Ai Tin Sumartini

Ai Tin Sumartini, M.Pd, lahir di Cikajang Garut Jawa Barat. Pengabdian sebagai guru PPKn sejak tahun 1994. Pendidikan terakhir S2 Program Studi PKn di SPs UPI B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tertularnya Virus Literasi

Tertularnya Virus Literasi

#tantanganGurusiana

#tantanganharike12

Tertularnya Virus Literasi

Memasuki tantangan di website gurusiana hari ke-12, rehat dulu dari tema yang sedang kutulis secara seri dari satu rangkaian kegiatan. Kali ini akan kutulis pengalamanku mengikuti gerakan literasi di gurusiana ini. Sepertinya sudah mulai tertular virus literasi, bukan virus corona yang sedang mewabah dari kota Wuhan akhir-akhir ini. Tetapi virus yang memberikan energi positif untuk bersemangat menulis setiap hari tanpa henti.

Sebenarnya sudah lebih dari dua tahun kuikuti website gurusiana, sejak turut serta dalam kegiatan kelas menulis Media Guru yang diselenggarakan di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Motivasiku ikut kelas menulis ini karena rasa penasaran bagaimana cara menulis buku yang layak untuk diterbitkan.

Sebelumnya berseliweran poster-poster kelas menulis Mediaguru yang diselenggatakan di bebagai kota di seluruh wilayah nusantara ini, dengan nara sumber yang sama, selalu satu paket yaitu Pak Mohammad Ihsan dan Pak Eko Prasetyo. Seiring dengan boomingnya gerakan literasi dalam dunia pendidikan, khususnya bagi guru dan tenaga kependidikan bekerja sama menyelenggarakan workshop membimbing peserta untuk menulis hingga bukunya dapat diterbitkan.

Berhari-hari kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini kunanti, hingga suatu ketika kesharlindung dikdas juga menyelenggarakan workshop gerakan literasi bagi guru-guru alumni lomba Inovasi Pembelajaran, lomba guru berprestasi, lomba anugrah konstitusi, olimpiade guru nasional, tahun 2016. Rasa kecewa saat itu karena saya tak terundang, padahal kuikuti dua jenis lomba yaitu inobel dan anugerah konstitusi, keduanya meraih kejuaraan lagi. Sementara teman-teman lain finalis saja dari salah satu lomba tersebut hampir semuanya terundang. Tetapi rasa kecewa tak membuat putus asa, sambil kurancang beberapa bahan tulisan jika suatu saat nanti ada kesempatan untuk mengikuti pelatihan menulis.

Masa penantian itu berakhir, saat seorang teman di facebook menuliskan status pengumuman kelas menulis yang diselenggarakan di kota Bandung dengan nara sumber “satu paket” itu. Kesempatan untuk berburu ilmu dengan lokasi pelatihan terdekat, walaupun harus berbayar biarlah sebagai pengorbanan untuk mencari ilmu dan dapat bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh gerakan literasi. Kuhubungi nomor kontak panitia penyelenggara, dan menyatakan untuk daftar sebagai peserta kelas menulis.

Pengalaman menulis buku dan diterbitkan, sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 2004, tetapi berupa buku pelajaran. Penerbitannya juga masih amatiran, melalui wadah MGMP didororong kebutuhan untuk melengkapi sumber pelajaran, maka kutulis modul pembelajaran yang berisi materi, petunjuk pengerjaan tugas kelompok maupun individu, serta latihan-latihan soal untuk satu semester setiap kali percetakan. Alhamdulillah guru-guru PPKn se-kota Tasikmalaya merasa terbantu dengan adanya modul itu, bahkan beberapa teman di luar kota pun memesan untuk dipergunakan bagi peserta didiknya. Pengalaman menulis buku berlanjut saat dipercaya oleh pusat kurikulum dan perbukuan untuk menulis buku siswa mata pelajaran PPKn edisi revisi kurikulum 2013, pada tahun 2015. Walaupun banyak sekali rintangan, tetap berusaha menyelesaikan buku itu, dan hingga kini masih dipergunakan sebagai buku paket di seluruh Indonesia.

Keinginan untuk menulis buku dalam jenis lain, selain buku pelajaran selalu menggebu, maunya berupa fiksi. Tetapi daya imajinasi untuk mengarang cerita fiksi, kurang terlatih, merasa tak percaya diri. Maka materi yang akan ditulis merupakan perjalanan hidup sebagai pengalaman terbaik yang pernah dialami. Kesempatan untuk menimba ilmu tentang kepenulisan kuikuti bersama media guru di kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Sebelumnya kerangka buku yang akan ditulis sudah disiapkan menjelang keberangkatan ke lokasi pelatihan.

Saat tiba di tempat pelatihan, peserta hampir semua sudah hadir. Ruangan nampak penuh walaupun acara belum dimulai, kucari kursi yang masih kosong hanya beberapa saja di barisan belakang menandakan ruangan sebesar ini penuh dengan peserta yang haus ilmu, juga antusias guru-guru Jawa Barat sangat tinggi terhadap gerakan literasi terutama tentang tata cara menulis sekaligus menerbitkan tulisannya.

Setelah kuikuti materi demi materi dari nara sumber yang sekaligus jadi selebriti literasi saat itu, wawasanku mulai terbuka, keberanian dan kepercayaan diri mulai muncul. Mengamati penjelasan maupun pengalaman kedua nara sumber ini sepertinya mudah saja untuk menulis. Jika memiliki niat untuk menulis, maka tulislah, apa pun di sekeliling kita, segala apa yang kita lihat, kita dengar bisa menjadi tema atau bahan tulisan. Bahwa kita harus mulai menuliskan apa yang akan kita kerjakan, dan kerjakan apa yang telah kita tulis. Kata-kata memotivasi untuk menulis selalu terngiang di telinga. Tinggal niat yang kuat, serta berusaha meluangkan waktu untuk latihan menulis. Akhir dari pelatihan, seluruh peserta diberi tantangan untuk menulis dengan diberi waktu lima hari pasca pelatihan, maka naskah tulisan minimal 75 halaman sudah beres kirim file.

Sejak kegiatan pelatihan kelas menulis itu, segera kutekadkan dapat menyelesaikan naskah tulisan. Maka langkah jitunya adalah menceritakan pengalaman terbaik yang telah kudapatkan beberapa bulan terakhir. Saat itu baru beberapa bulan kulalui perjalanan shortcourse ke Belanda bersama rekan-rekan guru prestasi lainnya sebagai reward atas hasil kerja kerasku dalam ajang lomba karya inovasi pembelajaran tingkat nasional. Sekaligus ingin sharing pengalaman, yang bermula dari pelaksanaan pembelajaran yang kreatif, dibuatkan laporan pembelajaran terbaik (best practice), saat lomba inobel meraih juara pertama, hingga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan shortcourse ke negeri Belanda, serta perjalanan dan kegiatan selama di Benua Biru tersebut.

Dengan tekad yang kuat, ternyata tantangan itu berhasil kupenuhi. Lima hari selesai naskah tulisan, dengan judul “Meniti Jejak Inobel Menuju Netherland” . Langsung dikirim file naskah tersebut, untuk diproses dalam tahap editing naskah dan lay out, serta cover. Beberapa hari kemudian dikirim file cover yang cantik untuk buku “True Story” perdana yang kutulis. Rasa haru dan bangga, ternyata bisa juga menulis buku dan menerbitkannya walau bersifat indie. Buku pertama yang diterbitkan oleh Media Guru yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, sehingga di covernya juga diberi logo WJLRC sebagai gerakan literasi yang masif dilaksanakan di wilayah Jawa Barat.

Untuk tetap menjalin komunikasi serta konsultasi menulis, diinformasikan bahwa ada website khusus bagi guru-guru penulis, yaitu gurusiana, serta bergabung dengan grup Media Guru di Facebook. Waktu itu juga serta merta kuikuti buat akun dan daftar di website gurusiana serta meminta bergabung di grup FB. Tetapi jarang sekali kubuka website gurusiana, upload tulisan juga hanya beberapa kali. Jika kubuka media sosial facebook, hanya sekedar menyimak tulisan rekan-rekan guru maupun CEO serta para petinggi MGI yang terus memberikan semangat menulis bagi anak buahnya. Sampai aktivitas Temu Guru Penulis Nasional pun saya sering menyimak, bahagia sekali jika berada di tengah-tengah guru-guru hebat literat sejati.

Nuraniku baru terusik kembali, tersengat virus literasi manakala Pak Komandan mengumumkan tantangan gurusiana menulis setiap hari tanpa henti dengan target 30 hari, 60 hari dan 90 hari. Sedikit cuek, kurang peduli, apalagi salah satu syarat harus punya kartu anggota media guru, yang belum kupunya. Setelah beberapa hari berjalan sejak launching tantangan gurusiana, makin panas menyimak tulisan guru-guru yang bersemangat menulis. Kusiapkan amunisi bahan apa yang akan kutulis, siapkah mengikuti tantangan itu. Segera kudaftar untuk memiliki kartu anggota Media Guru, biar bisa memenuhi persyaratan mengikuti tantangan itu. Hingga mulailah menulis tantangan gurusiana di hari pertama, di saat penulis lain sudah menginjak hari ke-7. Tak apa, biar terlambat asal selamat semoga minimal mencapai 30 hari tanpa jeda.

Baru saja mengikuti tantangan gurusiana hari ke-2, ada lagi informasi lomba menulis artikel mengenai penggunaan internet bagi pendidikan, dengan waktu deadline hanya empat hari sejak pengumuman. Wow....sengatan virus apalagi ini. Kupelajari tata cara dan persyaratan mengikuti lomba menulis artikel ini dengan seksama. Ternyata semua persyaratan administrasi semua sudah tersedia, berkenaan dengan kartu telepon yang kupakai, sejak menggunakan HP jadul semua anggota keluargaku pengguna setia mentari dari indosat sampai sekarang beralih ke smartphone maupun tablet.

Akan kuhadapi dengan penuh semangat virus literasi ini, tetapi harus kupenuhi dulu tantangan menulis hari itu biar tak kembali ke angka 0 seperti ikonnya pertamina. Jadi sehari itu, kutulis dua naskah dan dikirim pada hari yang sama. Tantangan gurusiana kupenuhi di siang hari sambil mengajar, kusempatkan menuliskan reportase kegiatan pagi hari. Sore hari kusiapkan naskah tulisan untuk mengikuti lomba menulis artikel, hingga bisa terlesaikan malam hari dan langsung diupload malam itu juga supaya tidak melewati deadline.

Hari-hari menjelang pengumuman lomba menulis, akhirnya datang juga. Ternyata naskahku masuk sebagai salah satu daftar peserta lomba menulis internet untuk pendidikan (Media guru dan Indosat) dari 129 peserta. Bahagia dan terharu, naskah beberapa jam yang ditulis ternyata bisa masuk daftar peserta. Tak lama kemudian muncul lagi pengumuman 52 pemenang lomba menulis internet pendidikan, dan naskahnya akan diikutsertakan dalam buku Antologi Internet Pendidikan untuk Indonesia lebih baik. Alhamdulillah....makin tambah semangat terus berkarya, walaupun akhirnya naskahku tak masuk kejuaraan tiga besar. Tak apa, yang penting virus literasi ini makin menyebar dan memberikan energi positif.

Kotabaru, 31012020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post