Ai Tin Sumartini

Ai Tin Sumartini, M.Pd, lahir di Cikajang Garut Jawa Barat. Pengabdian sebagai guru PPKn sejak tahun 1994. Pendidikan terakhir S2 Program Studi PKn di SPs UPI B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jumpa Pak Anies di HGN 2014

Jumpa Pak Anies di HGN 2014

#tantanganGurusiana

#harike32

Jumpa Pak Anies di HGN 2014

Semalam acara Mata Najwa yang menghadirkan tiga gubernur, mereka namakan gubernur garis lucu, yaitu gubernur DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat, sangat menarik perhatian. Apalagi saat ditantang Mba Nana untuk bermain tiktok, dengan gayanya masing-masing melakukan gerakan yang dicontohkan artis Korea dalam video tutorialnya. Melihat bapak-bapak gubernur hebat, jadi teringat saat-saat berjumpa dengan pak Anies. Walau saya tinggal di Jawa Barat, namun belum pernah bertatap muka langsung dengan gubernurku Kang Emil, tetapi jika dengan gubernur terdahulu, Kang Aher pernah bertemu dua kali, bahkan pernah diundang ke gedung Pakuan di rumah dinasnya dalam acara silaturahmi insan prestasi Jawa Barat. Kemudian dengan Pak Ganjar, saya berjumpa tahun 2019 di Solo ketika acara malam Anugerah Apresiasi Prestasi Pancasila.

Terus terang, saya sangat mengagumi profil, karakter dan kepribadian Pak Anies, jauh sebelum beliau menjadi gubernur DKI. Beliau pernah tercatat sebagai rektor termuda di Indonesia, yaitu Rektor Universitas Paramadhina dalam usia 38 tahun. Kepeduliannya dalam dunia pendidikan juga menginisiasi sekaligus pendiri Gerakan Indonesia Mengajar, yaitu program yang memberikqn kesempatan kepada para pemuda pemudi Indonesia terutama yang baru lulus Perguruan Tinggi untuk dapat mengabdikan dirinya mengajar di pelosok tanah air yang termasuk wilayah terpencil, terluar, terdalam. Karena di wilayah tersebut kondisi pendidikannya masih jauh dari layak, baik secara fisik, jumlah guru maupun kualitas para pengajarnya. Gerakan ini tentu memberikan manfaat yang luar biasa, baik bagi para guru pengajar yang menjadi sukarelawan karena memperoleh wawasan dan meningkatnya rasa kecintaan terhadap tanah airnya sebagai bentuk pengabdian di bidang pendidikan, apalagi juga manfaat yang diperoleh bagi daerah yang menjadi lokasi Gerakan Indonesia Mengajar, mereka terbantu dalam peningkatan kualitas pendidikannya.

Pak Anies sebagai seorang akademisi, lahir dari keluarga yang berpendidikan serta bergerak di lingkungan pendidikan, ayah ibunya juga sebagai pendidik di perguruan tinggi. Maka sangat tepat saat beliau dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Nah....kesempatan berjumpa dengan Pak Anies inilah ketika beliau baru dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sebenarnya peristiwa itu juga berawal dari partisipasiku dalam ajang Lomba Kreativitas Guru dalam Pembelajaran tahun 2014, masih hangat-hangatnya pemberlakuan kurikulum 2013. Sementara karya tulisku juga kontennya berkaitan dengan model pembelajaran yang dilaksanakan dalam pendekatan saintifik sesuai dengan kurikulum 2013, yaitu pembelajaran berbasis proyek. Model tersebut sudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran sebelum penerapan kurikulum 2013, saya menerapkan sejak tahun 2012 berkaitan dengan tugas akhir program magister di UPI Bandung dengan judul Pembelajaran PPKn berbasis Projeck Citizen dalam Meningkatkan Kompetensi Kewarganegaraan di Era Global. Tetapi karena tesisku ini terlalu kompleks dan agak sulit jika diimplementasikan secara rutin di sekolah sebagai model pembelajaran, maka berusaha diadopsi dan disederhanakan lagi sehingga dapat dilaksanakan di setiap kelas. Ternyata model pembelajaran berbasis proyek ini hampir sama dengan langkah-langkah PjBL yang diarahkan dalam kurikulum 2013.

Dengan berbekal karya tulis inilah saya kirimkan naskahnya ke pihak panitia LKG 2014, saat itu adalah BPSDMPK Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Lama tak mengikuti kegiatan serupa sejak tahun 2010 ketika itu namanya Lomba Kreasi dan Inovasi Media Pembelajaran, maka kembali mencoba peruntungan, berharap mendapat kesempatan untuk bersilaturahmi, tolabul ilmu dan berkompetisi bersama dengan guru-guru seluruh tanah air.

Bersyukur, kiriman naskahku berbuah undangan finalis LKG 2014 untuk mempresentasikan hasil karyaku di depan dewan juri. Adapun lokasi kegiatan final LKG adalah di hotel Park daerah Cililitan Jakarta Timur. Seperti halnya kegiatan lomba yang pernah diikuti, acara pembukaan dilakukan di malam hari sekitar pukul 19.00. Guru-guru yang masuk finalis berasal dari jenjang SD, SLB, SMP, SMA. Untuk jenjang SMP dan SMA dibagi dua kelompok, yaitu kelompok sains dan nonsains. Kegiatan dibuka oleh Bapak Syawal Gultoum selaku Kepala BPSDMPK saat itu, diawali dengan laporan ketua panitianya adalah Ibu Unifah Rasyidi.

Pelaksanaan presentasi dilalui dalam waktu sehari penuh, bahkan sampai malam hari. Kelompok saya masuk kategori nonsains jenjang SMP, semua pesertanya berjumlah 8 orang. Kelompok peserta yang paling sedikit dibandingkan dengan kelompok lain. Rata-rata setiap mata pelajaran diwakili oleh seorang, yaitu dari mata pelajaran Pendidikan Agama, PPKn, IPS, Seni Budaya, PJOK, Prakarya, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, BK. Sedangkan untuk kelompok sains meliputi mata pelajaran Matematika, IPA, dan TIK.

Kegiatan keesokan harinya adalah Seminar Pendidikan Nasional yang diselenggarakan di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Senayan Jakarta Pusat, dengan nara sumber utama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Rasa bangga dan terharu mendapat kesempatam untuk bertatap muka dengan tokoh idolaku saat ini. Waktu itu, selain menyampaikan kebijakan pendidikan nasional Pak Anies membacakan surat cinta untuk bapak ibu Guru Republik Indonesia. Beliau sampaikan rasa terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya atas dedikasi dan pengabdian bapak ibu guru selama ini. Bahwa guru merupakan tugas mulia dan terhormat, bukan saja sebagai pengorbanan tetapi merupakan suatu kehormatan untuk mewujudkan ruang kelas yang dapat memberikan masa depan bagi anak-anak didiknya. Untaian kata-kata yang tersusun penuh makna, merasa terharu dan kehormatan luar biasa, baru pertama kali seorang menteri memberikan surat cinta untuk seluruh guru di tanah air.

Pada kesempatan itu pula, kegiatan seminar diakhiri dengan pengumuman kejuaraan lomba kreativitas guru dalam pembelajaran tahun 2014. Ada sedikit ketegangan saat-saat pengumuman dimulai, harap-harap cemas siapa gerakan yang meraih kejuaraan. Saya sendiri tak dapat memperkirakan siapa yang dapat meraih kejuaraan, karena ketika presentasi peserta lain tidak diperkenankan untuk menyaksikan presentasi peserta lainnya. Maka di antara kami pun tak bisa memperkirakan siapa yang terbaik diantara kami sesama peserta, hanya dewan juri yang dapat menentukannya.

Saat menegangkan itu berakhir ketika, pengumuman kejuaraan disebutkan satu persatu dari semua kategori. Tiba-tiba hatiku tersentak, ketika pembawa acara menyebut namaku di urutan pertama untuk kategori nonsains jenjang SMP. Antara percaya dan tidak percaya betulkah saya meraih juara satu? Baru tersadar begitu sahabat-sahabat baruku memberikan ucaoan selamat. Ya...Allah, Alhamdulillah, telah Kau anugerahkan rejeki yang tak disangka-sangka. Semua peraih juara 1, 2 dan 3 dari berbagai kategori dan jenjang maju ke depan audien, dan satu persatu menerima hadiah kejuaraan dari Pak Anies langsung sebagai Mendikbud. Pertama kali berjabat tangan dengan beliau, yang selama ini sudah menjadi tokoh idolaku. Seperti biasa, jika acara sudah bubar maka saling berebut photo selfie maupun photo bareng bersama pak menteri, tak terkecuali diriku walaupun sudah merasakan jabatan tangannya tetap saja berdesak-desakan dengan yang lainnya turut photo bareng.

Sebelum kembali ke hotel tempat kami menginap, panitia mengumumkan kalau para juara satu harus segera menuju GBK untuk melakukan gladi bersih penyerahan reward oleh mendikbud, lokasi puncak HGN yang akan diselenggarakan esok hari. Puncak HGN dan hari PGRI yang dilaksanakan di GBK dihadiri oleh ribuan guru dari berbagai daerah di tanah air. Termasuk daerahku, saat itu mendengar kabar akan datang sekitar 12 bis yang mengangkut guru-guru perwakilan dari setiap sekolah, tak terkecuali rekan kerja dari sekolahku terdapat 3 orang yang akan turut hadir di acara puncak HGN dan PGRI.

Saat gladi bersih semua pengisi acara sudah hadir, berdasarkan susunan acara satu persatu baik penyanyi, penari dan pengisi acara lainnya melakukan gladi diselingi oleh acara pemberian hadiah kepada para juara dan penerima Satyalancana Pendidikan. Urutan acara diulang beberapa kali sebelum rangkaian acara dianggap mantap dan fix, kegiatan gladi bersih berlangsung hingga pukul 20.00. Maka kami rombongan para penerima reward kembali ke hotel untuk beristirahat dan mempersiapkan diri pada acara puncak HGN.

Pagi-pagi sekali kutelpon rekan guru yang akan menghadiri puncak peringatan HGN dan PGRI, ternyata mereka bertiga sudah di lokasi GBK bersama rombongan guru daerah Kota Tasikmalaya sekitar 12 bis. Ketika rombongan LKG tiba GBK segera janjian untuk bertemu terlebih dahulu dengan teman-temanku, sekedar photo bersama dengan mereka. Karena berbeda jalan masuk stadion, kami pun berpisah di pintu gerbang.

Seperti urutan acara pada saat gladi bersih, satu persatu acara dilaksanakan. Stadion GBK penuh dengan ribuan guru berpakaian PGRI dari berbagai daerah terutama daerah yang dekat dengan DKI Jakarta, diantaranya dari wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, bahkan Lampung dan sekitarnya. Sementara di kalangan pemimpin negara yang hadir adalah wakil Presiden Yusuf Kalla, para menteri kabinet kerja, terutama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Pak Anies Baswedan.

Saat yang paling mendebarkan, terharu, bahagia bercampur aduk tiba, ketika kami para pemenang kesatu LKG berbaris satu-satu naik ke atas panggung kehormatan, sambil disebut nama dan asal unit kerja kami masing-masing. Terdengar riuh rendah suara pengunjung GBK, pada saat nama dan asal daerahku di sebut karena kesalahan, pembawa acara menyebutnya berasal dari kabupaten Tasikmalaya, seharusnya kota Tasikmalaya. Tentu saja agak ramai suara teman-temanku satu daerah sebanyak 12 bis. Tetapi suasana kembali kondusif. Kami, para penerima reward berbaris bershaf di atas panggung kehormatan menghadap para hadirin dan jajaran tamu undangan. Presiden RI, pak Jokowi ketika itu tidak hadir karena sedang melakukan kunjungan kerja ke daerah Riau yang terdampak kebakaran hutan. Kembali kami berjabat tangan, menerima ucapan selamat dan reward dari Mendikbud Pak Anies Baswedan. Alhamdulillah....nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan. Kuucapkan syukur berulang kali atas nikmat dan anugerah yang diberikan, tak semua orang bisa merasakan apa yang kualami. Terima kasih kepada semua pihak atas pencapaian prestasi selama ini, semoga selalu memberikan manfaat, inspirasi dan motivasi untuk selalu ikhlas dalam mengabdi, berkarya dan mencerdaskan anak bangsa.

Kobar, 20022020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post