Ai Tin Sumartini

Ai Tin Sumartini, M.Pd, lahir di Cikajang Garut Jawa Barat. Pengabdian sebagai guru PPKn sejak tahun 1994. Pendidikan terakhir S2 Program Studi PKn di SPs UPI B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Covid 19, Sumber Inspirasi Pembelajaran Multidimensi
https://analisaaceh.com/peringatan-hari-pendidikan-nasional-belajar-dari-covid-19-adalah-tema-hardiknas-2020/

Covid 19, Sumber Inspirasi Pembelajaran Multidimensi

#tantanganGurusiana

#harike104

Covid 19, Sumber Inspirasi Pembelajaran Multidimensi

 

Tak disangka tak diduga, awal tahun 2020 merupakan mulainya berbagai perubahan kehidupan hampir di seluruh dunia. Baik negara-negara besar dengan perkembangan teknologi yang supercanggih, maupun negara-negara berkembang. Perubahan kehidupan hampir menyeluruh dalam segenap dimensi kehidupan. Lebih dari 200 negara di dunia terpapar Covid 19, dengan sangat cepatnya menyebar ke pelosok negeri. Semula hanya menjadi penonton dampak penularan virus corona di salah satu wilayah negara Tiongkok, puluhan ribu orang menderita penyakit COVID 19 dan diantaranya meninggal dunia menjadi korban keganasan virus ini. Tiba-tiba kebijakan lockdown diberlakukan di kota tersebut, hingga semua orang dilarang keluar masuk wilayah tersebut.

Tetapi dalam waktu dua bulan virus itu sudah memporakporandakan segala aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kini dampaknya sudah di depan mata, sangat terasa di sini. Semua kebijakan dialihkan untuk penanganan COVID 19. Satu persatu daerah menyatakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), baik wilayah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, bahkan sampai kampung yang mengisolasi diri guna pencegahan penyebaran virus itu.

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional kali ini dengan tema “Belajar dari COVID 19”, maka semua pihak melakukan proses pembelajaran. Saat ini pembelajaran itu tidak hanya terpaku pada pada aktivitas akademik semata yang dilakukan di lingkungan formal pendidikan, baik sekolah, perguruan tinggi ataupun lembaga pendidikan lainnya. Tetapi proses pembelajaran dalam segenap aspek kehidupan atau multidimensi. Tanpa kecuali melakukan proses pembelajaran, baik kalangan kelompok negara, pemerintah, pejabat, instansi, perusahaan, komunitas masyarakat, maupun setiap individu. Semua pihak belajar dari COVID 19 bagaimana caranya untuk mencegah penyebaran virus, mengatasi dampak sosial ekonomi karena segala aktivitas sosial dihentikan.

Covid 19 menjadi sumber inspirasi bagi siapapun untuk belajar sesuai kapasitas, kompetensi dan tanggung jawabnya masing-masing. Apalagi virus ini disinyalir belum ada obatnya, jika abai terhadap proses penularan virus maka dalam waktu singkat ratusan orang bisa terpapar dan meregang nyawa. Para ilmuwan dan ahli kesehatan terinspirasi bagaimana caranya menemukan komposisi untuk mengobati penyakit yang terpapar virus ini. Hampir di semua negara melakukan ujicoba atau eksperimen di laboratorium kesehatan, sebagai upaya menemukan obat yang mujarab mengobati penyakit itu.

Pemerintah belajar dari negara lain yang sudah terpapar COVID 19, baik negara yang masyarakatnya abai  maupun peduli  berperan serta dalam  mencegah dan mengatasi penyebaran virus corona ini. Jika abai, maka yang akan terjadi mungkin seperti di negara Italia, Perancis, Amerika Serikat dengan jumlah korban ratusan ribu orang terpapar dan puluhan ribu meninggal dunia. Namun jika peduli, berharap seperti negara Vietnam, dengan jumlah korban sangat sedikit. Apapun kebijakan yang diambil semoga bisa menjadi pembelajaran, bahwa kita harus bersama-sama ada komitmen untuk berjuang melawan COVID 19 tanpa memandang status atau kedudukan. Semua dituntut berperan serta, apalagi para tenaga kesehatan  yang langsung berhubungan dengan pasien terpapar. Harus belajar menjaga kesehatan dan keselamatan diri untuk dapat menjaga kesehatan dan keselamatan orang lain.

Semua orang terinspirasi dengan COVID 19 untuk belajar melakukan berbagai perubahan demi berjuang mempertahankan hidup dan melindungi diri dan keluarga. Guru-guru harus belajar mengatasi proses pembelajaran jarak jauh, setelah kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah di rumah. Memang terkesan sangat mendadak untuk “dirumahkan”, dengan tanpa kesiapsiagaan melakukan proses pembelajaran jarak jauh. Sekalipun saat ini kemajuan teknologi makin pesat, sebagian dapat dilakukan dengan pembelajaran berbasis online, tetapi tidak menyentuh seluruh peserta didik dengan kondisi dan kemampuan yang berbeda. Bagi mereka yang tidak memiliki HP android atau laptop, tidak ada akses internet atau kuota. Tentu menjadi kendala untuk melakukan pembelajaran online. Bukan hanya siswa, tetapi juga gurunya sendiri, tidak sedikit guru yang masih gaptek dalam perkembangan teknologi. Tetap mereka harus belajar lagi, dan tidak bisa instan untuk belajar teknologi, butuh waktu dan proses.

Bersyukur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan cepat tanggap, setidaknya membantu  mengatasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan menayangkan siaran edukasi melalui TVRI sebagai alternatif lain. Walaupun kendala sinyal TVRI juga tidak dapat diterima di seluruh wilayah Indonesia.  Maka guru dituntut untuk belajar dengan berbagai cara, agar siswanya tetap melakukan proses pembelajaran di rumah. Dengan kondisi pandemi seperti sekarang ini, proses pembelajaran tidak perlu terlalu kaku mengacu pada program kurikulum akademik yang selama ini digunakan sebagai acuan proses pembelajaran di kelas. Maka dapat diarahkan pada prose penerapan pendidikan karakter, pengembangan literasi dan life skill atau kecakapan hidup. Anak-anak diarahkan bagaimana mereka untuk mengembangkan  potensi, bakat, dan minatnya sehingga menghasilkan karya yang bermanfaat, paling tidak untuk dirinya sendiri.  Maka tanggung jawab orang tua sepenuhnya di lingkungan keluarga terhadap perkembangan dan proses pembelajaran anak-anaknya di rumah. Orang tua belajar bagaimana mengajar, mendidik, mengarahkan anak-anaknya agar benar-benar melaksanakan “belajar dari rumah”, apapun materi pelajarannya baik menyangkut pembelajaran akademik maupun pembelajaran hidup dan kehidupan.

Di masa pandemi ini, kita semua belajar dari COVID 19. Belajar untuk bersabar tetap tinggal di rumah, tidak berkerumun, tidak melakukan aktivitas sosial. Belajar mengatasi segala permasalahan hidup akibat COVID 19, belajar bergotong royong, bahu membahu saling membantu meringankan beban orang lain yang terdampak dengan memberikan bantuan sosial kemanusiaan. Semua umat manusia belajar, bagaimana mencintai alam dan lingkungannya, menjaga kebersihan dan kesehatan. Hingga perlu disyukuri dan ditafakuri, belajar dari COVID 19 bumi yang kita pijak ini berangsur-angsur bersih dari polusi, langit di berbagai wilayah nampak cerah tak terhalang kabut asap pabrik atau kendaraan, karena semua diistirahatkan untuk sementara.

Kita terus belajar untuk berjuang melawan COVID 19 belajar menghentikan penyebarannya, belajar mengambil hikmah pasca pandemi dengan lebih mencintai alam dan lingkungannya. Tetap memiliki kepedulian terhadap orang-orang yang mengalasi kesulitan.

 

 

Kobar. 02052020

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren artikelnya...Kita akan selalu belajar, sampai berakhirnya kehidupan ini, sukses terus bu..

09 May
Balas



search

New Post