Kunjungan Sekolah ke Hallet Cove School
#tantanganGurusiana
#harike42
Kunjungan Sekolah ke Hallet Cove School
Program Visit School dalam rangkaian kegiatan shortcourse di Adelaide Australia Selatan selanjutnya dari 40 orang peserta dibagi dalam 10 kelompok, sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Adapun kelompok saya bersama rekan guru lainnya yaitu Bu Wuryan, Pak Ahmad Jumhur dan Pak Tata. Perjalanan dari home stay ke sekolah ini memakan waktu kurang lebih satu jam setengah, dengan menggunakan bis tertentu sesuai petunjuk perjalanan. Untuk bepergian ke mana pun kami hanya dibekali oleh peta perjalanan serta petunjuk penggunaan bis yang bisa dilalui ke tempat yang dituju. Sehingga kami di sini benar-benar dididik untuk mandiri, percaya diri dan berani. Apalagi dari tempat pemberhentian bis menuju sekolah juga lumayan jauh, kurangnya penduduk sehingga sulit juga untuk menanyakan alamat sekolah. Waktu itu belum ada peta perjalanan GPS di HP kami masing-masing, maka hanya bermodalkan bertanya kepada penduduk sekitar walaupun komunikasi juga kurang lancar.
Jadwal kunjungan ke sekolah ini selama dua hari, hari pertama untuk melakukan observasi lingkungan sekolah serta kunjungan kelas. Hallet Cove School dengan alamat di 2-32 Gledscale Road Hallet Cove SA, berdiri sejak tahun 1987 dengan jumlah siswa 1335 orang mulai dari kelas 1-12, saat itu kepala sekolahnya adalah Mary Asikas. Sekolah ini berdekatan dengan pantai, sehingga dari lingkungan sekolah nampak pemandangan pantai yang indah. Selama berkunjung ke sekolah ini banyak hal yang dapat ditemui, baik berupa fasilitas sekolah, kurikulum sekolah, budaya sekolah maupun proses pembelajaran.
Hallet Cove School menempati lahan yang sangat luas, memiliki beberapa taman sekolah serta lapangan terbuka olah raga, seperti lapang sepak bola, lapangan basket, baseball, volleyball, begitu juga lapangan olah raga indoor seperti lapang badminton. Sekolah di Australia umumnya sistem movingclass, maka setiap mata pelajaran memiliki ruang kelas masing-masing. Setiap pergantian jam pelajaran siswanya saja yang berpindah tempat sesuai jadwal pelajarannya. Sehingga setiap guru di ruang kelasnya sudah tersedia beragam media dan alat pelajarannya yang dibutuhkan. Ruang kelaspun diberi nama sesuai mata pelajaran, misalnya ruang kelas English, science, economic, mathematic, SOSE, tecknology information, ruang kelas bahsa Jepang yang dilengkapi pernak pernik ciri khas Jepang, serta mata pelajaran lain yang semuanya dilengkapi perangkat komputer serta akses internet. Ruangan khusus untuk kerajinan, studio seni dan musik, tata boga, perpustakaan yang dilengkapi dengan internet, perkayuan, fasilitas kelautan, laboratorium fisika dan teknologi, pusat kesehatan dan katering, nampak tertata dengan rapi.
Hallet Cove School memiliki beberapa program unggulan sekolah yaitu Information and communication technology, Marine Studies Japanese, Literacy and numeracy, Vocational Education and Training (VET). Sementara mata pelajaran khusus diantaranya ada elektronika, robotik, tata busana, serta pelajaran kelautan. Pelajaran bahasa yang dikembangkan di sekolah ini adalah Bahasa Inggris dengan English as a Second Language (ESL), serta bahasa Jepang.
Hari kedua kunjungan ke sekolah ini adalah kunjungan kelas, dengan melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Kami berempat mendapat tugas yang berbeda disesuaikan dengan mata pelajaran yang diampu masing-masing. Saya sebagai guru PPKn ditenpatkan di ruang kelas SOSE atau Society and Environment, dimana Civic Education merupakan bagian dari mata pelajaran ini di sekolah ini.
Yang menjadi Guru pamong adalah Mrs.Millie yang mengajar SOSE (Society and Environment) dan Bahasa Inggris, beliau mempunyai ruang kelas sendiri dengan dilengkapi berbagai fasilitas, komputer, media, gambar, buku-buku sumber mata pelajaran SOSE dan Bahasa Inggris. Kelas yang diobservasi pertama kali adalah kelas 9 dengan mata pelajaran Bahasa Inggris jumlah siswa sebanyak 24 orang, materi pokok mengenai Poem dan Balad, metode yang digunakan adalah Listening dengan multimedia berupa song and story. Sebelum memulai materi pelajaran guru mengabsen melalui komputer yang terhubung dengan internet sehingga kehadiran siswa di kelas bisa diketahui orang tuanya. Selanjutnya guru mencek buku pinjaman perpustakaan, dan mempersilahkan siswa regu piket untuk membersihkan halaman kelas.
Pada saat mulai materi pelajaran guru membagikan worksheet yang harus dikerjakan siswa serta bahan pelajaran berupa puisi, dan cerita. Hanya pada pelajaran ini terkesan “teacher center”, yaitu pembelajaran hanya didominasi guru, guru kurang mengekplor kemampuan siswa karena gurulah yang membaca wacana, sedangkan siswa hanya memperhatikan dan mendengarkan saja. Namun, begitu guru mengoperasikan media komputer yang diperdengarkan lagu yang sesuai dengan syair puisi baru siswa antusias.
Pada hari kedua observasi kelas Mrs Milie mengajar kelas 7 dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, siswa yang hadir 19 orang, materi yang dipelajari adalah film “The King Lion”. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok terdiri dari 3-4 orang. Kemudian tiap kelompok dibagi kertas kerja untuk dikerjakan masing-masing kelompok, dengan pertanyaan utama :
a. What is the Lion King about?
b. What are we to learn when we study this film ?
Guru mempersilahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kemudian guru menuliskan jawaban siswa di papan tulis. Guru selalu memberikan reward berupa ucapan ‘exelent, good, very-very good’. Selanjutnya siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok, dan guru menyetel film “The Lion King” dengan tokoh utama “Simba” anak singa yang lucu.
Observasi kelas selanjutnya pada kelas 8 dengan mata pelajaran SOSE, materi yang dibahas yaitu “The Skill of The Geographer” dengan sub materi ‘Egypt’ yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan Negara Egypt atau Mesir, dengan project siswa berupa “Mini Project Research”. Dalam pembelajaran ini siswa ditugaskan membuat project, dengan terlebih dahulu disuruh membaca buku tentang Mesir, kemudian membuat resume dari buku tersebut dilengkapi dengan data-data dari sumber lain atau internet serta gambar-gambar yang mendukung tentang Mesir berupa kliping dan mencantumkan bibliographynya. Siswa diberi worksheet yang berisi pertanyaan atau daftar isian yang harus dikerjakan siswa berkenaan dengan topik yang dibahas. Siswa pun melengkapi dengan gambar hasil karya sendiri sesuai dengan tema “Mesir”.
Berdasarkan hasil kunjungan ke sekolah ini tentu banyak hal yang diperoleh, umumnya sekolah-sekolah di Australia memiliki lahan yang sangat luas sebagai gambaran sekolah ini pun lapangan sepak bola, lapanagn basket dan baseballnya masing-masing terdapat dua lapangan. Belum lagi berbagai sarana dan prasarana lainnya yang sangat lengkap sehingga mendukung terhadap keterlaksanaan program belajar dan mengajar yang berkualitas. Selain pengamatan secara fisik mengenai lingkungan dan fasilitas sekolah, tentu saja kami juga mengamati tentang karakter dan kebiasaan yang nampak di sekolah ini. Diantaranya mengenai kebersihan lingkungan sekolah, walaupun memiliki lahan yang sangat luas tetapi sekolah ini tidak memiliki penjaga sekolah.
Petugas kebersihan dilakukan oleh para siswa secara bergiliran sesuai jadwal piketnya, bukan hanya untuk kelasnya sendiri tetapi juga bertugas mengambil sampah dari kelas-kelas lain untuk disimpan di tempat pembuatan sampah sementara. Begitu juga untuk ruang guru, semua guru memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan setiap ruangan. Masing-masing guru memiliki alat makan dan minum sendiri, jika selesai memakainya mereka langsung mencuci sendiri. Keadaan ini yang belum dilaksanakan di sekolah saya, umumnya juga di sekolah lain di Indonesia, karena mengandalkan penjaga sekolah untuk membersihkan alat makan minum di ruang guru. Sementara untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, lapangan terbuka, taman-taman sekolah, secara periodik dilakukan oleh sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan hidup.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar