Bukan Hotel Berbintang
#tantanganGurusiana
#harike39
Bukan Hotel Berbintang
Sampai detik ini belum kusiapkan tulisan untuk diposting di gurusiana. Tadinya sudah siap mengibarkan bendera putih, tanda menyerah. Tak terpikirkan apa yang bisa kutulis hari ini, padahal beberapa tulisan terdahulu masih tanda koma, banyak yang belum dilanjutkaan. Tapi membutuhkan konsentrasi untuk merangkaikan kata-kata, apalagi jika diperlukan data dan fakta, tentu harus kucari sumbernya dengan seksama.
Walau kurang kerjaan seharian ini tapi sepertinya tak mampu menyempatkan untuk menulis. Suasana hati masih galau, pikiran masih berkecamuk antara ya dan tidak. Beragam informasi kedua kubu masih drow, fifty ...fifty, antara dua alternatif yang bisa dipilih. Keduanya ada plus minusnya, tapi semua tergantung keputusannya, aku hanya bisa mengiyakan dan berdo’a, apapun yang dipilih berharap yang terbaik, terhindar dari resiko mubazir.
Saat ini masih di lantai enam, berada di ruangan sekitar berukuran lima kali lima meter. Mirip dengan kamar hotel berbintang yang pernah kusinggahi beberapa hari secara gratis. Menikmati beragam fasilitas yang mewah menurut ukuranku, karena tak kumiliki di rumah sendiri. Mulai dari furniture yang tersedia di kamar, fasilitas kamar mandi, sofa, alat-alat elektronik lainnya seperti televisi, kulkas kecil, AC. Tapi di sini ada tambahan standar penyimpan botol infusan serta perangkat elektronik alat-alat medis.
Sesekali terdengar suara tangisan anak kecil di sebelah kamar, berulang kali alarm pemanggil paramedis terdengar tanda penghuni kamar membutuhkan pertolongan. Serak-serak suara sepatu, roda pembawa makanan atau alat medis bergelinding di koridor antarkamar. Datang silih berganti perawat yang memeriksa atau mengawasi peralatan medis yang masih terpasang. Kabel infusan yang terkadang macet karena pemakainya sering bergerak.
Malam kedua menikmati fasilitas bukan hotel berbintang ini, dengan suasana penuh kegundahan. Walau hanya menunggu, sesekali membantunya, kebanyakan hanya duduk diam. Padahal pekerjaan dibawa serta, hasil penilaian harian yang sudah lebih dari tiga minggu belum dikoreksi tak tersentuh pula, bawaannya malas mengerjakan apapun. Notebook setia ke mana pun kupergi selalu diajak serta, tetapi di sini kuabaikan, tak dibuka sedikitpun. Niatnya untuk mengisi waktu daripada bengong ngga ada kerjaan. Eh....rasanya mager saja, malas gerak, malah bawannya ngantuk, hingga kuturuti rasa kantuk itu sampai mendengkur di sofa samping tempat tidur sang pasien.
Walau fasilitas mirip hotel berbintang, tak nyaman rasanya menghuni kamar ini. Tambah lama, ya tambah berat beban kewajiban yang harus dilakukan. Tetapi keputusan dengan pertimbangan seorang dokter, jika memaksa pulang khawatir tak lama kemudian balik lagi ke sini dengan serangkaian prosedur yang harus ditempuh, ya....akhirnya kuturuti sarannya saja.
Besok hari bersiap untuk kutinggalkan kamar ini, yang bukan hotel berbintang. Kan kukenang keramahan dan kebaikan paramedis, dokter, perawat, petugas kebersihan, petugas makanan, petugas fisioterapi yang turut merawat suamiku. Berharap setelah dari ruangan ini berangsur membaik, tak ada pengalaman terulang lagi menghuni kamar serupa ini apalagi sampai ada tindakan. Semangat untuk sembuh, semangat sehat kembali, semangat untuk menjalani fisioterapi secara rutin, semangat kembali berkunjung ke kolam renang sebagai salah satu terapi pula.
Rstmc270220
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar