Ai Tin Sumartini

Ai Tin Sumartini, M.Pd, lahir di Cikajang Garut Jawa Barat. Pengabdian sebagai guru PPKn sejak tahun 1994. Pendidikan terakhir S2 Program Studi PKn di SPs UPI B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Vonis Hidup Tinggal 10 Persen

Vonis Hidup Tinggal 10 Persen

#tantanganGurusiana

#hatike133

Pentigraf

Vonis Hidup Tinggal 10 Persen

Tak seperti biasanya, si Umeng jalan sempoyongan masuk pintu rumah yang tengah terbuka. Tiba-tiba, guprak terjatuh. Badannya lemas. “De, lihat nich si Umeng kenapa?”, teriakku pada anak bungsuku. Segera anakku menghampirinya. Lalu dipangkunya si kucing kampung kesayangan yang sudah lebih dari setahun jadi kucing rumahan. “Meng, kenapa kamu, sakit, ya?” anakku selaou ngajak ngomong si Umeng. Apalagi kondisi seperti itu baru terjadi selama kucing lucu berbulu belang abu putih hitam itu. Dielus-elusnya, lalu dibuatkan tempat tidur di atas kotak keranjang berlapis kain tebal. Si umeng tetap saja tak bereaksi, hanya matanya sesekali berkedip, dan terlihat mengeluarkan air mata.

Seisi rumah geger dengan kondisi kucing yang mengkhawatirkan. Tak mau makan dan minum. Biasanya makan dengan lahapnya sehari tiga kali. Ikan pindang keranjang kesukaannya bercampur nasi, selalu habis satu piring. Sekarang, tak sesuap pun ia makan hanya susu sereal yang disuapi ke mulutnya, agar ada sesuatu minuman yang masuk ke perutnya. Dua hari kondisi seperti itu, khawatir si Umeng mati. Kami sudah sangat menyayanginya. Segera suamiku bawa ke klinik hewan. Namun, ternyata, apa kata mantri hewan itu? “Wah, kondisinya sudah parah, paling tinggal 10 persen lagi ia bisa bertahan hidup”. Berita yang sungguh sangat menyedihkan, tak memberikan sikap optimis bagaimana supaya si Umeng bisa sehat dan panjang umur.

Dengan berbekal obat yang diberi dari klinik, setelah diberi minum susu sereal kemudian dimasukan obat ke mulutnya dengan menggunakan spet suntikan bekas tinta printer. Kami telaten memberinya minum, dicoba dengan makanan khusus kucing pun tak mau. Sudah hampir seminggu tak makan, seperti biasanya. Sesekali jalan menuju kamar mandi, tapi tak minum, hanya berdiam diri. Suamiku bikang, jika kucing sudah sering ke kamar mandi biasanya itu tanda-tanda kematian sudah dekat. Bingung dengan kondisi itu. Kucoba, meminumkan dua sendok madu sehari tiga kali. Lidahnya juga sudah menjulur-julur, air liur dari mulutnya sering keluar. Badannya tercium bau. Kami telaten mengelusnya. “Meng, jangan mati, ya....kamu haru semangat sembuh, minum madu dan obatnya, biar sehat kembali”, lirihku sambil terus kuelus-elus bulunya. Keesokan pagi, kulihat kotak keranjang sudah kosong, ke mana si Umeng? Ternyata sudah bisa jalan-jalan dan pindah duduk di kursi. “Meng, kamu sudah sembuh?”, tanyaku. “Meong-meong....”. Alhamdulillah, si Umeng sudah bisa mengeong lagi, sejak seminggu tak bersuara. Semoga vonis tinggal 10 persen itu hoax. Dan memang benar...ia kini lincah kembali, jadi jagoannya kucing kampung di kompleks perumahanku.

Kobar, 31052020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aduh boro tos reuwas, kamari pedah teu pendak srg si umeng teh

01 Jun
Balas

Alhamdulillah. Si Umeng sehat kembali

02 Jun
Balas

Alhamdulillah...

01 Jun
Balas

Berkat madu kuat, si Umeng perkasa lagi

31 May
Balas

Benar...hebat...jadi jagoan kampung lagi...

31 May



search

New Post