perputaran uang yang tidak masuk. Justru yang harus menjadi pertimbangan utama saat kondisi darurat seperti ini adalah memperhatikan kesehatan karyawannya, jika banyak yang sakit, bagaimana bisa bekerja dengan baik.

Termasuk kebijakan belajar di rumah mulai dari tingkat TK/PAUD sampai Perguruan Tinggi, hanya peserta didik saja yang ‘dirumahkan’, sementara guru pengajarnya untuk beberapa sekolah dan daerah ternyata tidak diberlakukan. Maka bermunculanlah meme lucu di media sosial, yang menyatakan bahwa .”guru, kebal virus corona”, “guru bukan manusia”, “guru tak akan terinfeksi virus corona”. Begitu juga tersebarnya video yang menunjukkan guru mengajar di kelas kosong tanpa siswa.

Guru harus hadir untuk mengisi daftar hadir, mengerjakan tugasnya di sekolah atau melakukan teleconference dengan pembelajaran e-learning bersama siswanya yang berada di rumah jika memungkinkan, terutama bagi guru kreatif dan inovatif yang dapat melakukannya.

Sangat dimaklumi dengan adanya kebijakan yang berubah-ubah atas peristiwa pandemi, mewabahnya virus corona hampir di seluruh negara di dunia ini. Berbagai pertimbangan dalam memutuskan suatu aturan, termasuk program akhir tahun bagi sekolah terutama penyelenggaraan Ujian Sekolah dan UNBK bagi kelas-kelas tingkat akhir. Terpaksa harus dipending atau ujian yang dialihkan dari lingkungan sekolah ke rumah dengan ujian berbasis online.

Dengan kondisi penyebaran virus corona makin hari makin terus bertambah, tercatat hari ini 227 kasus terinfeksi, 19 orang diantaranya meninggal dunia dan 11 orang sembuh. Beberapa media menyatakan bahwa kasus COVID-19 di Indonesia ini termasuk angka prosentase kematian yang cukup tinggi akibat virus corona dibandingkan dengan negara lain. Sungguh sangat mengkhawatirkan, dan hal ini perlu penanganan yang serius dari semua pihak. Hal terkecil yang perlu kita lakukan sebagai warganegara sebagai wujud pembelaan negara adalah tetap di rumah saja dengan melakukan usaha-usaha produktif. Selalu menjaga kesehatan dan kebersihan diri, serta senantiasa mendekatkan diri kepada Allah berharap pandemi ini segera berakhir hingga kehidupan normal kembali.

Kobar,18032020