Ai Tin Sumartini

Ai Tin Sumartini, M.Pd, lahir di Cikajang Garut Jawa Barat. Pengabdian sebagai guru PPKn sejak tahun 1994. Pendidikan terakhir S2 Program Studi PKn di SPs UPI B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kompetisi Perdana Menuju Istana

Kompetisi Perdana Menuju Istana

#tantanganGurusiana

#harike22

KOMPETISI PERDANA MENUJU ISTANA NEGARA

Pengalaman pertama mengikuti kompetisi guru seluruh tanah air, saat masa kerjaku baru enam tahun sebagai PNS. Mulanya secara tak sengaja kutemukan poster tentang Lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran tahun 2001 di sebuah laci meja di ruang guru. Kuamati satu persatu persyaratan yang harus diikuti oleh calon peserta. Ternyata persyaratannya mudah, syarat pertama minimal masa kerja lima tahun sudah terpenuhi. Selanjutnya hanya syarat administrasi saja berupa surat ijin dari kepala sekolah dan utamanya berkas Karya Tulis Ilmiah dengan sistematika yang telah ditentukan.

Sebelum kutemukan poster itu, telah dilakukan proses pembelajaran yang terbaik menurut pengalamanku dengan mengimplementasikan pembelajaran berbasis portofolio, waktu itu model pembelajaran ini masih sangat baru dan jarang dilakukan. Dalam PPKn model pembelajaran portofolio ini digulirkan oleh almarhum Prof. Kosaaih Djahiri, guru besar IKIP Bandung. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan mengikuti petunjuk pembelajaran yang dikemukakan oleh Prof. Kosasih.

Praktik pembelajaran terbaik atau istilah sekarang best practice, sudah dilakukan beberapa minggu sebelum poster LKG kutemukan. Beberapa dokumentasi photo maupun hasil penilaian juga sudah lengkap. Tinggal menyusun karya tulis yang disesuailan dengan sistematika dari pihak panitia. Sejak menyusun skripsi saat masa kuliah, baru pertama kali lagi kususun karya tulis ilmiah, sambil mengingat-ngingat teknik penulisan karya ilmiah enam tahun berlalu.

Berkas administrasi maupun KTI sudah tersusun lengkap, terakhir meminta surat izin dan penandatanganan lembar pengesahan kepala sekolah. Kebetulan saat itu kepala sekolahnya cuti sakit dalam waktu yang cukup lama, sampai lebih dari satu bulan. Sementara tanda tangan pengesahan itu sangat diperlukan, maka dengan sangat hati-hati kuhubungi beliau. Dengan sangat ramah, beliau mempersilahkan untuk datang ke rumahnya. Sambil mohon do’a restu lolos masuk finalis LKG, kusodorkan beberapa berkas yang harus ditandatanganinya. Walaupun dalam kondisi sakit, beliau tetap memberikan motivasi dan semangat untuk mengembangkan diri, dan sangat bangga dengan keikutsertaanku mengirimkan berkas LKG.

Dengan mengucap bismillah, berkas LKG kukirimkan via kantor Pos. Keikutsertaanku pertama kali dalam kompetisi guru dalam bentuk lomba karya tulis ilmiah tentang keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Selama enam tahun mengajar baik di tempat tugas pertama di Bogor, maupun setelah mutasi di Kota Tasikmalaya ini, baru kali ini kuikuti sebuah kompetisi guru, yang langsung pengiriman berkas ke panitia pusat yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanpa berjenjang dari tingkat kota/kabupaten maupun tingkat propinsi.

Sekitar dua bulan pasca kukirimkan berkas LKG, pertengahan bulan November 2001 waktu itu datang surat undangan finalis LKG. Bersyukur, ternyata berkas yang telah kukirimkan beberapa bulan sebelumnya telah lolos administrasi dan naskah LKG berhasil menyisihkan ratusan makalah yang masuk. LKG yang diselenggarakan ini bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional di tingkat pusat.

Ketika surat undangan kuterima, kondisi fisikku kurang fit karena sedang ngidam anakku yang kembar baru menginjak bulan ketiga. Terasa sangat parah dibandingkan ngidam anak pertama, hampir dua minggu tak masuk makanan. Apalagi saat itu memasuki bulan puasa di minggu pertama. Dengan datangnya surat undangan finalis LKG, benar-benar dilema. Sejak pengiriman berkas, tentu saja berharap mendapat panggilan. Begitu yang ditunggu-tunggu itu datang kondisi fisikku kurang sehat. Tetapi hal ini tantangan yang harus dihadapi, justru semakin termotivasi untuk berusaha sehat. Segera kuperiksakan ke dokter kandungan, supaya diberi obat penguat kandungan dan vitamin nafsu makan, sekaligus di USG. Karena belum nampak janinnya, dokter memberitahukan jika janinnya tunggal, dan kondisi sehat.

Beberapa hari menjelang keberangkatan ke Jakarta, berangsur-angsur kondisi fisikku sehat dan nafsu makan pun sudah normal kembali, serta dapat menjalankan ibadah puasa sampai adzan magrib. Hingga waktunya tiba dengan diantar suami, berangkat menuju Jakarta tempatnya di Wisma Handayani Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di Jalan Fatmawati Cipete Jakarta Pusat.

Waktu itu alat transportasi dan informasi masih sulit, dengan menggunakan kendaraan umum bis Tasikmalaya-Jakarta, turun di terminal Kampung Rambutan kemudian naik mikrolet ke arah Cipete. Karena tidak langsung menuju lokasi, turun dari mikrolet bertanya alamat kepada Pak polisi yang berjaga di pinggir jalan, dan menunjukkan arah harus naik lagi bemo dan diantar ke halaman wisma Handayani. Kuikuti saran dan petunjuk Pak polisi tadi, dan sampailah ke lokasi yang tertera di surat undangan tersebut. Suamiku hanya mengantar saja, setelah beristirahat sejenak malam itu juga balik lagi ke Tasikmalaya, serta akan kembali nanti untuk menjemput pulang jika kegiatan selama lima hari di Jakarta usai.

Pertama kali mengikuti kegiatan kompetisi berlevel nasional dalam suasana bulan Ramadhan, terutama saat berbuka puasa dan makan sahur. Walaupun harus antri mengambil makanan, tetapi sangat akrab penuh kekeluargaan, kami pun berusaha shalat tarawih berjamaah di mesjid sekitar wisma.

Kegiatan LKG dibuka malam hari setelah buka puasa oleh Dirjen Dikdasmen waktu itu adalah DR. Indra Jati Sidi. Bersyukur berada di tengah-tengah guru-guru hebat senusantara, mulai dari guru TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan SLB, semua peserta dari seluruh jenjang sekitar 114 orang. LKG yang dilaksanakan saat itu harus berkompetisi dengan guru-guru yang selevel jenjangnya untuk semua mata pelajaran. Saya pun bersaing dengan guru-guru mata pelajaran lain sesama guru SMP, sebagian besar adalah guru IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, Bahasa Inggris, sementara yang hanya diwakili seorang saja mata pelajaran PAI, PPKn, Penjas, yang seluruh pesertanya 18 orang.

Keesokan harinya kami harus mempresentasikan karya tulis maaing-masing di hadapan lima orang dewan juri yang berasal dari perguruan tinggi maupun LIPI, dan kementrian pendidikan dan kebudayaan. Saya bersyukur ketika presentasi diberikan kelancaran dan kemudahan, sekalipun tempatnya harus naik tangga ke lantai tiga karena waktu itu gedungnya belum ada liftnya, sementara kondisi fisik kembali menurun apalagi sedang menjalankan ibadah puasa. Karena obat dari dokter di daerah asal sudah habis, maka kusempatkan pula ke poliklinik di kompleks Wisma Handayani untuk berobat. Beruntung teman sekamar guru TK dari Bandung dan guru SMA dari DKI Jakarta sangat baik dan perhatian, mereka selalu mengantar dan membopongku ke lokasi presentasi di lantai tiga, sedangkan ruangan dan lokasi mereka berbeda gedung di sebelahnya.

Masa presentasi hanya satu hari tetapi diselesaikan sampai malam hari. Bagi kami seluruh peserta, terasa plong....jika sudah menyelesaikan tugas mempertanggungjawabkan karya tulis yang telah dibuat di depan dewan juri. Tinggal menunggu hasilnya, masalah kalah menang dalam kompetisi tentu sudah biasa, namun hikmah dibalik kegiatan ini yang luar biasa. Menambah ilmu, wawasan dan jalinan silaturahmi sahabat baru.

Keesokan harinya kami seluruh peserta dibawa jalan-jalan keliling ibukota Jakarta, yaitu ke Taman Mini Indonesia Indah. Beberapa objek wisata di sekitar TMII dikunjungi terutama musium-musium dan anjungan rumah-rumah adat dari seluruh propinsi di Indonesia, menyempatkan juga untuk melaksanakan sholat Dhuhur di mesjid At-Tin yang masih berada di kompleks TMII.

Tibalah waktunya memperingati Hari Guru Nasional, bertepatan tanggal 25 Nopember 2001. Tak menyangka tak menduga, ternyata puncak peringatan HGN kali ini oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan di istana negara. Kami semua diangkut dengan bis pariwisata menuju istana kepresidenan jalan Merdeka, pemeriksaan demi pemeriksaan dilakukan termasuk pemeriksaan metal detonator, terutama terhadap barang bawaan kami. Ke ruangan istana negara tidak boleh membawa kamera, tas bawaan pun harus disimpan di tempat penyimpanan khusus.

Lagi-lagi kubersyukur, melalui LKG pengalaman pertama kali menginjakkan kaki di istana kepresidenan, rumah dinas orang nomor satu di NKRI ini. Saat itu presidennya adalah Ibu Megawati Soekarnoputri, yang didampingi wakil presiden Bapak Hamzah Haz. Acara pokok peringatan HGN dilalui dengan susunan acara oleh protokoler kepresidenan, laporan HGN oleh Menteri Malik Fajar, dilanjutkan ramah tamah bersalaman dengan Presiden, wakil presiden, serta para menteri dengan seluruh peserta LKG dan perwakilan beberapa guru berprestasi tingkat nasional.

Bahagia tak terkira bisa hadir di tengah-tengah mereka dalam rangkaian Puncak HGN, walaupun saat itu kehadiranku dalam LKG hanya sebatas finalis, tak meraih kejuaraan, tetapi pengalaman pertama mengikuti kompetisi guru tingkat nasional, bahkan dapat mengikuti acara puncak HGN di istana negara merupakan pengalaman luar biasa, tak bisa semua orang dapat mengalaminya. Selalu berharap pengalaman serupa terulang kembali, untuk meningkatkan potensi diri dan bersilaturahmi dengan guru-guru nusantara.

Kobar, 10022020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Senang mendapat ilmu dan inspirasi dari ibu muda. Salam kenal walaupun dua tahun lagi akan pensiun tapi semangat lagi setelah membaca tulisan ibu

11 Feb
Balas

Terima kasih bu....saya juga masih terus belajar....dan belajar....semangat Bu, semoga selalu sehat

11 Feb

Hebat... teh, proud of you

10 Feb
Balas

He...he...bingung nulis apa.....yg mudah ya....pengalaman sendiri

11 Feb

Keren! Pejuang tangguh, terus semangat!

11 Feb
Balas

Semoga masih terus bersemangat....pejuang 30 hari menulis....apapun ditulis saja

11 Feb



search

New Post