Ai Tin Sumartini

Ai Tin Sumartini, M.Pd, lahir di Cikajang Garut Jawa Barat. Pengabdian sebagai guru PPKn sejak tahun 1994. Pendidikan terakhir S2 Program Studi PKn di SPs UPI B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menulis Tanpa Ide

Menulis Tanpa Ide

#tantanganGurusiana

#harike33

Menulis Tanpa Ide

Memasuki hari ke-33 kekhawatiran itu kini muncul, yaitu kekhawatiran ide untuk menulis.Beragam tema terbersit dalam benakku. Ada tema tentang pengalamanku ketika berjuang antara kerja dan kuliah, cerita perjalanan ke negeri kanguru, petualangan di benua biru, ataupun safari suci. Tapi tak busa kutuangkan ide tulisan itu. Sulitnya menuliskan rangkaian kata-kata dengan mengenang peristiwa demi peristiwa. Seharian kepalaku pusing, penyakit yang sering kali datang. Tadinya mau menyerah begutu saja, mengikuti tantangan menulis, kalau sudah terasa kepalaku selalu diikat kain sekencangnya, setelah makan obat sakit kepala dan tidur. Tetapi sampai menjelang sore hari, masih saja kepala ini senut-senut. Sebenarnya masih banyak ide ingin kutuangkan dalam bentuk tulisan ini, walau jenreku hanya sekedar cerita pengalaman diri sendiri. Ikut tantangan menulis ini sekaligus mendokumentasikan perjalanan hidupku sendiri, sambil mengingat-ngingat masa itu yang memberikan kenangan dan menjadi sejarah dalam hidupku. Dengan harapan sisi baiknya dapat menjadi inspirasi dan motivasi, perjalanan hidupku yang penuh dengan perjuangan.

Kini kucobba paksakan diri memijit tuts demi tuts dalam tabletku, untuk kususun jadi sebuah tulisan agar hari ini tak bolong, tak absen kalau hari ini juga aku menulis walau ala kadarnya. Sambil rebahan menahan rasa pening, setelah tugas seorang ibu rumah tangga menyiapkan makan malam. Jangan sampai dengan mengikuti tantangan menulis setiap hari, kuabaikan tugas pokok di rumah walau seharian aktivitas kerja di sekolah. Semua harus berjalan seimbang. Kadang aku menulis di sela-sela jam istirahat, atau sambil mengamati anak-anak kerja kelompok.Namun jika di sekolah jam mengajar padat, hingga tak sempat menulis maka sore hari selepas sholat magrib kupaksakan menulis, setelah pekerjaan di rumah beres.

Melewati tantangan menulis 30 hari memiliki kepuasan dan kebanggaan tersendiri, ternyata jika dipaksakan menulis setiap hari itu mengasyikan, memacu adrenalin untuk berpacu dengan waktu apalagi saat-saat jam krodit. Deg-degan manakala menjelang magrib belum punya tulisan bahkan sampai jam sembilan malam belum beres, khawatir ada gangguan listrik atau sinyal yang lelet hingga tak bisa diposting tulisannya. Belum lagi ketika tak bisa upload photo, yang dikira di akunku saja, eh...ternyata di akun teman-teman gurusianer juga, akhirnya posting tulisan tanpa photo.

Terima kasih CEO gurusiana, media guru dan tim yang telah memberikan fasilitas dan motivasi kepada guru-guru nusantara untuk menuangkan idenya dalam bentuk tulisan, saya pun jadi terinspirasi dan termotivasi untuk menulis apa saja yang bisa kutulis, walau tulisanku yang terbanyak merupakan pengalamanku, karena jenis itulah yang termudah untuk kurangkaikan kata-kata, hanya membutuhkan daya ingat dan mungkin beberapa data pelengkap seandainya lupa .

Teeima kasih CEO gurusiana, admin media guru yang dengan setia selalu menyetujui setiap postinganku, walau waktu hampir menjelang deadline tengah malam, ada saja admin yang masih melek, begadang menunggu tulisan gurusianer untuk disetujui. Setahap demi setahap kubelajar menulis, dan menyadari masih banyak penulisan ejaan yang salah, ilmu yang didapat dari para admin memberikan pencerahan, jika menulispun membutuhkan ilmu, maka ketika ada informasi kelas editor di Bandung, segera kudaftarkan diri, semoga menambah ilmu dan silaturahmi dengan para tokoh penulis.

Tak bisa dipungkiri, ternyata poin yang terdapat pada web gurusiana juga menjadi ,otivasi untuk terus menulis, sebelum kuikuti taantangan menulis ini poinku hanya 75, karena tak pernah kuisi lagi tulisan sejak tahun 2017 lalu, dan kini sudah lebih dari 500 poin, walau kuhanya memosting tulisanku dan sedikit membalas komentar di tulisanku jika ada yang mengomentari. Selain poin, yang menjadi perhatian adalah jumlah pembaca di setiap artikelku, tentu saja sangat bangga jika tulisanku ada pembaca. Terima kasih banyak buat para pembaca setia artikelku, dan itu menjadi motivasiku untuk bertahan hingga kini masih menulis, belum ada hari yang bolong.

Terima kasih pula CEO media guru dan gurusiana selalu memberikan motivasi kepada gurusianer untuk semangat menulis dengan berbagai gerakannya, termasuk lomba menulis yang diadakan. Bulan kemarin bekerja sama dengan Indosat menyelenggarakan lomba menulis tentang Internet dalam pendidikan, dan kucoba mengikuti tantangan ini. Walaupun waktu yang disedikan hanya empat hari, ternyata kubisa memenuhi persyaratan, dan masuk sebagai salah satu dari 52 penulis yang artikelnya dibukukan. Alhamdulillah....menambah poin untuk semangat menulis.

Duh....ternyata menulis tanpa ide ini bisa juga ya beberapa paragraf, dengan kondisi kepala cenat cenut pula. Sudah dulu ah.....rehat sejenak, tuk nyiapkan ide menulis jatah esok hari.

Kibar, 21022020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post