Ai Tin Sumartini

Ai Tin Sumartini, M.Pd, lahir di Cikajang Garut Jawa Barat. Pengabdian sebagai guru PPKn sejak tahun 1994. Pendidikan terakhir S2 Program Studi PKn di SPs UPI B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Lebaran yang Tak Biasa
https://www.halodoc.com/7-rutinitas-lebaran-yang-biasa-dilakukan-orang-indonesia

Lebaran yang Tak Biasa

#tantanganGurusiana

#harike126

Lebaran yang Tak Biasa

Lebaran atau peringatan Idul Fitri tahun ini memang bagi sebagian umat Islam di seluruh dunia merupakan Lebaran yang tak biasanya seperti tahun-tahun sebelumnya. Semua memaklumi dan menyadari akan kondisi yang terjadi saat ini di tengah pandemi COVID 19. Dengan segala keterbatasan pergerakkan kita dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.Di sisi lain ingin melaksanakan ritual ibadah dengan sempurna dan biasa dilakukan, namun di sisi lain terbatas dengan protokol kesehatan. Yang mengatur aktivitas ibadah dilakukan di rumah, menghindari kerumunan, tetap menjaga jarak bersentuhan dengan orang lain.

Sejak kemarin siang hingga menjelang sholat Idul Fitri gema takbir terus berkumandang dari mesjid-mesjid. Tetapi bagi sebagian orang, tak biasa dilakukan dengan berbondong-bondong menuju lapangan atau mesjid terdekat untuk bersama-sama melaksanakan Sholat Idul Fitri berjamaah disertai dengan khutbah Id’. Bapak-bapak atau kepala rumah tangga bertindak sebagai imam atau khotib di rumahnya masing-masing, dengan jamaah anak istri dan seluruh anggota keluarganya di rumah.

Tetapi bersyukur bagi masyarakat yang berada di zona hijau, kebiasaan melaksanakan ibadah Sholat Idul Fitri masih dapat dilakukan di lapangan atau mesjid terdekat. Walaupun tetap harus dapat menjaga jarak sesuai protokol kesehatan. Dengan jarak antarjamaah yang cukup aman tanpa saling bersentuhan, memakai masker, selalu membawa hand sanitizer, tanpa musafaah atau bersalaman apalagi berpelukan antarjamaah. Tentu saja hal ini dilakukan demi menjaga kesehatan, dan mencegah terjadinya penularan virus COVID 19.

Larangan mudik sudah dilakukan sejak sebelum bulan Ramadhan tiba. Pemberlakukan PSBB terus diperpanjang hingga menjelang Idul Fitri. Walaupun ada saja orang-orang yang nekat dengan berbagai cara untuk bisa mudik, karena keinginannya yang kuat untuk dapat berkumpul dengan anggota keluarganya di kampung. Penjagaan yang ketat di setiap chek point pos-pos keluar masuk wilayah, bahkan ada yang dicegah dengan memasang meriam bambu selebar jalan kampung. Hal ini dilakukan, bukanlah sebuah kejahatan melarang bersilaturahmi antaranggota keluarga. Memang lebaran tahun ini tak biasa, tak bersilaturahmi dengan saling kunjung satu sama lain. Tetapi tak mengurangi nilai dan makna silaturahmi yang dapat dilakukan dengan cara lain, bersyukur dapat di;lakukan dengan memanfaatkan teknologi. Jika tidak, maka perlu adanya kesadaran bersama dan harus dimaklumi, menjaga kesehatan bersama lebih penting daru sekedar bertemu bertatap muka, bersentuhan secara fisik.

Idul Fitri identik dengan pakaian yang serba baru, memaknai kembali fitri ibarat kembali terlahir dalam keadaan suci. Diikuti dengan anjuran memakai pakaian terbaik yang ada dalam memperingati Idul Fitri, dengan simbol memakai pakaian yang serba baru. Bagi sebagian orang masih memaksakan diri berdesak-desakkan bahkan tanpa mengindahkan protokol kesehatan di pertokoan, mall-mall atau pasar tradisional untuk berbelanja pakaian baru. Tetapi bagi sebagian lain lebih memilih tanpa pakaian baru, daripada tersiksa berbelanja pakaian baru dengan resiko tertular virus.

Kebiasaan lain saat Idul Fitri pasca sholat Id’ adallah berziarah kubur ke makam orang tua, leluhur atau kerabat. Sebagai bukti rasa kasih sayang mengirimkan do’a kepada keluarga atau kerabat yang telah meninggal dunia, sekalipun berdo’a dapat dilakukan di mana saja asal dengan niat tulus ikhlas. Serasa kurang afdhol jika tidak melakukan ziarah kubur di saat musim lebaran. Walaupun tetap harus menjaga jarak dan kesehatan diri masing-masing sesuai protokol kesehatan.

Walaupun lebaran tahun ini tak biasa, tetapi tanpa mengurangi makna dan hakekat Idul Fitri. Kembali Fitri, kembali kepada kesucian setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa dan amalan-amalan lainnya. Semoga amal ibadah yang telah dilakukan diterima Allah SWT. Taqoballallohu Imnna Waminkum, Siyamana wa syiamakum. Selamat Idul Fitri...Mohon Maaf lahir dan batin.

Kobar, 24052020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bun, selamat hari raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan bathin.

24 May
Balas



search

New Post