Ai Tin Sumartini

Ai Tin Sumartini, M.Pd, lahir di Cikajang Garut Jawa Barat. Pengabdian sebagai guru PPKn sejak tahun 1994. Pendidikan terakhir S2 Program Studi PKn di SPs UPI B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terbang Bersama Prof. Wardiman

Terbang Bersama Prof. Wardiman

#tantanganGurusiana

#harike54

Terbang Bersama Prof. Wardiman

Seringnya bepergian ke luar negeri, bagi Prof. Wardiman sudah terbiasa lagi dengan kehidupan dan kebiasaan di negara itu. Tetapi, bagiku dan sebagian besar rekan-rekan guru keadaan ini merupakan pengalaman pertama, sehingga sangat kaget luar biasa. Begitu kami menginjakkan kaki di Bandara Schiphol Amsterdam, Belanda, yang letaknya empat meter berada di bawah permukaan laut, dengan suhu saat itu minus delapan derajat celcius, benar-benar terasa sangat dingin.

Walaupun dilengkapi pakaian musim dingin, long jhon, jaket bulu angsa, syal, sarung tangan, dan penutup telinga, tetapi wajah yang tak tertutup apapun terasa membeku ketika berada di ruang terbuka. Hanya sebentar saja untuk sekedar photo bersama di depan gerbang bandara, kemudian berlarian menuju bis yang akan mengangkut kami ke kota Zwolle yang berada di wilayah provinsi Overijssel. Bagi Prof. Wardiman, suasana musim dingin seperti ini sudah tak asing lagi. Apalagi masa kuliahnya setelah lulus dari ITB, beliau melanjutkan ke universitas di Eropa, yaitu di Universitas Aachen, Jerman Program S2 tahun 1962, kemudian program S3 di Universitas Delft, Belanda tahun 1985.

Perjalanan dari bandara menuju Hotel Campanille, Zwolle, sebagai tempat menginap kami selama satu minggu dilalui dalam waktu sekitar 2 jam. Sepanjang jalan nampak berhamparan rumput berselimut butiran es yang memutih, namun bukan salju. Ingin rasanya menyentuh rumput-rumput itu. Dari kejauhan kincir angin bertebaran di pinggir-pinggir sungai atau dam. Baru kuyakini, dan kubuktikan dengan mata kepala sendiri tentang julukan Negara Belanda sebagai Negeri Kincir Angin, memang benar lebih dari seribu kincir angin tersebar di seluruh wilayah Belanda.

Untuk menghilangkan rasa penasaran yang menggelayut terhadap butiran es di sepanjang jalan maupun rumput, begitu turun dari bis di pelataran hotel Campanille buru-buru kusentuh tembok pagar di sekitar hotel. Benar-benar terasa dingin, nampak seperti butiran es berasal dari embun yang mengkristal.

Kebersamaan dengan Prof. Wardiman sangat mengagumkan, perasaanku seperti hadir kembali ayah tercinta yang sudah menghadap Illahi sekitar 38 tahun lalu. Jika beliau masih ada, usianya hampir mendekati dengan Prof. Wardiman. Kami, guru-guru yang mendapat anugerah berpetualang bersama beliau sangat bangga. Memanfaatkan setiap kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman dari beliau, meskipun sesekali diselingi dengan bahasa Jawa, Belanda, serta bahasa Inggris. Termasuk kesempatan ketika makan malam pertama di penginapan itu. Tak mengira sebelumnya, jika makan malam akan dilakukan di restoran hotel. Pikirku akan keluar dari hotel dengan cuaca malam yang sangat dingin, melebihi dinginnya di siang hari saat kedatangan ke kota ini. Maka saya bersama adik baruku, Febty teman satu kamar, dengan kostum musim dingin lengkap menuju ke ruangan yang telah ditentukan guide kami. Ternyata mereka dengan pakaian biasa tanpa jaket dan asesoris apapun di ruangan itu yang tak terasa dingin sedikitpun, karena dipasang AC penghangat udara. Sementara di kamar, mesin penghangat udara belum terpasang, sehingga merasa sangat kedinginan.

Prof Wardiman pun tanpa jaket, hanya stelan jas yang sering beliau pakai. Rasa malu, ternyata kami berdua saltum, salah kostum. Makan malam di restoran itu dengan udara hangat, tanpa harus berpakaian lengkap musim dingin. Guide kami pun, Holdy menjelaskan bahwa jika di dalam ruangan apalagi saat makan malam kebiasaan di Belanda, supaya jaket dilepas dan disimpan di tempat penyimpanan khusus karena udara dalam ruangan tidak sedingin di luar. Pelajaran berharga yang pertama kuperoleh mengenai tata krama dan kebiasaan di negeri yang baru kukunjungi ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post