Dilema Saat Korona
#tantanganGurusiana
#harike93
Dilema Saat Korona
Sejak awal ditetapkannya kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah di rumah oleh pemerintah, sejak hampir sebulan lalu baru kali ini saya bepergian ke luar kota. Jika saja tidak penting dan mendesak tak ingin bepergian dengan situasi dan kondisi yang sangat berbahaya. Apalagi kota yang dituju masuk dalam zona merah, dan esok hari sudah mulai diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Bukan hanya satu kota, tapi meliputi beberapa kabupaten dan kota, yang tergabung dalam Bandung Raya, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupatena Bandung Barat, Kota Cimahi ditambah dengan Kabupaten Sumedang. Perjalanan yang dilalui mencapai lima wilayah kota dan kabupaten.
Menjelang besok tanggal 22 April 2020, diberlakukan PSBB di Bandung Raya, tiba-tiba terpikir waktu masa PSBB tak bisa diprediksi untuk satu atau dua pekan. Sementara kebijakan social distancing dan phisical distancing sudah hampir satu bulan, anak-anakku belajarnya dirumahkan. Termasuk putriku yang kuliah dan kursus bahasa Jepang di Kota Bandung, dilakukan belajar jarak jauh. Tetapi barang-barang serta kendaraan roda dua masih di kost-an. Maka diputuskan dengan mendadak hari ini ba’da subuh tadi berangkat ke Bandung untuk mengambil semua barang, dan menyatakan berhenti dulu kost-annya. Karena sudah menjelang bulan kedua kostan kosong tapi tetap pembayaran harus penuh. Dengan pertimbangan kursus bahasanya juga tinggal ujian saja, sementara kuliahnya hanya diikuti seminggu sekali. Lebih baik antarjemput saja, karena tidak tiap hari beraktivitas di kota Bandung. Dengan kondisi pandemi seperti ini juga waktu beraktivitas normal belum bisa diprediksi.
Dengan mengikuti aturan phisical distancing, memakai masker sepanjang perjalanan dan berpenumpang 3 orang di mobil kecil, Kami berangkat subuh menuju kostan di Bandung. Sepanjang jalan dihindari berhenti dan keluar dari kendaraan, hanya sekali saja untuk di POM Bensin untuk mengisi BBM dan ke toilet sambil sarapan dengan bekal dari rumah di dalam mobil saja. Baru keluar mobil lagi di depan kost-annya putriku. Hanya mengecek kondisi sepeda motor yang hampir dua bulan tidak dipakai, dan beres-beres barang untuk dibawa pulang. Kurang dari setengah jam, semua beres diangkut ke dalam mobil dan pamitan kepada pemilik kost, itu pun dihindari bersentuhan tangan, dengan permohonan maaf harus menghentikan kost-annya.
Di perjalanan kami beriringan, mengikuti laju sepeda motor yang dikendarai putriku dari kota Bandung menuju Kota Tasikmalaya. Masih khawatir sekitar dua bulan lalu, dia terjatuh dari sepeda motornya hendak berangkat ke Bandung di sekitar tanjakan Gentong hingga harus balik lagi ke rumah untuk pengobatan dan beristirahat seminggu lamanya. Waktu perjalanan pergi pulang selama delapan jam, tanpa ada kendala macet atau razia phisical distancing maupun razia kendaraan bermotor yang selama ini sering dilakukan di setiap pintu masuk kota Tasikmalaya. Mungkin karena pas berangkat masih subuh dengan kondisi cuaca hujan rintik-rintik, pulang pun demikian masih hujan.
Tiba kembali di rumah sekitar pukul 13.00, dengan kepala terasa pusing, lelah, setelah makan dan sholat dluhur langsung beristirahat dan tertidur hingga menjelang adzan ashar. Tiba-tiba WA grup keluarga besar mengabarkan saudara ibuku sakit keras di wilayah Kabupaten Bandung, padahal tadi di perjalanan terlewati hanya beda jalan saja. Rasa menyesal tadi tidak mampir dahulu. Menginagt situasi yang harus mengurangi kontak fisik dengan siapa pun, apalagi dengan orang tua yang usianya lebih dari 60 tahun.
Hanya kuucapkan do’a semoga segera diberi kesembuhan dan sehat sepepti sedia kala. Tak berapa lama kemudian menjelang Isya, dikabari lagi bahwa belaiu telah meninggal dunia. Rasa penyesalan, tadi siang tak bisa singgah menengoknya. Sementara esok hari sudah mulai berlaku PSBB, sedangkan jika berangkat malam ini juga kondisi fisikku masih lelah dan kurang fit, apalagi suamiku baru sebulan lebih menjalani rawat inap karena penyakitnya. Tadi pun memaksakan diri mengendarai kendaraan,alhamdulillah bisa tiba kembali dengan selamat di rumah.
Benar-benar dilema di tengah pandemi korona saat ini, maksud hati sangat ingin bertakziah ke luar kota. Apalagi keluarga dekat, kakak dari ibuku. Saudara sepupuku teman sepermainan waktu kecil, benar-benar sangat dekat. Sementara dengan kondisi pandemi ini, khawatir kerumunan orang seperti yang terjadi di daerah lain bisa tertular atau pun menularkan COVID 19 dengan atau tanpa gejala. Saat ini masih bingung, apakah esok hari berangkat atau tidak ke sana. Sedangkan ibuku dan adik-adikku dari kampung halamanku sedang dalam perjalanan menuju Cicalengka wilayah Kabupaten Bandung.
Ya....Allah berilah petunjuk-Mu, apa yang harus kulakukan. Keinginan berangkat besok subuh, jika memungkinkan dan tak menimbulkan masalah. Kalau pun tidak jadi berangkat, hanya bisa mendo’akan semuga almarhum Amih husnul khotimah, diampuni segala kesalahannya, diterima iman islamnya, diterima amal ibadahnya, ditempatkan di sisi Allah SWT. Aamiin...ya robba alamin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar