Manis Pahit Menggapai Garis Emas
Manis Pahit Menggapai Garis Emas
Tak terbayangkan sebelumnya bisa mengikuti tantangan menulis setiap hari bahkan melebihi 90 hari berturut-turut tanpa jeda. Mulanya rasa tak percaya diri menulis apalagi mempublikasikan di blog gurusiana dan membagikannya di media sosial grup facebook mediaguru Indonesia (MGI). Ketika pertama kali ada informasi tantangan menulis yang seringkali muncul di wall facebook abai saja, karena hampir buka FB ada informasi serupa, hingga rasa penasaran muncul untuk membaca beberapa tulisan gurusianer yang mengikuti tantangan menulis. Maka mencoba mulai menulis di hari pertama, sementara gurusianer lainnya sudah menginjak hari ke-7. Ketinggalan enam hari dari mereka, ketika star menulis pertama. Beberapa postingan admin yang memotivasi gurusianer untuk memulai menulis. Walau sudah ketinggalan hari pertamanya, selalu ada motivasi , “ayo menulis, hari ini hari pertama anda menulis”.
Tergerak untuk mengikuti tantangan menulis, target pertama adalah 30 hari menulis tanpa jeda. Kata-kata “remidi, terjun bebas, mulai dari nol”, selalu menjadi motivasi apapun kondisinya harus bisa menulis setiap hari. Berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi memicu dan memacu untuk tetap semangat, walaupun menjelang detik-detik deadline pukul 23.59. Modal pertama yang dimiliki hanya “modal nekat”, nekat mau menulis walaupun kemampuan tata bahasa masih berantakan masih banyak tak sesuai dengan PUEBI, kupikir belajar sambil berjalan “learning by doing” saja. Sedikit demi sedikit diperbaiki tulisanku dari hari ke hari.
Dengan disajikannya beragam kategori tulisan di gurusiana, tidak semua kategori dapat dituliskan karena keterbatasan kemampuan dalam menulis. Kebanyakan jenis tulisan berupa kolom, yaitu pengalaman diri sendiri maupun narasi mengenai aktivitas yang terjadi di lingkungan sekolah dan di rumah. Tetapi dari sekian tulisan juga ada kategori cerpen, walaupun ceritanya masih kurang greget, apalagi yang “keren menewen”. Daya imajinasi dan kemampuan mengkhayal cerita fiksi disadari masih sangat lemah. Stok tulisan yang pernah dibuat berupa Best practice, pengalaman pembelajaran terbaik menjadi salah satu jurus jitu mengantisipasi tak bisa setor tulisan, walaupun menyalahi aturan “tulisan hari ini”, (maafkan kesalahanku). Tetapi tentu saja direvisi, tak secara utuh tulisan yang berjumlah sekitar 40 halaman Best Practice dicopy paste.
Ketika munculnya wabah “virus pantun” di Republik Gurusiana dan Mediaguru Indonesia, maka berbekal membaca tulisan pantun para gurusianer, kembali bereksperimen, mencoba menuliskan beberapa bait pantun dengan tema literasi, webinar, maupun wabah virus corona. Tak tahu apakah tulisanku itu memenuhi syarat-syarat pantun atau tidak, tapi ada beberapa gurusianer yang memberikan tanggapan “mantap, keren”, ya syukurlah jika pantunnya dianggap keren.
Saat gurusiana mengumumkan kategori tulisan baru, berupa puisi. Menyadari kemampuan bersastra ria sangat lemah. Awalnya abai terhadap kategori itu, namun begitu ada lomba menulis puisi lagi-lagi adrenalin diuji, perlu keberanian kembali untuk ikut serta menulis berjenis puisi, dengan tema yang telah ditentukan akhirnya dipaksakan juga puisi itu diposting.
Selain kategori tulisan yang masih terbatas, tantangan lainnya berupa tema. Sekalipun yang bisa dijadikan bahan tulisan diberikan kebebasan, tentang apa saja. Tetapi dengan berbagai aktivitas seharian baik di sekolah maupun di rumah kadang-kadang menjelang malam, jangankan bisa posting di gurusiana dan FB Mediaguru Indonesia, tema tulisan pun belum ada. Sehingga kupaksakan jari-jari tanganku menempel di tuts-tuts laptop, atau tabletku. Jika sama sekali tak ada ide, maka “Tulisan tanpa ide” juga menjadi sebuah tulisan.
Target pertama menulis 30 hari berhasil dengan dibuktikan “Piagam Biru”, semangat masih menggebu lanjut hingga 60 hari bersama “Piagam Perak”, ternyata mampu juga menggapai kategori emas sampai 90 hari berturut-turut tanpa jeda dengan tanda “Piagam Emas”. Diantara tulisan itu diikutsertakan dalam lomba artikel di Gurusiana dan Mediaguru. Ternyata tulisanku masuk dalam daftar penulis di antologi buku “Internet Pendidikan, Merdeka Belajar, Satu Derap Seribu Giat, Di Rumah Aja, Seribu Suara Warna”. Berharap menjadi motivasi untuk terus bersemangat dalam berkarya, sekalipun target 365 hari menulis gagal total di ketinggian hari ke-138, tak mampu menulis hari itu apalagi posting di gurusiana.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Ibu. Hari ini saya baru menyentuh titik ke 90. Doakan ya Bu bisa konsisten.
Semangat bu...sukses terus...
Semangat bu...sukses terus...
Perjalanan menuju 90 hari memang tidak mudah ya, Bun. Banyak rintangan dan kesibukan. Tentu kita bersyukur diberi kesempatan melewati hal ini. Semoga tulisannyaasuk kembali menjadi juara.
aamiin....terima kasih Bu...
Subhanallah siip bu mantap dan menginspirasi kpd kami semua salam kenal dan salam sukses selalu baarakallah
aamiin terima kasih Bu Rini, salam kenal juga....
wow..mantap..ternyata pernah jatuh bangun dalam mengikuti tantangan menulis ya...akhirnya lancar juga..salam bu..tetap semangat
Semangat terus bu
lagi kurang bersemangat Bu Min....sementara rehat sejenak, semoga segera bangkit kembali semangat menulisnya
Maa Syaa AllohSuper keren, karya the power of kepekso Manis Pahit Menggapai Garis Emas Bu Hj Juara. Semangat teeus berkaya sukses selalu, Bu Hj , Duta Literasi Kota TasikmalayaBarokallohu
Aamiin....Terima masih Bu Yiyis.....menikmati masa rehat dulu...semoga semangat menulis kembali bangkit
Mantaapp Bu hj. Idenya benar-benar cemerlang
tak secemerlang ide Bu Nelfi....ayo....semangat....biarlah diriku rehat dulu sejenak...