Tafakur Diri atas Musibah yang Mewabah
#tantanganGurusiana
#harike62
Tafakur Diri atas Musibah yang Mewabah
Sepekan sudah menjalani social distancing, berusaha membatasi diri dari interaksi sosial di masyarakat. Tentu semua orang merasakan ketidaknyamanan atas situasi seperti ini. Pengumuman mendadak awal pekan lalu mengenai kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan dalam waktu empat belas hari. Sebagai seorang guru yang masih gaptek dengan pembelajaran daring, hanya bisa memberikan tugas belajar di rumah untuk satu pertemuan yang dapat dilakukan 2-3 jam pelajaran saja. Selama seminggu ini tentu juga memantau aktivitas belajar anak-anak di rumah dengan meminta orang tua untuk melaporkan proses belajar anak-anaknya dengan mengirimkan dokumentasi photo.
Selama sepekan ini pula terus kuikuti informasi melalui media televisi ataupun media sosial. Setiap hari diumumkan jumlah orang-orang yang terinfeksi virus corona dan korban yang meninggal dunia di negeri ini makin bertambah sejak hari pertama diumumkan. Lonjakan tambahan korban terinfeksi virus makin mencekam, menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan. Walaupun penderita pertama dinyatakan sembuh, tetapi jumlah korban meninggal pun makin bertambah.
Virus corona makhluk tak kasat mata, yang kutahu bentuk virus itu di media sosial sangat indah berwarna warni. Tapi mampu menggemparkan dunia, hampir seluruh negara melakukan tindakan penanganan dan pencegahan penyebaran virus dengan berbagai cara. Beberapa bulan lalu, hanya menonton bagaimana kesibukan negara-negara yang terinfeksi penyakit ini telah menghilangkan nyawa ribuan orang.
Tenaga medis dan paramedis yang menangani pasien ini benar-benar berjuang antara hidup dan mati. Dengan alat pelindung diri yang mirip astronot, dengan harga yang tak murah dan hanya sekali pakai ini. Lindungi mereka garda terdepan dalam penyembuhan pasien terinfeksi virus. Tetapi banyak yang tak mampu melawan ganasnya virus, sehingga di antara mereka pun menjadi korbannya.
Orang-orang yang tiba-tiba terjatuh dan bergelimpangan di jalan-jalan, karena terinfeksi virus mematikan itu. Sementara penanganan terhadap jenazah korban virus ini yang jumlahnya tidak sedikit, harus diangkut dari rumah sakit dengan truk-truk militer tanpa didampingi pihak keluarga menuju liang lahat kuburan massal. Betapa mengerikannya jika meninggal akibat virus ini, pengurusan jenazahnya yang berbeda dengan jenazah lainnya karena seluruh tubuhnya sudah terinfeksi sehingga harus langsung dimasukan dalam kantong plastik jenazah serta harus segera dikuburkan.
Kehidupan masyarakat yang terisolasi karena lock down, arus lalu lintas antarkota, antardaerah, antarnegara ditutup, serba kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Supermarket, pasar, toko-toko mendadak barang dagangannya diborong, masyarakat sudah terkena panic buying. Apalagi barang-barang yang sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini, seperti masker maupun handsanitizer sudah jarang ditemukan di pasaran, kalau pun ada harganya sangat mahal.
Musibah pandemi virus corona yang mewabah membatasi pergerakan dan lalu lintas manusia. Bahkan pemerintah harus memberikan kebijakan untuk membatasi ruang gerak masyarakat, menghentikan seluruh aktivitas kerumunan massa. Dengan seruan tetap di rumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah di rumah. Maka tempat-tempat ibadah yang sifatnya massal, juga dihentikan untuk sementara waktu. Kebijakan ini harus benar-benar ditaati, masyarakat harus disiplin guna menghindari penyebaran virus yang makin merajalela.
Sedih, prihatin, seumur hidupku mengalami kondisi seperti ini. Perlu mawas diri, menafakuri atas segala amal perbuatan selama ini. Mohon ampun atas segala abaiku, lalaiku, salahku. Baru kali ini kusaksikan mesjid-mesjid besar dikosongkan, disterilkan, hingga dibatasi sholat berjamaah. Bahkan di tanah suci, dua mesjid besar, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, benar-benar dikosongkan. Gerangan apa yang terjadi dengan dunia ini. Teguran Allah begitu dahsyat, menjadikan sepinya rumah-rumah ibadah. Selama ini kita lalai dalam memakmurkan mesjid. Ya Allah ampuni kami yang lalai, ampuni atas segala dosa. Mohon kembalikan virus itu ke tempat asalnya yang tidak mengganggu kehidupan manusia. Mohon kembalikan kehidupan bangsa ini seperti sebelum terjadinya wabah ini. Jadikan pelajaran berharga bagi bangsa ini untuk memperbaiki diri, meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi berbagai ancaman dan gangguan.
Kobar, 21032020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar