SILATURAHMI DAN BERBAGI PENGALAMAN
#TantanganGurusiana#
#Harike-6
SILATURAHMI DAN BERBAGI PENGALAMAN
Tulisanku dalam program tantangan menulis gurusiana kali ini masih merupakan reportase kegiatanku hari ini. Di saat sebagian orang menikmati hari libur imlek dengan berbagai aktivitas travellingnya atau liburan bersama keluarga maupun komunitas lainnya, tetapi kugunakan untuk memenuhi undangan dan kepercayaan kolegaku, Pak Tantan Sutandi, M.Pd di SMPN 2 Ciamis.
Kehormatan luar biasa, merasa tersanjung undangan kedua ini kupenuhi, sebelumnya beliau meminta untuk mengisi kegiatan workshop di sekolahnya namun dengan materi yang belum dikuasai. Tapi kali ini karena berkaitan dengan pengalamanku mengikuti berbagai event lomba karya tulis hingga membawaku terbang ke Benua Biru, merasa bertanggung jawab untuk sharing informasi dan pengalaman, dengan harapan semoga tergali semangat dan potensi rekan-rekan guru di sekolah itu untuk berkarya, apalagi sampai dapat mengikuti kegiatan lomba karya tulis ke tingkat nasional.
Kupersiapkan bahan-bahan presentasi semalam sambil terus bolak-balik nengok website gurusiana yang sempat trouble. Berusaha mengatur waktu dan pikiran agar tantangan menulis di gurusiana juga tak terlewat, namun power point untuk presentasi pun dipersiapkan walaupun malam kian larut. Tapi akhirnya selesai juga sebelum jam sebelas malam.
Pukul 07.45 berangkat dari rumah menuju lokasi IHT, dengan perasaan demam panggung serta kurang percaya diri kuobati dengan terus menghela nafas panjang disertai berdo’a terus kepada Allah SWT, agar diberi kemudahan, kelancaran, kepercayaan diri mampu menjalankan amanat menyampaikan materi yang ditugaskan.
Kurang sepuluh menit dari waktu yang dijadwalkan, tiba di SMPN 2 Ciamis. Sebenarnya, hari ini merupakan waktu kedua kalinya kukunjungi sekolah ini setelah beberapa tahun lalu diutus oleh kepala sekolah bersama rekan sejawat untuk melakukan studi banding berkaitan dengan sekolah penyelenggara RSBI dan sekolah berwawasan lingkungan.Sekolah ini menjadi rujukan sekolah-sekolah lain bahkan luar pulau Jawa pun pernah berkunjung ke sekolah ini berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah berwawasan lingkungan serta keberhasilan dalam program RSBI hingga dapat melaksanakan sister school dengan sekolah di Malaysia, saat itu sebelum status RSBI dicabut oleh Mahkamah Konstitusi.
Kedatanganku disambut dengan sangat hangat oleh bapak ibu guru warga sekolah, ada beberapa yang sudah kukenal selain Pak Tantan sebagai panitia IHT, juga ada rekan sesama guru PPKn yang pernah mengikuti kegiatan bimtek di PPPPTK PPKn/IPS di kota Batu Jawa Timur serta rekan yang pernah bersama dalam kegiatan shortcourse di Adelaide Australia dalam Program Magang Guru Profesional Jawa Barat selama hampir satu bulan.
Setelah bersilaturahmi dan perkenalan dengan semua guru, pembawa acara langsung mempersilahkan saya untuk menyampaikan materinya berkenaan dengan Best Practice. Sejak awal mengikuti lomba karya tulis dari tahun 2001 jenis karya tulis yang dibuat sebagian besar merupakan best practice. Jika dahulu belum dikenal istilah best practice itu, hanya dijelaskan merupakan laporan keberhasilan guru dalam pembelajaran atau kreativitas guru dalam pembelajaran maka lombanya juga disebut LKG (Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran pada tahun 2001, yang kemudian berubah tahun-tahun berikutnya menjadi Lomba Kreativitas Guru dalam Pembelajaran).
Sebelum menyampaikan mengenai best practice, ditampilkan terlebih dahulu profil dan beberapa dokumentasi photo pengalaman mengikuti aneka lomba karya tulis, tak ada niat untuk menyombongkan diri hal ini semata-mata dimaksudkan sebagai motivasi dan berharap menjadi inspirasi dengan pengalaman yang disampaikan.
Berkenaan dengan best practice, memang banyak pendapat atau sumber yang berbeda terutama mengenai sistematika atau juga gaya selingkung penulisan, tergantung dari tuntutan siapa yang berkepentingan, misalnya pihak panitia penyelenggara lomba atau tim penilai. Tetapi pada kesempatan ini disampaikan berdasarkan buku Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru Pembelajar (Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 4) bahwa pada dasarnya best practice bagi guru merupakan pengalaman nyata terbaik dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Best practice sebagai karya tulis guru yang berisi ide/gagasan pengalaman terbaik dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan pendidikan formal dan pembelajaran di satuan pendidikannya secara inovatif, kreatif, praktis berdampak positif terhadap layanan mutu pendidikan.
Pada kesempatan ini hanya disampaikan secara garis besar saja mengenai makna, ciri-ciri, prinsip serta tujuan penulisan best practice, sebagai sumber rujukan diambil dari Buku Kiat Praktis Menulis Best Practice, Karya Idris Apandi tahun 2019. Selebihnya berupaya mendampingi rekan-rekan guru untuk memulai menyusun karya tulis best practice.
Guru-guru yang duduknya sudah berkelompok berdasarkan rumpun mata pelajaran, diberi kesempatan untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman terbaiknya selama melaksanakan proses pembelajaran dalam menerapkan metode, model atau pun media pembelajaran dalam materi dan kelas tertentu. Selanjutnya tiap kelompok memilih salah satu pengalaman terbaiknya untuk dirumuskan dan disusun sebagai tema karya tulis best practice, jika sudah terpilih kemudian merumuskan judul karya tulis best practice, walaupun untuk judul masih bisa berubah setelah usai tersusunnya karya tulis secara keseluruhan.
Langkah berikutnya memandu rekan-rekan guru untuk menyusun latar belakang masalah, dengan mengidentifikasi beberapa hal yang berkaitan dengan idealnya pelaksanaan pembelajaran, tentang bagaimana seharusnya pembelajaran yang berkualitas, berdampak positif, mengandung pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Disertai pula beberapa hal mengenai kenyataannya bagaimana proses pembelajaran yang terjadi, untuk kemudian dapat dikembangkan menjadi beberapa paragraf adanya gap atau kesenjangan antara keharusan dan kenyataan dalam proses pembelajaran. Kemudian diajukan alternatif penyelesaian masalah atau solusi dengan mendeskripsikan salah satu atau kolaborasi dari model, teknik, strategi, metode, atau media pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah, selanjutnya disusun rumusan masalah, dengan kalimat pertanyaan, dapat menggunakan kata tanya “bagaimana”, atau “apakah”, misalnya, “bagaimana penerapan pembelajaran PPKn berbasis proyek dengan short movie terhadap pemahaman Nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik?”, atau “apakah pembelajaran PPKn berbasis proyek dengan short movie dapat meningkatkan pemahaman Nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik?”
Pendampingan berikutnya adalah merumuskan tujuan penulisan dengan menambahkna kata “untuk mengetahui”, misalnya “untuk mengetahui penerapan pembelajaran PPKn berbasis proyek dengan short movie terhadap pemahaman Nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik”. Sedangkan manfaat penulisan dapat dideskripsikan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan best practice bagi guru, peserta didik maupun sekolah sesuai dengan pandangan masing-masing.
Sehubungan keterbatasan waktu penyampaian materi, maka untuk kajian teori hanya menentukan point-point penting sajian definisi dari rumusan judul untuk kemudian dicari refferensi, kajian pustaka dari berbagai sumber kepustakaan. Misalnya dari judul “Penerapan Pembelajaran PPKn berbasis proyek dengan shortmovie terhadap Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila bagi peserta didik”, terdapat variabel “pembelajaran PPKn berbasis proyek”, “short movie” dan “pemahaman nilai-nilai Pancasila”. Variabel atau konsep itulah yang kemudian nanti dicari referensi untuk kajian teori.
Pada bagian akhir kegiatan ini juga dideskripsikan penjelasan singkat untuk bagian pembahasan yang meliputi langkah-langkah pelaksanaan, bahan atau materi pelajaran, media dan isntrumen yang digunakan, penyusunan laporan hasil, masalah yang dihadapi serta cara-cara penyelesaian masalah, simpulan dan rekomendasi.
Tak terasa waktu terus bergulir hingga menunjukkan pukul 12.00, menandakan agenda kegiatan harus diakhiri. Memang untuk penyusunan karya tulis ini tidak memadai waktu dalam satu kali pertemuan dalam beberapa jam saja, namun setidaknya rekan-rekan guru memiliki gambaran, untuk kemudian tergantung niatnya masing-masing, apakah mau dilanjutkan atau hanya sekedar pengetahuan saja pada saat pertemuan itu. Berharap mereka tetap bersemangat dapat menuliskan setiap pengalaman pembelajaran terbaiknya, paling tidak setahun sekali untuk memenuhi PKG dan SKP-nya.
Sebelum acara penutupan tentu saja sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan, mohon maaf yang sebesar-besarnya serta berterima kasih atas kepercayaannya hingga mendapat kesempatan bersilaturahmi dengan saudara-saudara seprofesi di sekolah ini. Sebagai tanda kenang-kenangan dan semoga terinspirasi dan termotivasi kuberikan cinderamata berupa buku tunggalku yang diterbitkan oleh Media Guru sebagai hasil pelatihan menulis di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun 2017, yang berjudul “Meniti Jejak Inobel Menuju Netherland”.
Kotabaru, 25012010

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar