Haji merupakan salah satu rukun islam. Sebagai rukun islam yang kelima, ibadah haji merupakan ibadah yang memiliki kharimastik bagi umat islam.

Haji ibadah universal, merangkul seluruh muslim yang berada di bumi ini. Semua umat islam yang telah memiliki kemampuan berhaji berkewajiban untuk mengerjakan rangkaian ibadah yang sama, tanpa ada perbedaan diantara mereka dengan yang lainnya.

Pelaksanaan manasik yang dilakukan seorang muslim yang berasal dari Asia, tidak berbeda pelaksanaannya dengan apa yang dilakukan oleh seorang muslim Afrika. Ihram yang dilakukan jamaah haji Eropa tidak akan berbeda dengan pelaksanaan ihram yang dilakukan oleh jamaah haji Amerika. Wuquf yang ditunaikan oleh bangsa arab tidak akan berbeda dengan wuquf yang dilaksanakan oleh umat islam Indonesia. Mereka melaksanakan pada waktu dan tempat yang sama. Semua jamaah haji dalam pandangan Allah SWT sama tanpa ada perbedaan. Yang membedakan hanyalah ketakwaan mereka kepada Allah SWT semata.

Setiap muslim berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji ke baitullah. Mereka berupaya sekuat tenaga mempersiapkan segala daya upaya demi mengunjungi ka’bah. Pemikiran, waktu dan kesempatan mereka tuangkan agar bisa datang menunaikan kewajiban yang ditimpakan kepada mereka. Untuk persiapan berangkat ke tanah suci, mereka menjual segala apa yang dimiliki untuk beribadah di sana. Bukan suatu kejanggalan lagi kalau fenomena tersebut dilihat dalam masyarakat .

Sebagai tiang agama, ibadah haji merupakan salah satu penopang agama. Kokohnya agama ini dibuktikan dengan kewajiban pensyariatan haji. Umat islam berdatangan ke Mekkah berduyun-duyun mengumandangkan talbiyah panggilan Allah SWT terhadap mereka. Pekikan takbir bergema menjulang ke langit memperkuat kesatuan para jamaah dari seluruh penjuru negeri.

Seorang muslim tidak akan merasakan nyaman di saat beribadah tanpa ada rasa ketundukan secara totalitas di hadapan Allah SWT, tanpa menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah SWT, tentulah pribadi tersebut tidak akan kokoh dan kuat, disebabkan lemahnya diri dibawah kekuatan Allah SWT. Karena ibadah haji tersebut, melambangkan kesatuan yang utuh yang berasal dari Allah SWT untuk umat islam sedunia.

Pada hari ini apabila ada orang yang menyatakan dan beranggapan bahwa ibadah haji bukanlah suatu kewajiban maka pernyataannya tersebut tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan rasul-Nya. Mereka tergolong kelompok yang mengingkari ketetapan yang diwajibkan Allah SWT dan rasul-Nya dan telah mengingkarinya.

Allah SWT mewajibkan pelaksanaan ibadah haji lewat alquran dan hadits nabinya. Banyak sekali ayat-ayat alquran dan hadits nabi yang menyatakan kewajiban haji tersebut.

Kewajiban ini telah disyariatkan semenjak diutusnya nabi Ibrahim sebagai pengemban dakwah. Kewajiban ibadah haji ini telah dimulai semenjak nabi Ibrahim dan Ismail membangun kabah yang berada di kota Mekkah. Kemudian kewajiban haji ini terus menerus disyariatkan Allah SWT kepada para nabi sebelum kedatangan nabi Muhammad SAW. Pada zaman rasulullah, kewajiban haji ini disyariatkan, disempurnakan dan menjadi salah satu rukun agama ini. Rasulullah menyatakan bahwa ibadah haji adalah salah satu rukun untuk berdirinya agama ini. Hal itu beliau sampaikan dalam hadits yang berbunyi :

بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت من استطاع إليه سبيلا

Artinya : “Islam dibangun berdasarkan kepada lima hal. Kesaksian tidak ada tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT, mendirikan sholat, membayarkan zakat, berpuasa pada bulan ramadhan dan melaksanakan haji ke baitullah bagi yang mampu ke sana.”

Berdasarkan hadits diatas dapat diketahui bahwa lima pilar berdirinya agama ini yang tidak bisa dipisahkan antara rukun dengan rukun yang lainnya.

Pertama ; Islam berdasarkan kepada kesaksian tiada tuhan yang pantut disembah selain Allah SWT dan kesaksian terhadap kerasulan Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.

Kedua ; islam berdiri atas kewajiban mendirikan sholat sebagai lambang ketundukan seorang muslim kepada rabbnya. Dengan sholat, hubungan seorang hamba dengan rabbnya tidak akan pernah putus dan selalu berkesinambungan. Dengan sholat, seorang hamba mampu menanamkan nilai keislaman pada dirinya dan orang yang berada di sekelilingnya.

Ketiga ; islam berdasarkan kepada kewajiban membayar zakat. Bilamana seorang muslim yang telah dinyatakan mampu dan berkewajiban untuk menunaikan zakat, berarti dia telah menancapkan nilai-nilai keislaman di tengah sosial masyarakat dengan menunaikan zakat dari sebagian hartanya.

Keempat ; islam berdasarkan kepada kewajiban menunaikan ibadah puasa. Menahan hawa nafsu di siang hari pada bulan ramadhan menandakan telah berdirinya agama ini. Tanpa pelaksanaan kewajiban puasa ini, berarti agama islam tersebut tidak kokoh dan lemah dikarena mengindahkan kewajiban ini.

Kelima ; kewajiban menunaikan ibadah haji ke baitullah bagi yang telah mampu pergi kesana adalah salah satu pilar islam yang tidak mungkin dihilangkan dalam agama ini dan tidak mungkin dilupakan dalam pribadi seorang muslim.

Setelah terkumpulnya seluruh pilar-pilar ini di dalam pribadi seorang muslim, maka pribadi muslim tersebut telah menegakkan agama dalam dirinya. Dia menjadi seorang pribadi yang tunduk kepada tuhannya. Dan apabila semua rukun islam ini berdiri dalam kelompok muslim, maka jadilah kelompok ini menjadi kelompok yang menundukkan diri di hadapan sang pencipta alam semesta.