Ai Tin Sumartini

Ai Tin Sumartini, M.Pd, lahir di Cikajang Garut Jawa Barat. Pengabdian sebagai guru PPKn sejak tahun 1994. Pendidikan terakhir S2 Program Studi PKn di SPs UPI B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran PPKn Berbasis Proyek dalam Meningkatkan Hasil Belajar bagi Peserta Didik

Pembelajaran PPKn Berbasis Proyek dalam Meningkatkan Hasil Belajar bagi Peserta Didik

ABSTRAK

Pembelajaran PPKn Berbasis Proyek dalam Meningkatkan Hasil Belajar bagi Peserta Didik, Ai Tin Sumartini, M.Pd, SMPN 5 Tasikmalaya.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang mempunyai misi mewujudkan warga negara yang baik dan cerdas dengan mengembangkan kompetensi peserta didik secara terintegrasi baik pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sehingga proses pembelajaran harus dirancang suatu model pembelajaran yang mampu mengembangkan seluruh potensi siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar selama proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran PPKn berbasis proyek dalam meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik kelas IX -C SMP Negeri 5 Tasikmalaya tahun pelajaran 2014-2015. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek didasarkan pada langkah-langkah berpikir ilmiah dari John Dewey, yaitu mengidentifikasi masalah, memilih masalah, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, menyampaikan informasi dan refleksi pengalaman belajar. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas, dengan menerapkan dua siklus masing-masing siklus dilakukan tiga kali pertemuan. Proses pembelajaran PPKn berbasis proyek yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan program pembelajaran, pengamatan atau observasi dan refleksi dari masing-masing siklus dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik. Hasil penelitian yaitu adanya peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran, terlihat dari total nilai skor keseluruhan kriteria aspek penilaian dari siklus 1 sebesar 86,67% meningkat menjadi 93,3% pada siklus 2, sehingga terdapat peningkatan 6,6 %. Terdapat peningkatan hasil belajar dalam tahap perencanaan yang meliputi mengidentifikasi masalah dan menentukan masalah diperoleh rata-rata 87,5 pada siklus 1, meningkat menjadi 92,50 pada siklus 2. Tahap pelaksanaan pembelajaran yang meliputi sistematika kegiatan, keakuratan informasi, kuantitas sumber data, analisis data dan penarikan kesimpulan diperoleh nilai rata-rata 87,75 pada siklus 1 dan meningkat menjadi 90,125 pada siklus 2. Sedangkan nilai rata-rata laporan yang diperoleh dari hasil penilaian presentasi, portofolio tayangan dan portofolio dokumen yaitu 90,08 pada siklus 1 meningkat menjadi 93,67 pada siklus 2.Terdapat peningkatan hasil belajar individu berdasarkan kemampuan menjelaskan laporan hasil proyek, menjawab pertanyaan dan berargumentasi dengan hasil rata-rata nilai individu pada siklus 1 adalah 86,14 dan siklus 1 menjadi 89,78, sehingga ada peningkatan sebesar 3,64. Proses pembelajaran berbasis proyek sebagai instructional treatment yang berbasis masalah untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, sikap serta perilaku kewarganegaraan sebagai hasil belajar peserta didik. Siswa belajar melalui pengalamannya sendiri (learning experience) karena mereka terlibat secara langsung dalam masalah atau isu yang sedang mereka pelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningfull learning).

Kata Kunci : pembelajaran berbasis proyek, hasil belajar

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Pancasila dan Kewaraganegaraan memiliki misi untuk mewujudkan warganegara yang baik dan cerdas, dengan mengembangkan kompetensi pengetahuan kewarganegaraan, sikap kewarganegaraan dan keterampilan kewarganegaraan sebagai hasil belajar bagi peserta didik. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam memilih metode yang bervariasi dalam penyelenggaraan pembelajaran yang inovatif, mulai dari persiapan dan perencanaan pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran, pendekatan dan model pembelajaran sampai pada tahap evaluasi, yang semuanya tentunya mengarah pada situasi dan kondisi pembelajaran yang partisipatif dengan melibatkan seluruh potensi peserta didik.

Kenyataannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara seringkali terjadi isu-isu kewarganegaraan yang bertentangan dengan substansi materi yang dipelajari di persekolahan. Adanya kesenjangan antara teori dalam proses pembelajaran dengan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpahaman bagi peserta didik. Apalagi jika proses pembelajaran PPKn yang kurang melibatkan peserta didik untuk aktif, kreatif, inovatif, kolaboratif dan menyenangkan maka hasil pembelajaran pun kurang bermakna.

Begitu juga kondisi pembelajaran PPKn yang terjadi di SMP negeri 5 Tasikmalaya yang selama ini masih menerapkan kegiatan pembelajaran yang dibatasi oleh empat dinding tembok kelas, program pembelajaran yang sifatnya kognitif, kurang mengeskplorasi potensi peserta didik secara menyeluruh baik aspek sikap maupun keterampilannya. Hanya beberapa peserta didik saja yang mau berperan serta dalam proses pembelajaran, sedangkan peserta didik lainnya menunjukkan sikap yang pasif, sehingga berpengaruh pula terhadap hasil belajar yang dicapainya.

Proses pembelajaran PPKn harus dirancang suatu model pembelajaran yang mampu mengembangkan seluruh potensi peserta didik dan seluruh peserta didik turut berpartisipasi dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, maupun evaluasi dan refleksi pengalaman belajar yang telah dilaksanakannya sehingga mampu mengembangkan suasana belajar mengajar yang penuh kekeluargaan, hangat dan terbuka. Untuk itu penulis memilih metode yang bervariasi dalam penyelenggaraan pembelajaran yang inovatif, mulai dari persiapan dan perencanaan pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran, pendekatan dan model pembelajaran sampai pada tahap evaluasi sehingga mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik .

Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis melakukan implementasi model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik di kelas IX-C SMP Negeri 5 Tasikmalaya tahun pelajaran 2014-2015.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah pembelajaran PPKn berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik kelas IX-C SMP Negeri 5 Tasikmalaya tahun pelajaran 2014-2015?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui implementasi pembelajaran PPKn berbasis proyek dalam meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik kelas IX-C SMP Negeri 5 Tasikmalaya tahun pelajaran 2014-2015.

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran PKn

Winataputra (2007:70) mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai citizenship education, di mana menurut beliau bahwa Pendidikan Kewarganegaraan secara substantif dan pedagogis adalah didesain untuk mengembangkan warganegara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Dijelaskan lebih lanjut oleh Winataputra, (2007) yang mengistilahkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai laboratorium demokrasi di mana, semangat kewarganegaraan yang memancar dari cita-cita dan nilai demokrasi diterapkan secara interaktif.

Berkaitan dengan Pembelajaran PKn Sapriya (2004 : 33) menjelaskan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas dalam berpartisipasi. Karenanya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan paradigma baru harus bertumpu pada kemampuan dasar kewarganegaraan (civic competence) untuk semua jenjang.

Pendidikan Kewarganegaraan dalam paradigma baru mengusung tujuan utama mengembangkan “civic competences” yakni civic knowledge (pengetahuan dan wawasan kewarganegaraan), civic dispositions (nilai, komitmen, dan sikap kewarganegaraan), dan civic skills (perangkat keterampilan intelektual, sosial, dan personal kewarganegaraan) yang seyogyanya dikuasai oleh setiap individu warganegara (Winataputra, 2007:317-318). Ketiga komponen tersebut Secara konseptual dan teoritik sejak tahun 1994 telah diajukan oleh Center for Civic Education dalam National Standards for Civics and Government. (Branson, 1999:8-25).

Kompetensi kewarganegaraan tersebut sekalipun dapat dibedakan namun satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian seorang warganegara pertama-tama perlu memiliki pengetahuan kewarganegaraan yang baik, memiliki keterampilan intelektual maupun partisipatif, dan pada akhirnya pengetahuan serta keterampilan itu akan membentuk suatu karakter atau watak yang mapan, sehingga menjadi sikap dan kebiasaan sehari-hari. Watak yang mencerminkan warganegara yang baik itu misalnya sikap religius, toleran, jujur, adil, demokratis, taat hukum, menghormati orang lain, memiliki kesetiakawanan sosial.

B. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata (Pedoman PPKn, 2016).

Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik. Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek, terisolasi/lepas-lepas, dan aktivitas pembelajaran berpusat pada guru; model Project-Based Learning menekankan kegiatan belajar yang relatif berdurasi panjang, holistik-interdisipliner, perpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata.

Pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran PPKn dikembangkan sebagai satu instructional treatment yang berbasis masalah untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan dan watak kewarganegaraan demokratis yang memungkinkan dan mendorong keikutsertaan dalam pemerintahan dan masyarakat sipil (civil society). Program tersebut mendorong para siswa untuk terlibat secara aktif dengan organisasi pemerintah dan masyarakat sipil untuk memecahkan satu persoalan di sekolah atau di masyarakat dan untuk mengasah kecerdasan sosial dan intelektual yang penting bagi kewarganegaraan demokratis yang bertanggung jawab. Jadi tujuan pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran PPKn adalah untuk memotivasi dan memberdayakan peserta didik dalam menggunakan hak dan tanggung jawab kewarganegaraan yang demokratis melalui penelitian yang intensif mengenai masalah kebijakan publik di sekolah atau di masyarakat.

Paket pembelajaran ini dikemas dalam bentuk prosedur dan rambu-rambu pembelajaran yang mencakup 6 langkah, yakni:”I. Identifying Public Policy Problems in Your Community; II. Selecting a Problem for Class Study; III. Gathering Information on the Problem Your Class Will Study; IV. Developing a Class Portfolio; V. Presenting Your Portfolio; VI. Reflecting on Your Learning Experience” (CCE,1998b dalam Winataputra 2007).

Pada langkah pertama, kelas difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi berbagai masalah yang ada di lingkungan masyarakat dengan melalui pengamatan, interview, dan studi dokumentasi yang dilakukan secara kelompok. Pada langkah kedua, kelas difasilitasi untuk mengkaji berbagai masalah itu dan kemudian memilih satu masalah yang paling layak untuk dipecahkan. Pada langkah ketiga, kelas difasilitasi untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka pemecahan masalah tersebut dari berbagai sumber informasi yang relevan dan tersedia yang mengaitkan permasalahan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pada langkah keempat, kelas mengembangkan portofolio berupa himpunan hasil kerja kelompok dalam rangka pemecahan masalah tersebut dan menyajikannya secara keseluruhan dalam bentuk panel pameran yang dapat dilihat bersama, yang melukiskan saling keterkaitan masalah, alternatif kebijakan, dukungan atas alternatif kebijakan, dan rencana tindakan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Pada langkah kelima, keseluruhan portofolio yang telah dikembangkan kemudian disajikan dan dipamerkan kepada warga sekolah dan masyarakat. Pada langkah terakhir, kembali ke kelas untuk melakukan refleksi atau pengendapan dan perenungan mengenai hasil belajar yang dicapai melalui seluruh kegiatan tersebut.

Model pembelajaran berbasis proyek dalam PPKn ini dikemas dalam model “project” ala John Dewey (Budimansyah ,2009: 23). Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi masalah kebijakan publik dalam masyarakat.

b) Memilih suatu masalah untuk dikaji oleh kelas.

c) Mengumpulkan informasi yang terkait pada masalah itu.

d) Mengembangkan portofolio kelas.

e) Menyajikan portofolio.

f) Melakukan refleksi pengalaman belajar.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik (siswa ) selama dan setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah segenap kemampuan baik segi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya terdapat perubahan ke arah yang lebih baik karena telah melakukan serangkaian aktifitas belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil tes lisan atau tulisan dan nontes selama maupun setelah mengalami aktifitas belajar.

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.

Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau keterampilan. Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain: (1) hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; (4) informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.

Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (class action research) yang berusaha mengkaji dan merefleksi secara kolaboratif suatu alternatif pembelajaran sebagai bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

B. Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IX-C SMP Negeri 5 Kota Tasikmalaya yang terletak di Jl. RE. Martadinata No. 85 Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya pada semester 1 Tahun Pelajaran tahun pelajaran 2014-2015. Peserta didik di kelas IX-C ini berjumlah 27 orang, terdiri dari 7 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Dalam pelaksanaan penelitian ini guru dibantu oleh dua orang observer untuk mengamati aktivitas guru dan siswa serta interaksi antara guru dan peserta didik.

C. Jenis Instrumen dan Analisa Data

1. Penilaian Proyek : instrumen penilaian terhadap hasil kerja siswa dalam kelompok untuk menyusun laporan dan mempresentasikan kerja kelompok. Kriteria keberhasilan dalam penilaian laporan kerja kelompok ini adalah :

Tabel. 3.1

Rubrik Penilaian Proyek

Aspek Penilaian

Kelompok

Skor

Rata-rata

I

II

III

IV

1. Perencanaan

a. Mengidentifikasi masalah

b. Penentuan masalah

Rata-rata nilai

2. Pelaksanaan

a. Sistematika Kegiatan

b. Keakuratan Informasi

c. Kuantitas Sumber Data

d. Analisis Data

e. Penarikan Kesimpulan

Rata-rata nilai

3. Laporan

a. Presentasi / show case

b. Portofolio dokumen

c. Portofolio tayangan

Rata-rata nilai

2. Observasi

Penilaian individu dapat diamati dari kemampuan kelompok dalam presentasi atau tanya jawab dengan tim penilai, yaitu siapa saja yang mampu menjelaskan hasil kerja kelompok dan menjawab pertanyaan tim penilai. Rubrik penilaiannya adalah sebagai berikut :

Tabel. 3.2

Rubrik Penilaian Individu dalam Presentasi

Kelompok

Nama siswa

Menjelaskan

menjawab

berargumentasi

3. Angket

Sedangkan untuk mengetahui sejauhmana partisipasi siswa dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini, maka setelah kegiatan refleksi setiap siswa diberikan instrument daftar gejala kontinum seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3

Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar

Pernyataan

Alternatif Jawaban

Sangat Aktif

Aktif

Kadang-kadang

Pasif

Sangat Pasif

1. Mengidentifikasi masalah

2. Memilih Masalah

3. Mencari informasi

4. Mengembangkan portofolio

5. Menyajikan portofolio

6. Refleksi pengalaman belajar

skor penilaiannya adalah 4 = sangat aktif; 3 = aktif; 2 pasif ; 1 =sangat pasif

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis , dihitung dan ditabulasikan serta dipersentasekan seluruh jawaban siswa yang memilih setiap pertanyaan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model yang mengacu pada Model Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Kurt Lewin (Yudhistira,2014:52) yaitu Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi dengan menggunakan 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali pertemuan.

Berikut ini adalah tahapan PTK yang akan dilaksanakan:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mulai melakukan identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah, penyusunan rencana pembelajaran, format pengamatan dan penilaian yang berkolaborasi dengan rekan guru.

b. Tindakan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan sebelumnya, dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat dalam perencanaan yang dilaksanakan melalui 3 pertemuan yaitu pada yaitu bulan Agustus tahun 2014 minggu ke-1 sampai minggu ke-3 sesuai jadwal pelajaran di kelas IX C tersebut .

c. Observasi

Pengamatan dilakukan oleh observer (guru pengamat) dengan mengacu pada format observasi yang telah dibuat pada saat perencanaan tindakan untuk mengamati serangkaian kegiatan pembelajaran baik aktifitas siswa, aktifitas guru dan interaksi antara guru dan siswa.

d. Refleksi

Refleksi merupakan diskusi terhadap temuan-temuan yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan yang berkaitan dengan penampilan guru di kelas, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa mengenai kekurangan-kekurangan maupun kelebihan dari tahap pelaksanaan. Berpedoman dari kekurangan pada siklus 1 maka dibuat perencanaan pada siklus 2. Hasil dari refleksi ini dijadikan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya, sehingga proses pembelajaran diharapkan lebih meningkat.

E. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal Penelitian tersebut adalah :

Tabel.3.5 Jadwal Penelitian

No.

Jenis Kegiatan

Pelaksanaan

I

Persiapan

1. Rapat dengan calon Observer

2. Penyusunan Proposal PTK

3. Perizinan Penelitian

4. Penyusunan instrument

Minggu ke-2 Juli 2014

Minggu ke-3 Juli 2014

Minggu ke-3 Juli 2014

Minggu ke-3 Juli 2014

II.

Pelaksanaan

1. Penjadwalan

2. Pelaksanaan (siklus 1)

3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan Data

5. Analisis Data

6. Melakukan Refleksi

7. Melakukan tindakan ulang (siklus 2)

Minggu ke-3 Juli 2014

Minggu ke-1-3 Agustus 2014

Minggu ke-1-3 Agustus 2014

Minggu ke-1-3 Agustus 2014

Minggu ke-1-3 Agustus 2014

Minggu ke-3-4 Agustus 2014

Minggu ke-1-3 September 2014

III.

Laporan Hasil Penelitian

1. Diskusi Pembahasan Laporan

2. Penyusunan Laporan

Minggu ke-1-3 Oktober 2014

Minggu ke-4-5 Nopember 2014

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus I dilakukan dengan membuat rancangan penelitian yang akan dilakukan yaitu proses pembelajaran PPKn berbasis proyek berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh John Dewey. Jumlah pertemuan pada siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan di kelas IX-C pada materi Pembelaan Negara dengan berpedoman kepada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006). Pada tahap ini juga dilakukan diskusi dengan calon observer tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, pembuatan izin penelitian kepada kepala sekolah, dan penyusunan instrumen penelitian

2. Pelaksanaan

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 Agustus 2014 jam ke 3-4 di kelas IX-C, setelah membahas materi tentang bentuk-bentuk usaha pembelaan Negara selanjutnya guru menjelaskan bahwa di kelas itu akan dilaksanakan pembelajaran berbasis proyek serta menguraikan apa dan bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tersebut. Selanjutnya pembentukan kelompok, untuk pemerataan kompetensi siswa berdasarkan kemampuan akademiknya terlebih dahulu ditentukan ketua kelompok berdasarkan peringkat di kelas, yaitu peringkat 1 - 4 dan untuk anggota dilakukan pengundian.

Setiap kelompok mengidentifikasi berbagai permasalahan sesuai bidangnya masing-masing. Berdasarkan pengetahuan dan pengamatan melalui berbagai sumber baik dari televisi, koran, majalah maupun internet setiap siswa dalam kelompok memiliki kesempatan untuk mengajukan permasalahan yang terjadi di masyarakat sesuai dengan bidangnya dalam kelompok. Dari permasalahan yang teridentifikasi, setiap kelompok memilih salah satu permasalahan yang akan dijadikan kajian kelompok, seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Memilih Masalah Siklus 1

No.

Kelompok

Bidang

Masalah

1.

Kelompok 1

Ekonomi

Maraknya barang-barang produksi asing

2.

Kelompok 2

Sosial

Maraknya penyalahgunaan narkoba

3.

Kelompok 3

Hankam

Ancaman terorisme di berbagai daerah

4.

Kelompok 4

Budaya

Diklaimnya budaya daerah oleh bangsa lain

Guru mengingatkan kembali langkah pembelajaran berikutnya, yaitu langkah ketiga dengan mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah dari masing-masing kelompok. Dalam mengumpulkan informasi itu setiap kelompok harus mencari sumber mengenai :

1) Data dan fakta tentang kasus yang menjadi permasalahan

2) Peraturan perundangan, aturan agama serta aturan lain yang mengatur kasus tersebut

3) Pendapat / opini tokoh masyarakat untuk mengatasi permasalahan tersebut

4) Usulan/ide konstuktif sebagai rencana kerja kelompok bagi pengambil kebijakan

Masing-masing kelompok berdiskusi untuk pembagian tugas dalam mencari informasi sesuai dengan kajian kelompoknya. Informasi dapat diperoleh melalui observasi, wawancara, media cetak (Koran, majalah, jurnal, buku), media elektronik (televisi, internet). Setiap kelompok ditugaskan mengumpulkan berbagai informasi tersebut dalam bentuk tulisan, gambar, bagan (chart) yang akan dikumpulkan dalam portofolio dokumen dan portofolio tayangan, serta mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk menempelkan tulisan, gambar atau bagan yang telah dipilih dari kumpulan informasi.

Pertemuan kedua, hari Rabu tanggal 13 Agustus 2014 di kelas IX-C jam ke-3-4 adalah pengembangan portofolio sebagai langkah keempat dalam pembelajaran berbasis proyek. Namun sebelumnya pembahasan materi tentang sebab akibat adanya ancaman terhadap integritas NKRI dan menunjukkan contoh sikap warganegara dalam menghadapi pihak-pihak tertentu yang mengganggu keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI. Selanjutnya masing-masing kelompok bekerja sama untuk menyusun portofolio dokumen dan portofolio tayangan sesuai dengan bidang tugasnya. Setiap kelompok melakukan pembagian tugas dalam menyusun portofolio tayangan, ada yang mempersiapkan alasnya dari kardus bekas dengan dilapisi kertas karton, menulis informasi, membuat bagan/ chart laporan, menulis hasil wawancara, menyusun hasil analisis kasus, menggunting gambar atau liputan berita tentang kasus, membuat hiasan atau asesoris tayangan dan lain-lain.

Pertemuan ketiga pada hari Rabu tanggal 20 Agustus 2014 di kelas IX-C dilaksanakan showcase sebagai langkah kelima dalam pembelajaran berbasis proyek, yaitu presentasi dan penampilan masing-masing kelompok untuk menjelaskan hasil kajiannya baik portofolio tayangan maupun portofolio dokumentasi dan diakhiri dengan refleksi baik dari tim penilai maupun siswa sebagai langkah keenam dalam pembelajaran berbasis proyek.

Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya berdasarkan nomor undian secara bergiliran. Anggota dari tiap kelompok mendapat giliran menyampaikan hasil kerja kelompoknya karena ada penilaian individu dalam presentasi. Selama presentasi, tim penilai atau observer mengamati proses pelaksanaan presentasi diselingi tanya jawab dengan peserta kelompok presentasi. Hasil pengamatan ditulis di lembar pengamatan sebagai bukti penilaian presentasi.

3. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung mulai dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga guru dan observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik, untuk memperoleh data kompetensi kewarganegaraan peserta didik baik kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan.

4. Refleksi

Setelah pelaksanaan showcase dari masing-masing kelompok, kemudian tim penilai diminta tanggapan dan refleksinya terhadap hasil kerja kelompok baik portofolio dokumen maupun portofolio tayangan serta presentasi masing-masing kelompok. Begitu juga dengan peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan refleksi dengan menyampaikan kelemahan maupun kelebihan terhadap pelaksanaan pembelajaran PPKn berbasis proyek untuk kemudian akan diperbaiki kelemahan tersebut pada siklus berikutnya.

Upaya perbaikan untuk siklus 2 adalah produk yang dihasilkan oleh kelompok adalah portofolio berbasis IT dengan menggunakan perangkat komputer, tidak berupa tayangan beberan kertas tetapi berupa tayangan power point atau pengolahan data yang dikreasikan menjadi sebuah video sebagai laporan analisa masalah dari berbagai sumber baik dari kajian pustaka, observasi, wawancara, browsing internet, sehingga hasil kerja siswa lebih kreatif lagi.

Siklus II

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II dilakukan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi Globalisasi dengan tetap berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh John Dewey. Jumlah pertemuan pada siklus II dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan di kelas IX-C. Pada tahap ini juga dilakukan rencana perbaikan berdasarkan pelaksanaan hasil refleksi pada siklus I penelitian tindakan kelas, diantaranya tentang produk yang dihasilkan dalam pembelajaran berbasis proyek berupa tayangan power point atau video sebagai hasil pengolahan data pemecahan masalah dari berbagai sumber belajar, perbaikan dalam hal pembagian tugas kelompok, pengaturan waktu, aktivitas serta kedisiplinan anggota dalam kelompok, serta penyusunan instrumen penelitian

2. Pelaksanaan

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3 September 2014 jam ke 3-4 di kelas IX-C, setelah membahas materi tentang Setelah membahas materi tentang makna, bentuk-bentuk, dan proses globalisasi selanjutnya guru memperjelas kembali bahwa di kelas itu akan dilaksanakan pembelajaran berbasis proyek dengan menggunakan perangkat komputer untuk pengolahan data hasil analisis masalah dari berbagai sumber berupa video atau power point, dengan asumsi bahwa peserta didik sudah dibekali keterampilan IT pada mata pelajaran TIK bukan berupa tayangan beberan kertas karton atau steroform yang berisi kumpulan informasi seperti pada siklus sebelumnya.

Setiap siswa diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan dampak globalisasi di masyarakat dengan menuliskan di papan tulis contoh-contoh dampak globalisasi, baik dampak positif maupun dampak negatif dari adanya globalisasi berdasarkan pengetahuan dan pengamatan melalui berbagai sumber baik dari televisi, koran, majalah maupun internet.

Dari beberapa permasalahan yang diajukan oleh setiap peserta didik kemudian dipilih salah satu permasalahan yang menarik menurut anggota kelompok untuk dijadikan bahan kajian kelompok. Hasil yang diperoleh dalam memilih masalah dari diskusi kelompok adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Memilih Masalah Siklus 2

No.

Kelompok

Masalah

1.

Kelompok 1

Menjamurnya makanan siap saji

2.

Kelompok 2

Model busana masa kini

3.

Kelompok 3

Dampak media sosial

4.

Kelompok 4

Jual beli online

Guru mengingatkan kembali langkah pembelajaran berikutnya, yaitu langkah ketiga dengan mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah dari masing-masing kelompok. Dalam waktu satu minggu siswa mengumpulkan informasi dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap pihak-pihak yang berhubungan dengan tema kajian kelompok. Setiap kelompok ditugaskan mengumpulkan berbagai informasi tersebut dalam bentuk softfile berupa gambar, photo, video.

Pertemuan kedua, hari Rabu tanggal 10 September 2014 di kelas IX-C jam ke-3-4 adalah pengolahan informasi sebagai langkah keempat dalam pembelajaran berbasis proyek. Namun sebelumnya pembahasan materi tentang sub bab B. tentang dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selanjutnya masing-masing kelompok bekerja sama untuk mengolah informasi dalam bentuk program aplikasi ulead sesuai dengan bidang tugasnya. Guru mengarahkan desain proyek ulead atau tayangan power point yang utama harus ada dalam setiap tayangan video, yaitu berisi pembukaan, isi dan penutup. Setiap kelompok melakukan pembagian tugas dalam mengolah informasi menjadi sebuah produk video. Namun ternyata kegiatan pengolahan informasi ini tidak dapat diselesaikan pada pertemuan itu di kelas, sehingga guru harus memberikan tugas kepada peserta didik untuk menyelesaikan pekerjaannya di luar jam pelajaran untuk pertemuan yang akan datang pada saat presentasi dan refleksi pengalaman belajar.

Pertemuan ketiga pada hari Rabu tanggal 17 September 2014 di kelas IX-C dilaksanakan laporan kelompok sebagai langkah kelima dalam pembelajaran ini, yaitu presentasi dan penampilan masing-masing kelompok untuk menjelaskan hasil kajiannya dengan menayangkan power point atau video hasil pengolahan data, sebagai penilai dari presentasi ini adalah rekan guru PPKn di sekolah yaitu Hj. Euis Rostikasari, S.Pd dan Yenis Er Insani, S.Pd. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya berdasarkan nomor undian secara bergiliran. Anggota dari tiap kelompok mendapat giliran menyampaikan hasil kerja kelompoknya karena ada penilaian individu dalam presentasi.

3. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung mulai dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga di siklus 2 ini guru dan observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik, untuk memperoleh data kompetensi kewarganegaraan peserta didik baik kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan pada siklus 2. Hasil pengamatan ditulis di lembar pengamatan sebagai bukti penilaian proyek. Selanjutnya membandingkan ada tidaknya peningkatan kompetensi kewarganegaraan peserta didik antara siklus 1 dan siklus 2.

4. Refleksi

Setelah keempat kelompok menyampaikan presentasinya dilanjutkan dengan refleksi baik dari tim penilai maupun siswa sebagai langkah keenam dalam pembelajaran berbasis proyek dengan menggunakan program aplikasi ulead atau program power point pada perangkat komputer. Setelah pelaksanaan presentasi dari masing-masing kelompok, kemudian tim penilai diminta tanggapan dan refleksinya terhadap hasil kerja kelompok. Pembelajaran PPKn berbasis proyek dengan menggunakan multimedia merupakan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas serta partisipasi siswa bukan hanya dalam materi pelajaran sebagai kurikulum pembelajaran tetapi juga dalam kehidupan yang lebih luas dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peserta didik mempunyai keterampilan yang lebih luas dalam penggunaan IT, khususnya dalam pengolahan photo dan video dalam bentuk ulead atau power point apalagi materi pelajaran berkaitan dengan dampak globalisasi, dan teknologi inilah salah satu dampak positif dari adanya globalisasi.

B. Pembahasan

1. Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan (Lembar Observasi terlampir) dapat dianalisis bahwa aktifitas guru dalam siklus I mulai dari kegiatan membuka pelajaran sampai menutup pelajaran masih terdapat kekurangan dan kinerja yang belum optimal. Kekurangan itu diantaranya dalam hal memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang langkah-langkah pembelajaran proyek, pengelolaan kelas dalam pelaksanaan kegiatan kelompok serta pengaturan waktu dalam kegiatan presentasi kelas.

Sedangkan hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II sudah ada peningkatan bahwa hampir semua aspek kinerja guru mendapatkan penilaian ’baik’ sebanyak 80% dari sebelumnya pada siklus 1 60%, kecuali dalam hal melakukan apersepsi, menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti siswa, mengkondisikan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, mengkondisikan siswa pada pembagian kelompok, pelaksanaan kegiatan kelompok, ”cukup’ dalam penilaiannya sebanyak 40% dari siklus 1 sebanyak 20% di siklus 2, sedangkan penilaian “kurang baik” terdapat 0% pada siklus 1 dan 0% pada siklus 2.

Total nilai skor keseluruhan kriteria aspek penilaian dari siklus 1 sebesar 86,67% meningkat menjadi 93,3% pada siklus 2, sehingga terdapat peningkatan 6,6 %, seperti tampak pada grafik 4.1.

2. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II

a. Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Berbasis Proyek

Berdasarkan hasil evaluasi diri dari peserta didik mengenai partisipasi belajarnya dalam setiap tahap pembelajaran proyek mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih masalah, mengumpulkan informasi, mengolah informasi menjadi sebuah produk tayangan portofolio atau video, dan terakhir tahap refleksi pengalaman belajar, terdapat peningkatan rata-rata turut aktif dalam proses pembelajaran dari 82,84 di siklus 1 dan naik menjadi 95,00 di siklus 2, sehingga peningkatannya sebesar 12,16.

b. Hasil Penilaian Proyek

Pembelajaran PKn berbasis proyek ini dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran dilakukan penilaian terhadap semua hasil kerja siswa dalam kelompok, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada laporan kegiatan berupa presentasi atau showcase, portofolio tayangan dan portofolio dokumen.

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil penilaian kelompok dalam tahap perencanaan yang meliputi mengidentifikasi masalah dan menentukan masalah perolehan nilai rata-rata seperti pada grafik 3.7. Sedangkan rata-rata keseluruhan adalah 87,5 pada siklus 1, meningkat menjadi 92,50 pada siklus 2. Dengan pertimbangan dari hasil diskusi kelompok masing-masing kelompok mengajukan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang kajian kelompok. Dalam penentuan masalah, setiap kelompok berdiskusi untuk memilih salah satu topik masalah yang akan dijadikan bahan kajian kelompok disertai dengan berbagai alasan atau argumentasi mengapa topik tersebut lebih penting dari pada topik yang lainnya serta memberikan alasan yang lebih lengkap dan rasional disertai data fakta yang terjadi.

2) Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang berkaitan dengan kegiatan pengumpulan data dan penyusunan portofolio tayangan maupun portofolio dokumen pada siklus 1 dan pengolahan data dengan menggunakan perangkat komputer dengan program power point atau program aplikasi ulead pengolahan video, dengan rubrik penilaian terdiri dari sistematika kegiatan, keakuratan informasi, kuantitas sumber data , analisis data, dan penarikan kesimpulan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 87,75, meningkat menjadi 90,125 pada siklus 2. Perolehan nilai rata-rata yang dicapai oleh masing-masing kelompok pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada grafik 4.3.

3) Tahap laporan

Dalam tahap laporan yang meliputi presentasi, produk portofolio tayangan di siklus 1 dan tampilan video atau tayangan power point di siklus 2, serta portofolio dokumen. Perolehan nilai rata-rata untuk masing-masing kelompok seperti pada grafik 3.9. Diperoleh rata-rata laporan dari hasil penilaian presentasi, portofolio tayangan dan portofolio dokumen yaitu 90,08 pada siklus 1 meningkat menjadi 93,67 pada siklus 2.

Dalam penilaian portofolio tayangan meliputi rubrik penilaian kelengkapan sumber informasi, kejelasan tampilan proyek, informasi yang diperoleh akurat, memadai dan penting, kreativitas tayangan berikut data-data grafis. Sedangkan dalam portofolio dokumen meliputi rubrik kelengkapan sumber informasi, keakuratan informasi dengan tema kajian kelompok, sistematika laporan.

c. Hasil penilaian individu

Adapun hasil penilaian individu dapat dilihat dari kemampuan perorangan dalam kelompok ketika presentasi atau tanya jawab dengan tim penilai/observer, yaitu siapa saja yang mampu menjelaskan hasil kerja kelompok, menjawab pertanyaan tim penilai/observer, serta mempertahankan pendapatnya atau berargumentasi, diperoleh rata-rata nilai seperti pada grafik 4.5

Kemampuan setiap individu dalam presentasi meliputi kemampuan menjelaskan portofolio tayangan sebagai hasil kerja kelompok, kemampuan menjawab pertanyaan juri atau tim penilai serta kemampuan dalam mempertahankan pendapatnya ketika forum tanya jawab, dengan hasil rata-rata nilai individu pada siklus 1 adalah 86,14 dan siklus 1 menjadi 89,78, sehingga ada peningkatan sebesar 3,64. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbaikan kemampuan individu baik dalam menjelaskan hasil kerja kelompok, menjawab pertanyaan maupun mempertahankan atau berargumentasi terhadap hasil kerja kelompoknya.

C. Analisis Hasil Pembelajaran

Maka berdasarkan hasil implementasi pembelajaran PPKn berbasis proyek yang telah dilakukan terbukti telah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran ini sebagai perwujudan dari teori pembelajaran konstruktivisme yang berpendapat bahwa belajar merupakan proses mandiri peserta didik secara aktif untuk membangun gagasan baru atau konsep baru berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya sekarang, proses belajar harus berbasis paradigma belajar “berpusat pada siswa” (student centered). Siswa belajar melalui pengalamannya sendiri (learning experience), karena mereka terlibat secara langsung dalam masalah atau isu yang sedang mereka pelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningfull learning) karena konsep-konsep baru yang mereka temukan dari berbagai informasi tersebut dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa, dengan demikian siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui pengalamannya.

Pembelajaran berbasis proyek ini menurut Djahiri (2002:6-7) sebagai model pembelajaran yang bersifat : (1) aktif dan meaningfull, melalui pembelajaran ini siswa terlibat secara utuh (Kognitif, Afektif dan Psikomotor). Suatu Pembelajaran akan meaningfull jika : Knowledge, skill, belief, values and attitudes yang dipelajari berguna bagi diri sendiri dan kehidupan, pendalaman materi difokuskan pada terciptanya understanding, appreciation, and life application (Charles B. Myer dalam Djahiri, 2002:14), (2) Inquiry learning atau problem solving, pembelajaran ini melatih dan membiasakan siswa untuk mahir memecahkan masalah dengan pelaksanaan dan langkah-langkah yang sistematis. Lingkungan belajar siswa merupakan fenomena yang menarik untuk menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi sehingga mendorong mereka untuk bertanya dan mencari jawabannya. (3) Integrated Learning, pembelajaran ini bersifat komprehensif dan utuh, karena bahan dasar dan kegiatan belajar bersifat multidimensional yang utuh. Dimensi keilmuan dipadukan dengan dimensi kehidupan.

Dengan demikian maka proses pembelajaran berbasis proyek sebagai instructional treatment yang berbasis masalah untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, sikap serta perilaku kewarganegaraan sebagai hasil belajar yang diperolehnya yang memungkinkan dan mendorong keikutsertaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

KESIMPULAN

Melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh guru bersama siswa dalam proses pembelajaran yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan program pembelajaran, pengamatan atau observasi dan refleksi dari masing-masing siklus dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PPKn berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik di kelas IX-C SMP Negeri 5 Tasikmalaya tahun pelajaran 2014-2015 . Adanya peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran, terlihat dari total nilai skor keseluruhan kriteria aspek penilaian dari siklus 1 sebesar 86,67% meningkat menjadi 93,3% pada siklus 2, sehingga terdapat peningkatan 6,6 %. Terdapat peningkatan rata-rata turut aktif dalam proses pembelajaran setiap tahap pembelajaran berbasis proyek mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih masalah, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, mempresentasikan hasil proyek dan refleksi pengalaman belajar dari 82,84 di siklus 1 dan naik menjadi 95,00 di siklus 2, sehingga peningkatannya sebesar 12,16.Terdapat peningkatan hasil belajar dalam tahap perencanaan yang meliputi mengidentifikasi masalah dan menentukan masalah diperoleh rata-rata 87,5 pada siklus 1, meningkat menjadi 92,50 pada siklus 2. Tahap pelaksanaan pembelajaran yang meliputi sistematika kegiatan, keakuratan informasi, kuantitas sumber data, analisis data dan penarikan kesimpulan diperoleh nilai rata-rata 87,75 pada siklus 1 dan meningkat menjadi 90,125 pada siklus 2. Sedangkan nilai rata-rata laporan yang diperoleh dari hasil penilaian presentasi, portofolio tayangan dan portofolio dokumen yaitu 90,08 pada siklus 1 meningkat menjadi 93,67 pada siklus 2. Terdapat peningkatan hasil belajar individu berdasarkan kemampuan menjelaskan laporan hasil proyek, menjawab pertanyaan dan berargumentasi dengan hasil rata-rata nilai individu pada siklus 1 adalah 86,14 dan siklus 1 menjadi 89,78, sehingga ada peningkatan sebesar 3,64.

SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian beberapa rekomendasi disampaikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada siswa melalui pembelajaran Pendidikan PPKn berbasis proyek dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik baik kompetensi pengetahuan, sikap maupun keterampilan sebagai hasil belajarnya, bahwa kepada rekan guru agar lebih memahami karakteristik materi pelajaran supaya dapat membelajarkan siswa lebih bermakna karena teknik dan metode, media serta pendekatan yang dilaksanakan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran tersebut. Kepada pengelola pendidikan khususnya di lingkungan sekolah agar lebih memperhatikan kelengkapan sarana dan prasarana yang menunjang terhadap kreatifitas guru dan siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Kepada instansi/lembaga yang berwenang agar memberikan kemudahan untuk kepentingan pendidikan jika suatu saat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa demi kemajuan kualitas pendidikan

Daftar Pustaka

Branson, M. (1999). Belajar Civic Education dari Amerika. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial

Budimansyah, D, (2009), Inovasi Pembelajaran Project Citizen. Bandung: Program Studi PKn SPS UPI Bandung.

Djahiri, K. (2002). PKn sebagai Strategi Pembelajaran Demokrasi di Sekolah. Makalah, Jurnal Civicus, Bandung: Jurusan PMPKN FPIPS UPI

Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.

Sapriya, dan Winataputra, U.S.(2004). Pendidikan Kewarganegaraan : Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran . Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn – FPIPS UPI

Winataputra, U.S. dan Budimansyah, D. (2007). Civic Education : Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung : Program Studi PKn Sekolah Pascasarjana UPI

Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.

Yudhistira, Dadang.2014. Menyusun Karya ilmiah Penelitian Tindakan Kelas yang Memenuhi Kriteria APIK. Bandung:Rizqi Press.

............2006. Pedoman Mata Pelajaran PPKn. BSNP. Depdiknas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Judulnya menarik Bu Ai. Keren.

29 Apr
Balas

Kalau saya share, bisa ga ya?

17 Apr
Balas



search

New Post