#tantanganGurusiana

#harike55

Semangat Belajar Prof. Wardiman

Sekitar pukul 08.00 waktu Zwolle, dengan udara pagi yang sangat dingin menusuk tulang, kami berangkat dengan minibus dari penginapan di hotel Campanille menuju Windesheim University of Applied Science, Zwolle. Hari pertama kegiatan shortcourse di universitas ini disambut oleh Lex Stomp, MA sebagai tuan rumah sekaligus nara sumber selama kami workshop di sana. 

Tim kami, terdiri dari 11 orang guru dan 3 orang pendamping dari Kemendikbud bersama-sama sebagai peserta kegiatan workshop. Tanpa membedakan status sosial, jabatan atau kedudukan kami duduk sebagai penerima materi workshop, mengikuti setiap arahan dan petunjuk yang disampaikan oleh Lex Stomp. Tak terkecuali Prof. Wardiman, yang notabene mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Justru beliau sangat antusias mengikuti setiap tahap proses pembelajaran. Sekali-kali bertanya, atau menjawab dan memberikan tanggapan atas materi yang disampaikan nara sumber dengan bahasa Inggrisnya yang sangat fasih. Memahami ketidakpahaman sebagian besar peserta termasuk saya sendiri terhadap apa yang dibicarakannya, beliau kemudian menerjemahkannya dalam bahasa Indonesia. 

Di awal pembelajaran di Windesheim, Mr. Lex Stomp memperkenalkan kota Zwolle dengan segala sarana dan prasarana yang dimilikinya. Salah satu ikon kota ini adalah Peperbusteron atau Pepper Mill Tower,  yaitu sebuah menara dengan tinggi 75 meter dibangun sejak abad ke-14. Selanjutnya menjelaskan tentang kampus Windesheim sebagai salah satu universitas ilmu terapan terbesar di wilayah Belanda. Kampus ini mengembangkan antara teori, praktik, penelitian dan pelatihan atau training bagi guru-guru. 

Suasana belajar dengan peserta workshop hanya empat belas orang nampak sangat akrab dan penuh kekeluargaan,  walaupun pemateri full berbahasa Inggris dan sebagian besar memang tak kupahami.  Bersyukurlan salah seorang peserta dari kami, rekan guru mata pelajaran Bahasa Inggris yang sudah sangat fasih dan piawai dalam komunikasi bahasanya dengan nara sumber, bernama Gilang Asri. Dia sekaligus sebagai translater, disamping Prof Wardiman yang sangat membantu kami memahami materi yang diberikan oleh Lex Stomp. 

Pembelajaran  saat itu sangat bervariasi, dengan pola tempat duduk berbentuk huruf U sehingga tidak monoton dan membosankan. Diselingi dengan kerja kelompok, dengan penentuan kelompok berdasarkan tempat duduk yang berdekatan. Begitu juga Prof Wardiman, tetap berbaur mengikuti kegiatan bersama kelompoknya tanpa rasa sungkan. Diantara prinsip hidupnya, adalah “janganlah pernah berhenti belajar”, dan “ selalu pro-aktif pada usia berapa pun”. Hal inilah  yang memberikan  keteladanan, motivasi, inspirasi dan semangat untuk terus belajar dalam usia bera pun. Maka tak heran jika semangat belajar yang ditunjukkan Prof Wardiman membuat kami, guru-guru nusantara makin kagum dan terharu atas aktivitasnya kini. Semoga kami tetap istiqomah untuk selalu bersemangat belajar, meneladani semangat belajarnya Prof Wardiman. Terima kasih Prof....sehat selalu...banggaku pernah bersama dalam berkegiatan. 

Kobar, 14032020